Bahaya Menetralkan Transmisi Mobil Manual Saat Melaju Di Turunan

8 Maret 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jalan menurun. Foto: www.tacomadodge.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalan menurun. Foto: www.tacomadodge.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengemudi di jalur yang naik-turun seperti pegunungan butuh kewaspadaan ekstra dan teknik yang tepat. Salah-salah, bukan tidak mungkin menimbulkan bahaya serta berpotensi menyebabkan kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu teknik mengemudi yang terbilang bahaya dan sering dilakukan oleh beberapa orang, adalah menetralkan transmisi manual saat melaju di jalan menurun.
Transmisi manual di Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Mereka beranggapan, teknik tersebut dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar. Bila diartikan, mobil dibiarkan bergerak tanpa mengonsumsi bensin.
Baru ketika mendekati mobil di depannya atau hendak berhenti, langsung menginjak rem atau kembali masukkan gigi supaya ada engine brake.
Test drive Wuling Almaz, mengemudi mobil di malam hari saat marka jalan minim. Foto: dok. Wuling Motors
Memang bukan tindakan yang dibenarkan. Instruktur Indonesian Road Safety Agent (IRSA), Andry Berlianto pun membenarkan hal tersebut. Dengan memposisikan menetralkan transmisi, membuat mobil melaju lebih kencang dan tidak tertahan.
“Sangat berbahaya, karena imbasnya mobil akan mengalami free wheel, yaitu semacam roda yang terus bergerak bebas tanpa teredam karena engine brake yang tidak bekerja,” jelas Andry saat dihubungi kumparan, Sabtu (7/3).
Ilustrasi kaki kiri pada pedal kopling mobil manual Foto: dok. Shutter Stock
Dalam situasi tersebut, bahaya lain yang mengancam adalah performa rem yang tidak akan lagi optimal. Bukannya tidak mungkin ketika posisi meluncur tadi, pengemudi cuma mengandalkan rem alih-alih engine brake.
ADVERTISEMENT
“Saat rem hanya bekerja sendiri menahan laju mobil, maka rem akan terus menggesek cakram. Dengan gesekan yang terlalu berlebihan itu akan membuat rem menjadi panas dan sangat berpotensi blong,” papar Andry.
Media Test Drive Mercedes Benz GLA 200 AMG Line Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Oleh karena itu Andry mengharamkan cara tersebut apapun alasannya. Saat turunan, selalu ingat agar gunakan transmisi rendah sehingga laju mobil bisa tertahan.
Bukan berarti harus dalam posisi gigi satu terus. Sesuaikan dengan curam atau tidaknya turunan.
Tak cuma itu, bantu juga deselerasi menggunakan rem. Pastikan tekanannya diinjak perlahan atau dilakukan bertahap untuk meminimalisir pengereman mendadak.