Belajar Lagi, Begini Aturan Main Perawatan Mobil dengan Transmisi Matik

27 Mei 2023 6:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transmisi mobil matik. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transmisi mobil matik. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transmisi matik kadang dianggap memiliki ongkos perawatan yang mahal dan tak awet. Memang, bila sudah harus di-overhaul, biayanya bisa menguras kantong hingga jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
Nah, agar tidak mengalami hal tersebut, pemilik mobil matik wajib mengetahui gaya berkendara yang benar. Selain itu, perawatan berkala juga perlu dilakukan secara rutin.
“Normalnya, transmisi matik bisa awet hingga lima atau tujuh bahkan sepuluh tahun. Kisarannya mungkin sudah lebih dari 300 ribu kilometer. Kuncinya di gaya berkendara dan rutin melakukan servis berkala,” ungkap pemilik bengkel spesialis mobil matik Worner Matic, Hermas Prabowo kepada kumparan belum lama ini.
Kaca mobil yang baik bisa membuat visibilitas pengemudi maksimal. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Salah satu gaya berkendara yang perlu dihindari adalah agresif. Maksudnya, sering menginjak pedal gas dan rem dalam-dalam secara mendadak. Ini bisa membuat komponennya menjadi rusak seperti kampas kopling menjadi cepat habis.
“Transmisi matik itu kenyamanan dengan perpindahan gigi secara otomatis. Jadi, enggak boleh sembarangan bawanya. Kalau terlalu agresif, komponen seperti kampas kopling dan lainnya ya bisa cepat habis,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pedal rem dan gas mobil matik Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Lalu, jangan biarkan mobil matik terparkir dalam kondisi lama dengan posisi tuas transmisi di D. Ini bisa membuat komponen seperti engine mounting menjadi rusak, karena penyaluran tenaga tertahan oleh rem.
“Kalau parkir lama, lebih dari lima atau 10 menit, tarik tuas rem tangan lalu pindahkan transmisi ke N atau P. Kalau dibiarkan di D, bisa merusak komponen seperti engine mounting. Koplingnya juga ditakutkan hangus makanya itu yang bikin cepat rusak,” katanya.

Penggantian oli matik

Khusus untuk servis berkala, ganti oli transmisi perlu dilakukan setiap 10 ribu atau 15 ribu kilometer. Ini dilakukan agar oli transmisi matik tersebut tetap dalam kondisi bersih, sehingga pelumasannya bisa maksimal.
“Kalau olinya sudah kotor sekali, itu harus dilakukan pengurasan atau flushing, agar volume keseluruhan di bak penampungan oli transmisi bisa keluar semua. Nanti, itu akan digantikan dengan oli yang baru sekaligus dibersihkan juga komponen transmisinya. Biasanya dilakukan setiap 20 ribu kilometer atau dua tahun,” imbuhnya.
Menggunakan mesin ATF-Charger untuk kuras oli transmisi Foto: dok. istimewa
Bila dibiarkan kotor, oli di dalam gearbox transmisi bisa menjadi sludge atau lumpur. Ini bisa merusak ratio gear, karena kinerja transmisi yang berat menyebabkan gesekan berlebih.
ADVERTISEMENT
“Ini juga yang sering disepelekan sehingga kesannya mobil matik cepat rusak. Padahal, olinya itu berfungsi sebagai pendingin, pembersih dan lapisan film pelindung karena perpindahannya secara otomatis,” pungkasnya.