Berita Populer: Kecelakaan di Tol Cipularang; Mobil Listrik Mazda MX-30

12 November 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun di KM 92 Tol Cipularang dievakuasi di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun di KM 92 Tol Cipularang dievakuasi di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kata pengamat soal kecelakaan di Tol Cipularang menjadi berita populer kumparanOTO, Senin (11/11).
ADVERTISEMENT
Mobil listrik Mazda MX-30 mendarat di Indonesia, harga Rp 860 juta, serta elektrifikasi penting, tapi kendaraan irit BBM dan rendah emisi juga dibutuhkan menarik perhatian banyak pembaca.
Selengkapnya rangkuman berita populer kumparanOTO.

Kata Pengamat Soal Kecelakaan di Tol Cipularang

Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang KM 91-92 arah Jakarta pada Senin (11/11/2024) sore.
Penyebab awal terjadinya kecelakaan adalah truk kontainer pengangkut kardus hilang kendali dan menabrak 21 kendaraan yang ada di depan.

Mobil Listrik Mazda MX-30 Mendarat di Indonesia, Harga Rp 860 Juta

PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sekaligus distributor Mazda di Indonesia resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, yaitu Mazda MX-30 di Mazda Indonesia Headquarters, Senin (11/11/2024).
ADVERTISEMENT
Mobil setrum ini dibanderol Rp 860 juta sudah termasuk perangkat wall-charger serta portable charger. Konsumen nantinya akan mendapatkan perangkat wall-charger 22 kW dengan merk ABB namun belum termasuk biaya instalasi.

Elektrifikasi Penting, Tapi Kendaraan Irit BBM dan Rendah Emisi Juga Dibutuhkan

Meski dihadapkan pada banyak teknologi kendaraan listrik berorientasi ramah lingkungan, masyarakat tampaknya tetap butuh pilihan mobil rendah emisi dan konsumsi bahan bakar yang efisien.
Hal ini berangkat dari fakta di lapangan bahwa mobil listrik (BEV) yang masih jauh dari kata terjangkau. Jadinya hanya segelintir orang atau segmen tertentu yang bisa mengadopsi BEV sebagai teman mobilitas harian.