Belajar dari Kasus Kecelakaan Ibu Hamil Tertabrak Mobil di Palmerah

29 Februari 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
ADVERTISEMENT
Sebuah kecelakaan nahas kembali terjadi dan menyebabkan korban jiwa. Kali ini melibatkan sebuah mobil menabrak seorang pejalan kaki yang merupakan ibu hamil di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (27/2).
ADVERTISEMENT
Pengemudi diketahui sedang belajar mengemudi dan mengaku salah tidak menginjak pedal rem. Dirinya justru menginjak pedal gas sehingga mengakibatkan mobil terus melaju yang akhirnya menghantam korban yang sedang berjalan di depan mobil.
Gunakan jari kaki ketika ingin menginjak pedal. Foto: dok. Istimewa
Korban ibu hamil tersebut pun tutup usia setelah sempat mendapatkan pertolongan di rumah sakit.
Belajar dari kasus kecelakaan itu, Senior Instructor sekaligus founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan pentingnya belajar mengemudi dengan menggunakan jasa sekolah mengemudi yang sudah tersertifikasi.
Tes ban baru Dunlop SP Sport LM 705 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Pasalnya calon pengemudi menjadi memahami langkah standar operasional prosedur yang benar ketika seorang pengemudi hendak memulai perjalanan.
“Itu patut diduga dia tidak mengecek kondisi di sekitar, terutama area blind spot. Karena dia ini kan yang mengajari suaminya, jadi mungkin saja dia tidak mendapat instruksi standar operasional prosedur yang benar, seperti bagaimana cara memulai perjalanan,” jelas Jusri saat dihubungi kumparan, Jumat (28/2) malam.
Latihan parkir mundur Foto: dok. insurelearnerdriver
Adapun Jusri menjelaskan, setidaknya terdapat 5 langkah standar operasional prosedur yang benar saat seorang pengemudi hendak memulai perjalanan.
ADVERTISEMENT
1. Periksa kondisi sekitar sebelum masuk ke dalam mobil
Langkah pertama yang harus dilakukan seseorang sebelum masuk ke dalam mobil dan memulai perjalanan, ialah memastikan kondisi sekitar mobilnya aman.
“Sebelum masuk mobil, dia harus pastikan dulu keliling mobil, pastikan tidak ada objek-objek tertentu yang berpotensi menghalangi laju,” ucap Jusri.
Visibilitas spion tengah pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
2. Jangan terlalu lama diam dalam mobil
Apabila sudah masuk ke dalam mobil, Jusri mengatakan agar pengemudi tidak terlalu lama diam di dalam mobil dan sesegera mungkin memulai perjalanan.
“Kalau lama-lama, bisa saja situasi di keliling mobil sudah berubah. Akhirnya nanti dia harus turun lagi, karena siapa tahu tiba-tiba ada motor menghalangi di belakang blind spot dia, atau ada hewan masuk ke kolong mobil, kan dia jadi tidak tahu."
ADVERTISEMENT
3. Pastikan blind spot aman
Sebelum mobil bergerak, Jusri memperingatkan juga agar pengemudi mengecek kembali dengan menoleh ke samping atau belakang. Gunanya kembali memastikan tidak ada lagi objek yang bergerak di sekitar titik buta yang berpotensi membahayakan.
“Begitu dia mau jalan, wajib cek kanan dan cek kiri lagi, pastikan tidak ada objek apa pun yang bergerak dan membahayakan,” terang Jusri.
Blind Spot Monitoring System pada Toyota Corolla Altis Hybrid Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
4. Bunyikan klakson
Apabila situasi di sekitar sudah dipastikan dalam kondisi aman dan tidak membahayakan, pengemudi selanjutnya harus membunyikan klakson 2 kali secara pelan, untuk berkomunikasi dengan kendaraan atau orang di sekitar.
“Klakson itu untuk memastikan orang-orang yang tidak terlihat di sekitar kita itu tahu kalau mobil kita bergerak,” katanya.
Ilustrasi membunyikan klakson mobil Foto: dok. Shutter Stock
5. Hindari meletakkan kaki di pedal gas sebelum mobil bergerak
ADVERTISEMENT
Terakhir, sebelum mobil benar-benar melaju, pastikan posisi parking brake dalam kondisi aktif dan kaki kanan berada di pedal rem. Tujuannya, untuk menghindari mobil lompat saat pertama bergerak.
Selanjutnya, apabila mobil sudah mulai sedikit bergerak, barulah angkat secara perlahan kaki kanan yang sebelumnya berada di pedal rem dan pindahkan ke pedal gas. Lakukan secara bersamaan dengan menurunkan atau menonaktifkan rem tangan.
“Jadi di sini (Indonesia) ada kesalahan persepsi, dimana kebiasaan mengemudi mayoritas orang, waktu memulai start, kaki kanannya sudah berada di pedal gas, padahal itu salah,” tutup Jusri.