Berita Populer: Kendaraan Listrik Bekas Jadi Tantangan; B40 Diterapkan 2025

25 September 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Airlangga: pasar kendaraan listrik bekas jadi tantangan menjadi berita populer kumparanOTO, Selasa (24/9).
ADVERTISEMENT
Menko Airlangga pastikan B40 diterapkan tahun depan, serta alasan posisi duduk sopir bus dibuat lebih rendah juga menarik perhatian banyak pembaca.
Selengkapnya rangkuman berita populer kumparanOTO.

Menko Airlangga: Pasar Kendaraan Listrik Bekas Jadi Tantangan

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pasar kendaraan listrik bekas menjadi tantangan dalam upaya popularisasi kendaraan elektrifikasi.
Hal ini disampaikan Airlangga di sesi keynote speech di acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).

Menko Airlangga Pastikan B40 Diterapkan Tahun Depan

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program biodiesel 40 persen atau B40 akan diterapkan tahun depan. B40 merupakan lanjutan dari program B35 yang saat ini diimplementasi.
B40 menggunakan campuran solar dengan bahan bakar nabati berbasis kelapa sawit sebanyak 40 persen. Ini dilakukan untuk mencapai Net Zero Emission atau NZE di sektor transportasi di luar kendaraan elektrifikasi.
ADVERTISEMENT

Ini Alasan Posisi Duduk Sopir Bus Dibuat Lebih Rendah

Ketika naik bus, sempat sadar enggak sih, posisi duduk pengemudi bus ternyata lebih rendah dibanding penumpang dan kabin bus?
Bus Body Builder Advisory Product & Marketing Division PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia DCVI Muhammad Thoyib menjelaskan, alasan perbedaan ketinggian tersebut untuk visibilitas.