Baru Pertama Mudik Naik Bus, Ini Posisi Duduk yang Tak Bikin Mual

20 April 2022 4:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang berada di dalam armada bus dengan tujuan Madura di Terminal Bus Terpadu Pulogebang, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang berada di dalam armada bus dengan tujuan Madura di Terminal Bus Terpadu Pulogebang, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bus merupakan salah satu alat transportasi yang sudah lama dikenal dan kerap jadi andalan bagi masyarakat untuk berpergian ke suatu tempat. Namun, ternyata tidak semua orang cocok dengan moda transportasi darat yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Terutama buat sebagian orang yang jarang menggunakan bus untuk bepergian jarak jauh, timbul rasa khawatir mengalami mabuk darat selama perjalanan menggunakan bus.
Terlebih lagi ada anggapan bahwa memilih duduk di bangku yang tepat berada di atas rumah roda bus dapat membuat seseorang cepat merasakan mual. Lalu, benarkah demikian?
Berdasarkan penjelasan secara ilmiah, melansir dari Medical News Today gejala mual saat menumpangi bus terjadi lebih kepada adanya ketidakseimbangan otak. Sederhananya, ada semacam kebingungan dalam koordinasi panca indera.
Polisi memeriksa surat hasil tes cepat antigen dari penumpang bus sebelum menyeberang ke Pulau Jawa di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Rabu (5/5/2021). Foto: Nyoman Budhiana/ANTARA FOTO
Jadi, tidak semata karena efek guncangan di dalam bus yang diakibatkan posisi duduk di atas rumah ban atau di kabin bagian belakang bus.
Gejala mual muncul karena sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan dari sistem sensorik meliputi telinga, mata, reseptor tekanan kulit, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga mual bisa terjadi di semua posisi duduk, baik depan, tengah, maupun belakang bus penumpang. Risiko timbulnya mual lebih besar apabila mata memandang objek statis yang ada di dalam kendaraan.
Contoh mudahnya, seseorang yang duduk pada sisi dekat dengan jendela, indera pendengaran akan menangkap suara bergerak dari luar bus, namun karena tidak diikuti pandangan ke arah luar atau melihat objek yang cenderung diam di dalam bus.
Hal inilah yang disebut sebagai konflik antar input ke sistem saraf, sehingga timbul rasa mual ingin muntah. Tak sedikit juga ditemukan kasus mata menjadi berkunang-kunang.

Cara meminimalisir gejala mual di dalam bus

Sejumlah penumpang berada di dalam bus jurusan Jakarta- Bogor - Bandung, di terminal NPM Padang, Sumatera Barat, Selasa (4/5). Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Posisi duduk di dalam bus memang bukan jadi faktor mutlak penyebab timbulnya rasa mual, tetapi Anda masih dapat meminimalisir atau menghindari gejala mudah mual tersebut dengan berbagai cara berikut.
ADVERTISEMENT
Manager Engineering Karoseri Adiputro Wirasejati, Eko Widianto menyarankan agar memilih bus dengan suspensi udara yang memiliki konfigurasi wide atau suspensi udara yang letaknya di luar sasis seperti pada sasis Hino RK260 dan Mercedes-Benz OH1526 yang suspensinya telah dimodifikasi dari karoseri.
“Saran kami pilihlah bus yang nyaman buat penumpang,” imbuh Eko. Calon penumpang dapat melihat fasilitas yang ditawarkan dan kondisi armada oleh beberapa Perusahaan Otobus atau PO.
Apalagi, beberapa PO belakangan ini kini memiliki kelas layanan yang kian inovatif, salah satunya adalah menghadirkan kelas sleeper bus atau bus yang memiliki kursi yang dapat direbahkan. Sehingga Anda dapat memilih tidur dengan lebih nyaman tanpa gangguan selama perjalanan.
Selain itu, cara lainnya seperti memilih duduk di area kabin depan bus. Pada posisi depan, penumpang dapat melihat langsung situasi ketika bus berjalan. Sehingga otak menerima respons yang sama dari sistem sensorik yang ada. Telinga bagian dalam merasakan adanya pergerakan, pada saat bersamaan mata memandang ke samping atau depan yang menunjukkan adanya perpindahan visual.
ADVERTISEMENT
***