Belajar dari Kejadian Truk Mundur di Tanjakan, Bagaimana Cara Antisipasinya?

28 November 2020 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan truk mundur di Batang, Jawa Tengah. dok.instagram/batang.update/
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan truk mundur di Batang, Jawa Tengah. dok.instagram/batang.update/
ADVERTISEMENT
Kecelakaan yang melibatkan truk kembali terulang. Belum lama ini viral truk mundur tanpa kendali di ruas jalan yang menanjak di Batang, Jawa Tengah, hingga akhirnya menabrak tiang lampu jalan.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan lalu, terjadi kejadian serupa di Sidrap, Sulawesi Selatan. Sebuah truk kontainer tak kuat menanjak, hingga akhirnya mundur bebas kemudian menabrak beberapa mobil di belakangnya.
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO
Terlepas dari kesalahan pengemudi truk yang lalai mengaktifkan rem, atau kurang perhitungan tenaga mesin sehingga tak kuat menanjak, kejadian tersebut bisa dijadikan pelajaran. Utamanya bagaimana cara yang benar mengantisipasi truk yang mundur karena gagal menanjak.
Teknik antisipasi ini diperlukan bertujuan mengurangi tingkat fatalitas hingga korban jiwa melayang.
Praktisi keselamatan berkendara Andry Berlianto menjelaskan, mengemudi di belakang truk tak boleh sembarang. Paling utama selalu menjaga jarak aman yang jauh.
Truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
Mengapa demikian? Truk dengan dimensi yang besar berpotensi besar menghalangi bidang pandang ke depan, atau dengan kata lain menambah blind spot. Untuk itu, bila perlu dan ada kesempatan, segera jauhi kemudian salip truk tersebut.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana jika dihadapkan pada situasi truk di depan tak kuat menanjak, kemudian ada indikasi akan mundur bebas? Tindakan seperti apa yang harus dilakukan pengendara di belakangnya?
Truk mundur di tanjakan dan menabrak tiang lampu. Foto: dok.instagram/batang.update/
Menjawab ini, Andry merekomendasikan untuk tetap selalu menjaga jarak aman yang jauh dari truk. Artinya sudah ada antisipasi dari awal, ketika melewati jalan yang penuh dengan tanjakan maupun turunan, pengemudi harus ingat tidak boleh berada terlalu dekat di belakang truk, lalu menjauh supaya terhindari blind spot dan bisa memantau kondisi.
"Ini membuat pandangan jauh ke depan dan pengendara bisa membaca situasi apakah ada bahaya yang harus dihindari," katanya kepada kumparan, Jumat (27/11).
Truk Kontainer di Sulawesi Selatan mundur lalu gilas kendaran alinnya. Foto: Dok. Istimewa
Kemudian segera lakukan tindakan penyelamatan, dengan berpindah ke area yang diyakini aman, alias bukan wilayah yang menjadi arah truk mundur.
ADVERTISEMENT
"Pastikan cek spion dan menoleh untuk mendapatkan kondisi riil-nya. Masukkan gigi mundur secara cepat jika memang kondisi aman di belakang. Atau manuver ke arah lain saat kondisi terbaca aman," tambahnya.
Beda cerita umpama lalu lintas padat atau merayap. Manuver tentunya tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu evakuasi terbaiknya adalah segera tinggalkan kendaraan.
Truk Kontainer di Sulawesi Selatan mundur lalu gilas kendaran alinnya. Foto: Dok. Istimewa
Tapi jangan sembarang berhamburan ke jalan. Ingat ada kendaraan yang melaju dari jalur berlawanan, sehingga khawatir kepanikan yang melanda membuat kemampuan persepsi lemah dan tidak fokus. Akibatnya paling fatal bisa menjadi korban kecelakaan di titik yang lain.
"Jika memang rapat dan tidak memungkinkan manuver dan keluar adalah cara terbaik, maka lakukan. Ingat, pastikan arah evakuasi aman dan tidak sejalur dengan kendaraan yang bermasalah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Secara teori memang mudah dilakukan, sementara implementasinya bahkan bisa lebih sulit. Namun setidaknya dengan pengetahuan ini, bisa membuat pengguna jalan lebih berhati-hati lagi, mengedepankan keselamatan berkendara, dan senantiasa bertindak antisipatif serta defensive selama di jalan.