Belajar dari Kejadian Pemotor Tersangkut Kabel Saat Berkendara di Bandung

27 Februari 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: osobystist/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: osobystist/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Peristiwa memilukan menimpa seorang pengendara sepeda motor di Jalan Raya Kopo, Kota Bandung. Pemotor tersebut tersangkut kabel yang berantakan ketika sedang berkendara pada Minggu (25/2/2024) malam.
ADVERTISEMENT
Nahas, Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol Ari Purwantono mengatakan, korban harus meregang nyawa di lokasi kejadian. Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit RS Hasan Sadikin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pakar keselamatan, Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana sangat menyayangkan peristiwa tersebut dan mempertanyakan soal keadaan kabel yang dapat mengganggu pengguna jalan.
"Jadi kalau kita bicara detail memang harus menunggu detail investigasi lebih lanjut dari kepolisian, ya. Untuk sementara ini, penyampaian saya bersifat asumsi," buka Sony ketika dihubungi kumparan (26/2).
Ilustrasi kabel berantakan atau semrawut di Jakarta. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Kendati demikian, Sony ingin mengajak para pengendara sepeda motor di Indonesia untuk mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Utamanya soal cara dan konsentrasi ketika berkendara di jalan raya.
"Ini penting untuk membaca situasi lalu lintas di sekitar kita. Peristiwa tersangkut itu tidak tiba-tiba terjadi, kabel itu sudah terjuntai. Memang fenomena ini ada meski sangat jarang terjadi, tetapi sangat mungkin untuk dihindari," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, berkendara sepeda motor atau mobil sekali pun tak cukup hanya mengandalkan situasi di depan mata saja. Pengemudi perlu sesekali memeriksa kondisi di sekitarnya, seperti melihat ke belakang melalui spion, kiri dan kanan, termasuk ke bawah atau atas.
"Ketika malam sekali pun, itu harusnya bisa terlihat juga. Kemudian mata bergerak sangat penting, kalau ada sebuah objek yang berpotensi menghalangi atau mengganggu berkendara itu akan bisa diantisipasi," papar Sony.
Pengendara sepeda motor melintasi di Jembatan Cipendawa, Kota Bekasi, Senin (29/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Namun, ia tak menampik ada faktor lainnya yang menyebabkan pengendara kerap luput untuk selalu waspada dengan kondisi di sekitar. Apalagi, jika berkendara pada waktu malam hari.
"Berkendara pada malam hari memang juga mengkhawatirkan, kaitanya dengan kelelahan atau fatigue. Sehingga terkadang, ada hal-hal lain yang terlewat dari pandangan mata," jelas Sony.
ADVERTISEMENT
Kelelahan dapat sangat mempengaruhi cara berkendara seseorang, terutama soal kontrol emosi. Kondisi emosi yang stabil dan terjaga, membuat pengendara lebih fokus dan meningkatkan daya antisipasi dari kejadian tidak terduga.
"Emosi yang terkendali sangat penting karena pengendara pastinya akan berfokus pada keselamatan daripada sampai lebih cepat. Kalau emosinya tidak terjaga, pasti akan selalu terpikirkan bagaimana sampai ke tempat tujuan dengan secepatnya," tukasnya.

Gunakan perlekapan dan pakaian ideal saat berkendara

Mencoba all new Yamaha NMax 2020. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sebagai tambahan, Sony menyarankan untuk kembali memperhatikan perlengkapan dan pakaian ketika berkendara dengan sepeda motor. Ini memberi perlindungan lebih dan meminimalisir risiko apabila terjadi kecelakaan.
"Saya pernah belajar instruktur di Selandia Baru, memang setiap negara punya kebijakan keselamatan berbeda. Tetapi, waktu itu saya diberi tahu ke manapun kita berkendara itu paling tepat menggunakan helm full face," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi berkendara sepeda motor. Foto: dok. Astra Honda Motor
"Dahulu ada peristiwa kecelakaan yang mana bagian buka pengendara terkena bagian spion motornya. Hal-hal seperti itu yang perlu sekali untuk diketahui setiap pengendara motor di Indonesia," terang Sony.
Pakaian pendukung lainnya, pastikan minimal mengenakan jaket yang benar-benar tertutup perekatnya hingga leher, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu yang menutup hingga ke bagian mata kaki.
"Kecelakaan demikian memang tidak bisa dihindari 100 persen, tetapi kita tetap bisa upayakan untuk meminimalisir atau mengecilkan risikonya," pungkas Sony.
***