Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Penggunaan busi harus menyesuaikan spesifikasi dan anjuran pabrikan kendaraan. Tiap busi memiliki kode berbeda-beda yang menyesuaikan ragam jenis kendaraan, untuk itu jangan sampai salah pasang busi.
ADVERTISEMENT
Supaya mengetahui kode dan spesifikasinya, tinggal baca buku pedoman kepemilikan. Atau biar tidak ribet tinggal samakan dengan busi sebelumnya (satu merek).
Lalu apa jadinya bila memasang busi tidak sesuai anjuran pembuat kendaraan? Atau menggunakan busi yang kodenya berbeda?
Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Oktaviano menjelaskan, dampaknya secara teknis berpengaruh terhadap kerusakan komponen busi dan mesin kendaraan.
"Tentunya akan berpengaruh terhadap ketidaknyamanan berkendara. Penggunaan busi yang tidak tepat akan membuat penurunan kerja mesin," jelasnya saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Drat dan ulir rusak
Pertama ujar Diko bisa terlihat dari kerusakan drat. Pasalnya tiap busi memiliki ukuran ulir yang berbeda. Makanya jika tidak sama alias dratnya terlalu renggang atau rapat, saat proses pemasangan bisa merusak bagian drat-nya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi ulir pada blok mesin ikutan berubah bentuknya. Sehingga pada saat memasang busi selanjutnya bisa tersendat.
"Makanya enggak semua busi itu cocok dipasang. Busi NMax sama Vario aja beda. Cuma masalahnya banyak bengkel umum yang pukul rata menjual busi dengan spesifikasi rata-rata," tambah Diko.
Timbul banyak kerak atau meleleh
Apabila asal memasang tanpa menyesuaikan heating rate atau tingkat pelepasan panas busi, tanpa disadari membuat komponen tersebut meleleh atau muncul banyak kerak karbon.
"Kalau angka panasnya terlalu rendah dia akan lebih cepat terbentuk karbon, kalau terlalu tinggi bisa overheat terus meleleh," katanya.
Untuk busi NGK angka heat rate 2 sampai 8, tergolong busi panas atau sulit melepas dan mudah menjadi panas. Sedangkan 9 hingga 12 merupakan busi dingin yang mudah melepas panas dan cepat dingin.
ADVERTISEMENT
Misal Honda Vario cocok dipasangkan busi dengan heat rate 9, yang termasuk busi dingin. Maka jika dipasangkan busi dengan kode 7, akan lebih mudah timbul endapan karbon pada ujung elektroda.
Kerusakan komponen mesin
Ini berkaitan dengan heat rate. Apabila memasang busi yang bisa cepat meleleh, dikhawatirkan busi meleleh dan insulatornya pecah.
Nah pecahannya ini kemungkinan bisa masuk ke ruang bakar. Akibatnya dapat merusak piston atau blok seher.
Piston juga bisa rusak bila menggunakan busi yang ulirnya panjang. Hal ini karena ujung elektroda lebih masuk ke ruang bakar dan berpotensi mengganggu gerak bebas kompresi piston.
"Semua kendaraan itu di-setting dengan hasil uji dan dyno test pabrikan, makanya penggunaan busi harus sesuai itu, supaya mendapatkan performa yang dijanjikan," tuntas Diko.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.