Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar mengakui, saat ini ban tanpa udara tersebut dalam tahap penyempurnaan kualitas.
"Kemarin jalan bebatuan dan tes peluru maupun injak paku sudah, minggu depan kami akan uji di jalan tol menguji daya tahan panas, mampu enggak ban itu bertahan lama, kami akan pelajari sisi endurance dan durabilitasnya," katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (5/8).
Setelahnya jika riset dan pengembangannya membuahkan ban tanpa udara yang siap pakai tanpa uji coba lagi, ada kemungkinan bisa diproduksi massal. Hanya saja kewenangannya berada di bawah pimpinan tertinggi TNI AD.
"Harus seizin Bapak Kasad (Kepala Satuan AD) atau Bapak Menhan (Menteri Pertahanan Prabowo Subianto) untuk menentukan kebijakan inovasi teknologi," lanjutnya.
Profesi tambal ban bisa terancam
Tentunya apabila ban tanpa udara diproduksi dalam jumlah besar dan dipakai pada berbagai macam kendaraan, tidak menutup kemungkinan memberikan dampak pada keberlangsungan profesi tambal ban.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, ban tanpa udara sudah tidak membutuhkan tekanan angin lagi supaya bisa dipakai. Pun ketika menginjak paku atau benda tajam lainnya, ban tidak akan bocor maupun kempis.
Sebab jaringan pada bannya berfungsi sebagai penahan bobot kendaraan dan peredam benturan.
"Teknologi dan ilmu pengetahuan ke depannya berkembang ya tidak statis, sekarang masih satu cetakan dengan velg makanya berat. Bisa saja ke depan hanya bannya saja yang dijual tanpa velg, jadi bisa dipasang di mobil apa saja," katanya.
"Tapi nanti jadi enggak enak sama tukang tambal ban pada protes semua, enggak laku lagi karena enggak ada lagi ban yang bocor tertusuk paku," kelakar Nugraha.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.