Bayar Tol Kurang, Bisa Pakai e-Toll yang Lain?

31 Maret 2021 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemudi melakukan tapping e-toll Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi melakukan tapping e-toll Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat hendak bayar tol, kemungkinan yang terjadi adalah saldo e-toll cukup dan bisa melanjutkan perjalanan kembali. Atau, saldo uang elektronik kurang, sehingga aktivitas bepergian tersendat.
ADVERTISEMENT
Umpama terjadi kasus kedua, maka jalan keluarnya segera meminta bantuan kepada petugas yang berjaga di gardu tol, supaya tak lama menghambat arus transaksi pengguna tol lain. Cara dan mekanismenya telah kumparan ulas pada tautan di bawah ini.
Langkah kedua bisa langsung top up sendiri. Itu berlaku jika Anda menggunakan smartphone berteknologi Near Field Communication (NFC). Lewat fitur itu memungkinkan cek dan tambah saldo e-Toll yang dimiliki.
Cara lain yang sering dipraktikkan adalah pinjam e-Toll ke mobil belakang. Namun hal tersebut tak direkomendasikan, sebab berpotensi mengganggu pengguna tol lain. Bisa juga merembet masalah lain, manakala tanpa diketahui saldo e-Toll yang dipinjam juga kurang.
Pengendara mobil melakukan transaksi e-toll saat keluar Gerbang Tol Pasteur. Foto: Novrian Arbi/Antara
Sebagai solusi alternatif, bisa gunakan e-Toll atau ganti uang elektronik lain yang dibawa. Tanpa harus dari perbankan yang sama atau keluaran dari Jasa Marga. Tapi perlu ingat, tak semua gerbang tol bisa memungkinkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru menjelaskan, pengguna hanya bisa pakai 2 e-Toll atau lebih yang berbeda, pada sistem transaksi sekali tapping, yang tarifnya jauh dekat sama.
"Itu pada sistem transaksi terbuka atau membayar sekali transaksi pada gerbang masuk atau gerbang keluar, pengguna jalan dapat membayar dengan uang elektronik apa pun yang berlaku," terangnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Transaksi non tunai menggunakan kartu e-Toll Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara
Sistem sekali tapping di gerbang masuk contohnya di ruas tol Semarang ABC atau Jakarta Outer Ring Road. Misalnya masuk dari gerbang tol Pondok Indah, pengguna harus tapping untuk pembayaran dan saldo langsung terpotong, namun tak perlu tapping lagi saat keluar di Jati Asih.
Sementara contoh tapping di gerbang keluar misalnya di ruas tol Jakarta-Serpong, masuk dari BSD tanpa gerbang tol, keluar di Pondok Aren harus tapping untuk pembayaran.
ADVERTISEMENT

Tak bisa pakai e-Toll lain di sistem transaksi tertutup

Maka dari itu jika saat tapping mau masuk atau keluar tol ternyata saldo kurang, bisa coba pakai e-Toll yang lain. Sebab tak ada pembacaan data di gerbang tol awal, seperti halnya pada sistem transaksi tertutup, yang sistem pembayarannya berdasarkan jarak.
Jasamarga siapkan petugas mobile reader di gerbang tol utama. Foto: dok. Jasa Marga
"Hal ini dikarenakan di dalam uang elektronik tersebut menyimpan data asal perjalanan yang terekam saat melakukan tapping di gerbang tol masuk, (sehingga) pengguna tol tidak bisa melakukan transaksi dengan menggunakan 2 uang elektronik yang berbeda." imbuh Heru.
Dengan kata lain, pengguna jalan harus 'setia' tetap menggunakan 1 e-Toll dan selalu memastikan saldonya cukup. Sistem pembayaran tol seperti ini di ruas tol Trans Jawa.
ADVERTISEMENT