Belajar dari Pengemudi Daihatsu Sigra Gagal Salip Tronton Berujung Maut

2 September 2020 17:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi mobil Sigra usai menabrak truk tronton di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi mobil Sigra usai menabrak truk tronton di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kecelakaan maut yang melibatkan mobil pribadi dan truk tronton kembali terjadi lagi pada Senin (31/8). Kali ini melibatkan sebuah Daihatsu Sigra yang bertabrakan dengan truk tronton di Jalan Lintas Medan - Tebing Tinggi Km 37-38 Desa Tulang Dusun III, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Sang pengemudi bernama Alexander (41) menghembuskan napas terakhirnya di RSU Melati Perbaungan.
Kasatlantas Polres Serdang Bedagai, AKP Agung Basuni, mengatakan kecelakaan yang terjadi ada pukul 08.30 WIB itu bermula saat mobil Sigra yang dikemudikan korban melaju dari arah Medan menuju kota Tebing Tinggi ingin menyalip sebuah truk yang tak kuat menanjak di depannya.
Nahas, karena tak sanggup menyalip truk di depannya itu, datang sebuah truk tronton dari arah berlawanan dan membuat tabrakan menjadi tak terhindarkan..
"Karena kurang hati-hati, tidak memperhatikan mobil yang berlawanan arah dari arah Tebing Tinggi menuju Medan, (mobil korban) menabrak bagian depan sebelah kiri truk tronton bernomor polisi BK 9393 GE di depannya," ujar Agung dalam keterangan resminya.
Kondisi mobil Sigra usai menabrak truk tronton di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
Belajar dari kasus tersebut, lagi-lagi faktor gagal menyalip kembali jadi pemicu awal terjadinya sebuah kecelakaan. Kurangnya pemahaman terhadap teknik menyalip, diperkirakan menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT

Pastikan tindakan menyalip tersebut sudah memenuhi unsur PDA

Karena itu, founder sekaligus instruktur senior Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan setiap pengemudi sebaiknya memahami apa yang dinamakan dengan PDA sebelum melakukan tindakan menyalip.
Lebih lanjut, kata Jusri, pada huruf P di PDA memiliki arti perlukah tindakan menyalip tersebut dilakukan. Setiap pengemudi harus bisa membedakan apakah rencananya menyalip itu masuk kategori keharusan atau hanya sekadar keinginan saja.
"Jadi pastikan dahulu perlu atau tidak. Harus atau hanya ingin. Kalau tidak perlu dan hanya karena keinginan, sebaiknya jangan memaksa menyalip," ucap Jusri.
Touring Honda CR-V merayakan usianya yang ke-20 tahun di Indonesia. Foto: dok. Honda Indonesia
Berikutnya huruf D pada kata PDA memiliki arti dibenarkan atau tidak tempat atau kawasan tersebut untuk melakukan tindakan menyalip.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya pengemudi harus mengetahui apakah jalan yang dilaluinya itu dibenarkan atau tidak menyalip. Kalau misal itu di tanjakan, di tikungan, di bunderan, atau di jalan yang ada marka garis jalan tersambung, maka itu artinya tindakan menyalip tidak dibenarkan," terang Jusri.
Terakhir huruf A mengartikan aman atau tidak tindakan menyalip tersebut dilakukan. Setelah memastikan unsur P dan D pada kata PDA terpenuhi, pengemudi harus memastikan juga keamanan tindakan menyalip yang akan dilakukan.
"Terakhir kalau dia bisa menjawab iya terkait aman atau tidaknya untuk menyalip, lalu unsur dua sebelumnya yakni P dan D juga terjawab, maka baru tindakan menyalip bisa dilakukan,' beber Jusri.
Test drive Wuling Almaz, mengemudi mobil di malam hari. Foto: dok. Wuling Motors

Teknik menyalip

Selain harus memenuhi 3 unsur PDA, sebelum melakukan tindakan menyalip, seorang pengemudi mobil juga wajib memahami teknik menyalip yang benar dan aman.
ADVERTISEMENT
Terkait teknik menyalip yang benar dan aman, dikatakan Jusri ada 5 teknik yang harus dipahami. Berikut detailnya.

