Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Oleh karena dunia Rifat berkecimpung di dunia balap reli, maka dibuatlah Xpander AP4, yang mampu memenuhi regulasi AP4 di bawah naungan Federasi Otomotif International (FIA). Harapannya, setelah dikembangkan dan dites, mobil bisa menjadi MPV pertama yang turun di reli.
Xpander AP4, sejatinya sudah dikembangkan sejak dua tahun lalu. Model konsepnya pertama kali muncul di pameran IIMS 2019, lengkap dengan selubung kamuflase.
Namun sejak Mitsubishi merilis Xpander Cross akhir tahun lalu, Rifat dan tim (Xpander Rally Team) menggunakan mobil baru, Xpander Cross sebagai basisnya.
"Pada dasarnya begitu lihat memang itu Xpander Cross , dan memang ini totally race car, semuanya beda, tapi sasisnya tetap Xpander, karena regulasi menyuruhnya seperti itu," ungkap Rifat Sungkar saat dihubungi kumparan, Selasa (24/3).
ADVERTISEMENT
"Mobilnya yang dulu prototipe masih ada di bengkel, ini mobil yang beda," tambah Rifat.
Maka guna bisa terjun ke balap reli, sejumlah rombakan besar dilakukan. Menyangkut rombakan dapur pacu, pengurangan bobot, penyesuaian kaki-kaki, hingga penyematan body kit supaya beraerodinamika dan memenuhi kriteria mobil balap khas AP4.
Dari jantung mekanis misalnya. Mesin MIVEC 4A91 1.500 tak lagi bersemayam. Digantikan mesin 4B11 2.000 cc milik Lancer EVO X yang diturunkan menjadi 1.600 cc berinduksi paksa turbo.
Kata Rifat, mesinnya mampu memproduksi tenaga 340 dk dan torsi 555 Nm. "Bukan hanya mobil ini saja, Ap4 lain juga segitu karena dikontrol regulasi.
"Regulasi Ap4 memperbolehkan sebuah kendaraan menggunakan engine series yang mereka punya, dijadikan 1.600 turbo atau 1.800 turbo," katanya.
Output tenaganya itu dikawinkan pada transmisi sequential 6-percepatan, yang disalurkan pada ke semua roda.
Adapun guna mengatur profil tenaga maupun kelistrikan, Rifat mengandalkan Electronic Control Unit (ECU) lansiran Motec.
Lanjut dari bobot, secara keseluruhan Xpander AP4 hanya memiliki berat sekitar 1.350 kg. Artinya ada pengurangan sekitar 500 kg dari keadaan normal.
ADVERTISEMENT
Ini karena tak ada lagi komponen kosmetika yang disematkan. Jangan heran bila tidak ada dashboard, door trim, jok tengah dan belakang, panel lainnya, sampai pencopotan sistem pendingin kabin.
Guna menyejukkan kabin, ada air ventilator pada bagian jendela dan atap yang biasa disebut air scoop.
Sementara guna menunjang keselamatan, ada jok bucket seat besutan OMP, safety belt 6 titik, roll bar yang memanjang hingga belakang, dan pemadam elektronik.
Kemudian untuk menunjang berpacu di berbagai medan jalan, tim juga mengganti susunan kaki-kakinya. Seperti peredam kejut spek balap MCA Race Gold yang punya jarak travel cukup jauh.
"Ini yang akan membuat mobil nyaman dikendarai di kejuaraan reli, melewati gravel. Sembilan inci kira-kira panjang travel-nya," kata Rifat.
Xpander AP4 ini secara keseluruhan dari bodinya sudah mencirikan mobil reli pada umumnya. Punya bodi melebar serta body kit supaya memiliki aerodinamika dan menghasilkan stabilitas yang baik.
ADVERTISEMENT
"Lebar totalnya 1.820 mm, lebih lebar 10 sampai 20 mm dari basis standar Xpander Cross," ungkapnya.
Siap terjun
Mitsubishi Xpander AP4 harusnya siap turun di NZRC Goldrush Rally of Coromandel, Selandia Baru pada Agustus 2019 lalu. Tapi terbentur lamanya proses homologasi FIA, mobil gagal mengaspal.
Namun begitu Rifat dan Xpander Rally Team tetap meriset mobilnya itu semakin siap terjun ke balap, dengan menjalani rangkaian tes di lintasan berkerikil.
"Yang namanya RnD mobil paling penting mendapatkan apa yang bisa kita gali dari sebuah kendaraan. Pengembangannya masih terus berlanjut sampai sekarang," kata Rifat.
Terakhir mobil sempat dibawa untuk ditunjukkan kepada Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Naoya Nakamura, untuk mendalami pengembangan Xpander AP4 .
ADVERTISEMENT
Live Update