Beda Teknik Pengereman Motor Manual dan Matik

18 Juli 2018 8:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengendarai Motor (Foto: MikeBird)
zoom-in-whitePerbesar
Mengendarai Motor (Foto: MikeBird)
ADVERTISEMENT
Pengendara sepeda motor sudah sewajibnya memahami teknik berkendara yang baik, salah satunya teknik yang paling sulit adalah pengereman. Tidak hanya orang awam, dari level pebalap hingga seorang instruktur paling berpengalaman pun menilai teknik pengereman salah satu yang tersulit untuk diterapkan.
ADVERTISEMENT
Instruktur sekaligus pendiri Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, beranggapan bahwa perkembangan teknologi pada sistem pengereman tidak terlepas dari sulitnya menerapkan teknik pengereman yang benar, untuk itu dibuatlah sistem untuk membantu dan memandu pengendara melakukan pengereman.
"Sebetulnya yang paling susah itu mengerem, makanya konstruksi rem meningkat, dulu dibuat tromol keduanya, terus kombinasi tromol dan cakram, selanjutnya cakram dengan cakram, sampai sistemnya ditingkatkan muncul ABS, EBD, BA dan macam-macam karena semua berpusat ngerem itu susah," ucap Jusri saat dihubungi kumparanOTO, Selasa (17/7).
Jusri juga menilai kebanyakan pengendara sepeda motor umumnya masih belum menerapkan teknik pengereman yang benar, contohnya saat melakukan pengereman, mereka tanpa melihat spion terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Filosofi ngerem hanya boleh dilakukan ketika kendaraan terkendali, jangan ngerem pada situasi belum terkendali. Kebanyakan orang berpikir kalau ada apa-apa langsung ngerem, sebenarnya yang harus dilakukan itu ya cek spion dulu, kalau di belakang enggak ada kendaraan bisa mengerem artinya kondisi terkendali," tambah Jusri.
Posisi jari pada tuas rem depan (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi jari pada tuas rem depan (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Teknik pengereman
Adapun, Jusri memberikan tips cara pengereman yang tepat saat mengendarai motor manual.
"Di jalan raya, pertama sebelum ngerem itu cek spion, ketika aman baru lakukan perlambatan, caranya tutup gas dulu dan rasakan engine brake, masih kurang, tambah rem depan atau belakang tergantung kecepatannya, masih kurang lagi pakai cara berikutnya, pindah gigi ke rendah, ulang terus sampai perlambatannya dicapai," tuturnya.
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Test ride all New Honda CB 150 Verza. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Itu untuk motor bertransmisi manual, bagaimana dengan motor matik?
ADVERTISEMENT
"Kalau motor matik enggak masalah posisi gas masih terbuka kemudian mengerem, karena engine brake-nya kecil, saat gas ditutup beberapa saat di bawah 2.500 rpm yang terjadi adalah free wheel alias roda bebas (ban menggelosor), nah itu untuk menyikapi tadi maka gasnya dijaga di 2.000 rpm supaya ada engine brake, kemudian tambahkan pengereman menarik tuas rem depan maupun kombinasi dengan rem belakang, khusus matik ya," tutup Jusri.