Bangun Pabrik Baterai di Cikarang, Harga Mobil Listrik Hyundai Jadi Lebih Murah?

2 Juni 2023 7:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hyundai hilirisasi industri mobil listrik mereka secara lokal, dengan mulai membangun pabrik perakitan baterai di bawah naungan PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Fasilitas itu bakal menjadi pelengkap apa yang disebut sebagai value chain milik Hyundai di Indonesia, meliputi perusahaan patungan Hyundai Group Motor dan LG Energy Solution yakni HLI Green Power, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), dan HEI itu sendiri.
President Director HEI Chang Oug Hong tak menampik, bila ketiga fasilitas produksi jenama asal Korea Selatan itu telah beroperasi, dapat mempengaruhi harga jual mobil listrik Hyundai yang lebih terjangkau ke depannya.
“Di Karawang (HLI) Green power, PT Hyundai Energy Indonesia, PT HMMI itu value chain namanya, kalau tidak ada HLI, ada biaya impor. Tapi ketika (produksi sel baterai) Hyundai ada di Karawang dan baterai assembly di Cikarang harganya bisa turun,” jelas Chang ditemui di Cikarang.
ADVERTISEMENT
Peluncuran mobil listrik Hyundai Ioniq 5 yang dirakit di Indonesia. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Namun menyoal kapan realisasinya, Chang masih enggan mengungkapkannya lebih jauh. Dirinya menegaskan, perihal detailnya baru dapat disampaikan tahun depan.
“Sekarang masih pembangunan, nanti tahun depan bisa diinformasikan ya. Intinya, yang dulunya impor dan harganya mahal, nanti ada value chain semuanya ada di Indonesia pasti harganya turun,” pungkasnya.
Fasilitas perakitan dengan luas area 32.118 meter persegi itu menelan biaya investasi sebesar 60 juta dolar AS atau berkisar Rp 900 miliar dan ditargetkan dapat beroperasi pada Maret 2024 mendatang.
Kapasitas produksi baterai yang mampu dihasilkan sebesar 1,4 GWh dan akan bertambah dengan seiring berjalannya waktu sebesar 3,6 GWh. Sehingga total produksi yang bisa dihasilkan sebesar 5 GWh.
****