Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Awas, Dampak Berbahaya Tidur di Dalam Mobil dengan AC Menyala
11 Mei 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, tampaknya tak sedikit yang keliru menganggap fenomena itu disebut sebagai keracunan AC. Padahal hal tersebut tidak tepat, yang sebenarnya adalah keracunan gas karbon monoksida atau CO yang menyelinap masuk ke kabin mobil.
Gas CO jelas merupakan hasil dari pembakaran mesin mobil yang biasanya dibuang melalui saluran knalpot. Namun, tak berarti tidak adanya potensi zat berbahaya ini masuk ke dalam kabin, salah satunya melalui pendingin kabin atau AC.
Melansir siaran resmi Auto2000, risiko menghirup udara yang terkontaminasi gas CO adalah reaksinya yang dapat menggantikan oksigen di dalam darah ketika mengikat sel darah. Akibatnya, tidak ada pasokan oksigen ke jantung, otak, dan organ vital lainnya.
Jelas sampai di sini bahwa tidur atau beristirahat dalam waktu lama di mobil dengan AC menyala sangat tidak dianjurkan. Lebih-lebih, gas CO memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna, dan sulit terdeteksi oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, gas CO memiliki daya serap ke tubuh 250 kali lebih cepat daripada oksigen. Karbon monoksida akan merusak saraf-saraf dan membuat seseorang kehilangan nyawa.
"Jadi, ini gas yang sangat beracun yang dikeluarkan oleh knalpot. Oleh karena itu, perawatan mobil harus betul-betul tidak hanya konsentrasi kepada mesin, oli, dan sebagainya. Tapi asap knalpot atau dari mana itu harus diperiksa, jangan sampai ruang penumpang kemasukan karbon monoksida," kata Jusri kepada kumparan.
Adapun, terdapat beberapa gejala bila seseorang mulai keracunan gas CO di dalam mobil. Ciri-cirinya adalah badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi. Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek yang menyebabkan korban seperti tidak bisa tertolong adalah begitu badan sudah terpapar gas CO dengan kadar tinggi, pada saat itu juga badan sudah memasuki fase sangat lemah. Bahkan, untuk sekadar membuka pintu mobil akan sangat sulit.
Bagaimana bisa gas CO masuk ke dalam kabin mobil?
Lantas, bagaimana bisa gas CO hasil pembakaran mesin yang dibuang melalui jalur khusus seperti knalpot tetap bisa masuk ke dalam kabin? Menurut Auto2000, ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut sangat mungkin terjadi.
Kendati pabrikan mobil sudah melakukan berbagai perhitungan dan merancang mobil seaman mungkin, tetapi nyatanya setiap komponen memiliki umur yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Misalnya, pipa knalpot.
Pipa knalpot dalam jangka waktu tertentu bisa timbul karat pada sisi tertentu. Bila tidak dilakukan pengecekan atau perawatan berkala, maka potensi terjadinya kebocoran sangatlah besar. Gas CO yang harusnya terbuang seluruhnya ke udara, bisa saja masuk ke kabin.
ADVERTISEMENT
Berbicara soal kabin artinya erat kaitannya dengan kondisi bodi, yang merupakan faktor lain masuknya gas CO. Tidak peduli dengan diameternya seperti batang jarum, zat udara berbahaya itu tetap bisa menyelinap ke dalam kabin.
Di sini juga perlunya rutin memeriksa kondisi bodi mobil, terutama bagian bawah atau yang dekat dengan mesin dan knalpot. Adanya bagian yang terkena karat, juga bisa berpotensi terciptanya lubang yang menjadi jalur masuk gas karbon monoksida.
Maka dari itu lakukan kiat-kiat ini agar terhindar dari keracunan gas karbon monoksida. Pertama jangan suka berdiam di dalam mobil dalam jangka waktu lama, apalagi dengan mesin dan AC menyala di area parkir tertutup seperti di basement, garasi, atau sejenisnya.
Namun, jika memang hanya berencana di dalam mobil dengan waktu yang tidak lama, sebaiknya buka kaca sedikit sekitar 3-5 cm agar menciptakan sirkulasi yang memadai. Kendati demikian, potensi keracunan tetap lah tinggi.
ADVERTISEMENT
Bila sudah merasa ada gejala keracunan gas CO seperti yang telah di paparkan pada paragraf sebelumnya, segera keluar dari mobil untuk menghirup udara segar. Jika badan sudah telanjur sangat lemas, usahakan menekan klakson untuk menarik perhatian orang di luar.
Terakhir, paling penting adalah menjaga mobil dalam kondisi sehat dan baik dengan cara rutin melakukan perawatan berkala. Pada periode servis, sejatinya bagian-bagian mobil seperti kabin, mesin, dan knalpot turut diperiksa.
Tak ada salahnya rajin memeriksa kadar gas CO yang dihasilkan knalpot mobil dengan uji emisi. Ambang batas emisi di Indonesia berpatokan pada parameter Karbon Monoksida (CO) 1,5 persen Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol.
Hasil dari uji emisi akan dimanfaatkan untuk mengecek kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi bilamana kadar emisi mobil melampaui ambang batas akibat proses pembakaran pada mesin mobil tidak sempurna.
ADVERTISEMENT
Proses pembakaran di ruang mesin ada kaitannya menekan angka gas CO karena minimnya endapan karbon sisa pembakaran di ruang bakar. Untuk itu, kondisi busi menjadi salah satu aspek pengecekan.
Kebocoran oli yang ikut terbakar juga bisa meningkatkan nilai CO, di mana angka Air Fuel Ratio (AFR) harus tepat guna memperoleh pembakaran yang sempurna.
“Servis berkala juga dapat membantu mendeteksi kalau ada kebocoran di kabin mobil yang dapat berbahaya kalau sampai kemasukan gas beracun, termasuk potensi kerusakan pada saluran knalpot,” ujar Marketing Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara.
***