Ban Tanpa Udara TNI AD Diproduksi, Profesi Tambal Ban Bakal Terancam

5 Agustus 2020 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ban tanpa udara karya Poltekad. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
Ban tanpa udara karya Poltekad. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
ADVERTISEMENT
Ban tanpa udara buatan Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklat TNI AD merupakan gagasan baru jagat otomotif nasional. Ban ini punya satu keunggulan: anti bocor, baik ditusuk paku atau ditembakkan peluru.
ADVERTISEMENT
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar mengakui, saat ini ban tanpa udara tersebut dalam tahap penyempurnaan kualitas.
Ban tanpa udara karya Poltekad yang lepas dalam uji coba. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
"Kemarin jalan bebatuan dan tes peluru maupun injak paku sudah, minggu depan kami akan uji di jalan tol menguji daya tahan panas, mampu enggak ban itu bertahan lama, kami akan pelajari sisi endurance dan durabilitasnya," katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (5/8).
Setelahnya jika riset dan pengembangannya membuahkan ban tanpa udara yang siap pakai tanpa uji coba lagi, ada kemungkinan bisa diproduksi massal. Hanya saja kewenangannya berada di bawah pimpinan tertinggi TNI AD.
"Harus seizin Bapak Kasad (Kepala Satuan AD) atau Bapak Menhan (Menteri Pertahanan Prabowo Subianto) untuk menentukan kebijakan inovasi teknologi," lanjutnya.
Ban tanpa udara karya Poltekad dengan kelenturan yang mengikuti permukaan jalan dan menyesuaikan bobot mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD

Profesi tambal ban bisa terancam

Tentunya apabila ban tanpa udara diproduksi dalam jumlah besar dan dipakai pada berbagai macam kendaraan, tidak menutup kemungkinan memberikan dampak pada keberlangsungan profesi tambal ban.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, ban tanpa udara sudah tidak membutuhkan tekanan angin lagi supaya bisa dipakai. Pun ketika menginjak paku atau benda tajam lainnya, ban tidak akan bocor maupun kempis.
Ban tanpa udara karya Poltekad saat diuji menginjak paku. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
Sebab jaringan pada bannya berfungsi sebagai penahan bobot kendaraan dan peredam benturan.
"Teknologi dan ilmu pengetahuan ke depannya berkembang ya tidak statis, sekarang masih satu cetakan dengan velg makanya berat. Bisa saja ke depan hanya bannya saja yang dijual tanpa velg, jadi bisa dipasang di mobil apa saja," katanya.
"Tapi nanti jadi enggak enak sama tukang tambal ban pada protes semua, enggak laku lagi karena enggak ada lagi ban yang bocor tertusuk paku," kelakar Nugraha.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.