news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Baru Keluar Karoseri, Bus Mercedes-Benz PO Sudiro Tungga Jaya Ringsek

3 November 2020 18:51 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Baru PO Sudiro Tungga Jaya. Foto: dok. PO Sudiro Tungga Jaya
zoom-in-whitePerbesar
Bus Baru PO Sudiro Tungga Jaya. Foto: dok. PO Sudiro Tungga Jaya
ADVERTISEMENT
Perusahaan otobus (PO) Sudiro Tungga Jaya (STJ) baru saja meluncurkan bus barunya yang berbalut bodi Ultra High Decker (UHD) pada Jumat (30/10) lalu.
ADVERTISEMENT
Bus bersasis Mercedes-Benz OC500 RF 2542 dengan bodi Jetbus3+ UHD garapan karoseri Adi Putro itu rencananya akan melayani trayek Tawang Mangu - Ciputat.
Sayangnya, belum genap 3 hari diperkenalkan, bus berkelir hitam kuning itu harus mengalami nasib sial karena terlibat kecelakaan. Ya, bus STJ yang saat itu sedang dalam perjalanan perdananya dari Boyolali menuju Jakarta itu, terlibat kecelakaan dengan sebuah Mitsubishi Pajero Sport yang melaju di depannya.
Berdasarkan unggahan video di akun Instagram @sudiro_ig_official, kecelakaan tersebut bermula ketika Mitsubishi Pajero Sport berwarna silver yang melaju kencang di depan bus STJ, mencoba menyalip mobil di depannya dari arah kiri.
Namun, karena kondisi saat itu sedang hujan deras dengan kondisi jalanan yang licin, mobil SUV itu diduga mengalami aquaplaning dan kehilangan grip pada bannya. Akibatnya, mobil itu pun menjadi oleng dan hilang kendali ke arah kanan hingga menabrak pembatas jalan dan berbalik arah.
ADVERTISEMENT
Nahas, di saat yang bersamaan, terdapat bus baru STJ yang sedang melaju di jalur kanan. Dikarenakan kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk menghindar, tabrakan antar keduanya pun tak terelakkan.
Akibat kejadian itu, Mitsubishi Pajero Sport itu pun harus mengalami kerusakan cukup parah pada bagian kanannya. Pun dengan bus baru STJ yang mengalami kerusakan pada bagian depannya.
"Saat ini masalah tersebut (kecelakaan) sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak Pajero Sport juga sudah memberikan ganti ruginya kepada kami," jelas Morenno, perwakilan PO Sudiro Tungga Jaya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Bus Baru PO Sudiro Tungga Jaya. Foto: dok. PO Sudiro Tungga Jaya
Lebih lanjut, kata Morenno, tak ada korban jiwa atau pun luka-luka pada insiden ini. Kini, bus baru STJ yang bernama Rubya itu pun, harus kembali ke bengkel karoseri Adi Putro untuk mendapatkan perbaikan pada bagian depannya.
ADVERTISEMENT
"Iya ini jadi harus balik lagi ke sana (karoseri)," tambah Morenno.

Waspada aquaplaning dan pentingnya jaga jarak aman

Belajar dari kejadian antara bus baru STJ dan Mitsubishi Pajero Sport tersebut, pengemudi mobil pun diimbau untuk lebih berhati-hati ketika sedang mengemudi di situasi hujan deras.
Sebab, dengan kondisi jalanan yang licin, bisa saja potensi genangan air yang ada di jalan menjadi penyebab terjadinya aquaplaning. Ya, bila melihat video kecelakaan antara Mitsubishi Pajero Sport dan bus baru STJ tadi, terlihat Mitsubishi Pajero Sport tersebut mengalami kondisi aquaplaning.
Ilustrasi penggunaan lampu hazard saat hujan Foto: dok. Istimewa
Adapun, aquaplaning merupakan kondisi ketika ban kehilangan daya cengkram atau traksi pada permukaan jalan ketika melintasi genangan air.
"Aquaplaning itu biasanya terjadi karena kecepatan mobil si pengemudi terlalu tinggi saat melalui genangan, lalu juga kondisi ban yang sudah mulai botak dan kurang tekanan anginnya, atau bisa juga karena alur ban yang enggak sama," ujar Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada kumparan beberapa waktu lalu.
ilustrasi aquaplaning. Foto: media.torque.com
Apabila seorang pengemudi mengalami kondisi demikian, lanjut Sony, ada 4 teknik antisipasi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir potensi kecelakaan yang lebih parah.
ADVERTISEMENT
Kelima teknik antisipasi itu, yakni menurunkan kecepatan secara perlahan, hindari menggerakkan setir secara tiba-tiba, posisikan setir agar tetap lurus, serta tetap tenang dan fokus.
Selain harus berhati-hati akan potensi aquaplaning, setiap pengemudi yang sedang berkendara di situasi hujan deras, juga diimbau untuk melakukan jaga jarak aman dengan kendaraan di depannya.
Karena bila terlalu dekat, dikhawatirkan kendaraan tidak memiliki momentum yang cukup untuk melakukan pengereman akibat jalanan yang licin. Tak hanya itu, situasi hujan yang terlalu deras juga bisa membuat visibilitas pengendara menjadi terbatas.
Berkendara saat hujan. Foto: Pixabay
Ya, bila melihat video kecelakaan tersebut, terlihat jarak bus STJ yang berada di belakang Mitsubishi Pajero Sport memang memiliki jarak yang cukup dekat, sehingga sangat wajar bila kecelakaan pun sulit terhindarkan.
ADVERTISEMENT
Adapun, jarak aman antar kendaraan saat melaju di tol, yakni minimal 3 detik. Tak ada salahnya juga lebih dari itu, apalagi dengan kondisi hujan deras.
Cara menghitungnya, bila pada median tengah tol tersebut terdapat sebuah pohon, tiang, atau objek lain, maka hitunglah detik pertama saat mobil di depan kita melewati objek tersebut.
Apabila pada detik ke 3 kita sudah atau belum mencapai objek tersebut, maka itu aman. Namun, bila sebelum detik ke 3 kita sudah mencapai objek itu, maka segeralah turunkan kecepatan mobil, karena itu artinya jarak Anda dengan mobil di depan masih terlalu dekat.
Nah, dengan memahami dua hal itu, yakni waspada aquaplaning dan jaga jarak aman, setidaknya Anda bisa meminimalisir potensi kecelakaan seperti yang menimpa bus STJ dan Mitsubishi Pajero Sport di tol Trans Jawa.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)