1. Cek spion

Ilustrasi melihat spion. Foto: dok, Istimewa
Sebelum melakukan tindakan menyalip, pengemudi mobil diimbau untuk mengecek kaca spion terlebih dahulu, tujuannya untuk memastikan ada objek lain atau tidak yang datang dari arah belakang.
Sebab, bukan tidak mungkin saat pengemudi hendak berpindah jalur untuk menyalip, melaju kendaraan lain dari arah belakang dengan kecepatan tinggi.

2. Pastikan kondisi dari lawan arah aman

Perjalanan Terios 7 Wonders di Bengkulu. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Tak hanya mengecek situasi dari belakang mobil melalui kaca spion, pengemudi sebaiknya juga memastikan situasi di depannya khususnya dari lawan arah bagi yang menyalip di jalan dua arah.
"Sebelum benar-benar menyalip, cek dahulu atau intip dari lawan arah aman atau tidak untuk memulai menyalip," tutur Jusri.
ADVERTISEMENT

3. Nyalakan lampu sein

Lampu sein MG Hector Foto: dok. Carwale
Setelah memastikan situasi di sekitar aman, tindakan selanjutnya sebelum menyalip, yakni mengaktifkan lampu isyarat atau lampu sein.
"Ini tujuannya tentu untuk memberikan informasi terhadap kendaraan di sekitar bahwa kita mau melakukan tindakan menyalip," beber Jusri.

4. Beri tanda

Ilustrasi membunyikan klakson mobil Foto: dok. Shutter Stock
Selanjutnya saat memulai ancang-ancang tindakan menyalip, tak ada salahnya pengemudi mobil memberikan tanda isyarat bagi kendaraan yang akan disalip. Bentuk tanda isyarat tersebut bisa berupa klakson atau lampu dim.

5. Jangan berlama-lama

Perjalanan Terios 7 Wonders menyusuri Kuching, Malaysia Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Saat melakukan tindakan menyalip, khususnya untuk di situasi jalan 2 arah dan menanjak, sebaiknya dilakukan secara cepat dan tepat.
"Yang perlu dicatat itu kalau menyalip jangan terlalu berlama-lama saat proses menyalipnya. Karena kalau kita terlalu lama-lama, apalagi kalau yang disalipnya itu truk tronton, maka sangat rentan untuk terjadinya kecelakaan," papar Jusri.
ADVERTISEMENT

Yang harus diperhatikan saat menyalip

Posisi mengemudi Nissan Livina Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hal lain yang tidak kalah penting namun sering diabaikan oleh para pengemudi saat sedang menyalip, yakni menyoal pemahaman terhadap karakteristik mobilnya dan pengendalian emosi.
Seringkali, kata Jusri, pengemudi belum memahami karakteristik mobilnya dan cenderung memaksakan seolah-olah mobilnya tersebut aman untuk melakukan tindakan menyalip.
"Dalam memahami karakteristik mobil, setidaknya ada 3 yang harus diperhatikan. Karakteristik steering atau pengendaliannya, karakteristik pengereman, dan karakteristik tenaga," kata Jusri.
Beberapa pengemudi, dikatakan Jusri, sering belum mengetahui apakah mobilnya memiliki tenaga yang cukup atau tidak untuk menyalip namun nekat memaksa untuk menyalip. Akibatnya, potensi gagal menyalip pun tak terhindarkan.
Terakhir menyoal pengendalian emosi juga seringkali diabaikan oleh para pengemudi. Kegiatan mengemudi yang memiliki risiko sangat tinggi, sebaiknya harus dilakukan saat kondisi diri tenang dan stabil.
ADVERTISEMENT
Sebab, apabila tindakan menyalip dilakukan saat kondisi terpancing emosi atau nafsu sering kali aspek-aspek keselamatan lain tak dihiraukan.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT