Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Belajar dari Kasus Kecelakaan Toyota Fortuner Akibat Aquaplaning
4 Februari 2019 14:53 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Musim penghujan telah tiba, untuk mengurangi risiko kecelakaan, sudah selayaknya Anda berhati-hati saat berkendara.
Bagi pengendara roda empat, bahaya atau risiko kecelakaan bisa Anda temui di mana saja, termasuk saat dihadapkan dengan kondisi jalan yang basah.
Baru-baru ini, terlihat seunit Toyota Fortuner mengalami kecelakaan saat melintasi ruas jalan tol. Saat sedang melaju di lajur paling kanan, tiba-tiba mobil mengalami selip ban sebelah kiri, sehingga pengemudi lepas kendali dan langsung menabrak pagar jalan dengan posisi akhir mobil terbalik.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang melihat kejadian tersebut berspekulasi bahwa kejadian ini disebabkan oleh aquaplaning. Namun, benarkah itu diakibatkan oleh aquaplaning?
Menghubungi pendiri serta instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, dirinya membenarkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi akibat aquaplaning.
“Aquaplaning atau Hydroplaning itu sama. Ini adalah sebuah kondisi di mana permukaan ban tidak mencekram permukaan jalan secara maksimal sehingga mobil bisa selip atau mengalami understeer. Jadi permukaan ban itu akan terangkat ketika bergerak cepat di atas permukaan air. Nah, ini lah yang buat pengemudi jadi hilang kendali dan tidak bisa membelokkan setirnya ke kiri dan kanan,” ujar Jusri saat dihubungi kumparanOTO, Senin (4/2).
ADVERTISEMENT
Jusri menambahkan, ada aspek yang meningkatkan terjadinya aquaplaning. Pertama, kecepatan laju mobil saat melintasi genangan air. Kedua, kondisi permukaan ban yang sudah tipis alias botak, dan yang terakhir kedalaman genangan air itu sendiri.
“Kalau sudah tau aspek yang mendorong meningkatkan aquaplaning, ya berarti sudah tahu dong harus apa? Pertama, ya jangan ngebut-ngebut kalau lagi bawa kendaraan beroda empat atau dua. Lalu sering-sering ganti ban kalau memang sudah gundul. Itu ban yang gundul akan jauh lebih berisiko kena aquaplaning, apa lagi kalau sudah tahu bannya gundul, ngebut lagi,” tutur Jusri.
Selanjutnya, segera lakukan perlambatan apabila melihat genangan air. Hal ini bertujuan untuk menghindari tekanan air yang besar di depan ban karena kedalaman genangan yang tidak diketahui, sehingga aquaplaning bisa diminimalisir.
Dan yang terakhir, jangan lakukan pengereman mendadak secara keras karena permukaan jalan yang tergenang air bisa menyebabkan ban kehilangan kendali.
ADVERTISEMENT