Berita Populer: Pilihan Toyota Innova Bekas; Mobil Anak Michael Schumacher

Ulasan mengenai tipe Toyota Innova Diesel bekas yang banyak diincar pembelinya adalah berita populer kumparanOTO pada Senin (7/12).
kumparan merangkumnya berdasarkan model terfavorit beserta harganya, dari bursa mobil bekas mobil88 Buaran, Jakarta Timur.

Selain itu artikel yang membahas mobil Formula 2 yang mengantarkan anak Michael Schumacher, menjadi juara dunia juga menarik perhatian banyak pembaca kumparan. Disusul 'kredit karbon' yang bakal diterapkan produsen mobil.
Rangkuman berita populer kumparanOTO
Berburu Toyota Innova Diesel Bekas, Ini Model Favorit dan Harganya

Menyoal kisaran harganya, saat ini Toyota Innova Diesel model 'barong' punya kisaran harga dari Rp 200 jutaan hingga lebih dari Rp 225 juta, tergantung tahun dan kondisi yang dimiliki.
Anak Michael Schumacher Juara Dunia Formula 2, Ini Spesifikasi Mobil Balapnya
Putra dari pebalap legendaris Formula 1, Michael Schumacher , yakni Mick Schumacher, menjadi juara dunia Formula 2 2020.
Mick berhasil meraih gelar tersebut setelah unggul perolehan poin dari rival terberatnya, Callum Illot. Pada balapan terakhir yang berlangsung di Sirkuit Sakhir, Bahrain, pada Minggu (6/12), Mick harus puas finish di posisi 18. Sementara Callum berhasil finish di posisi 14.

Meski finish jauh di belakang Callum Illot, perbedaan poin yang sudah sangat jauh antara Mick dan Callum, membuat posisi Mick di pucuk klasemen sulit untuk tergeser.
Jepang Siap Terapkan 'Kredit Karbon' ke Produsen Mobil, Apa Itu?
Jepang akan memberlakukan skema carbon credit (kredit karbon) ke pabrikan otomotif. Ini sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan mobil berbasis listrik --hybrid, plug-in hybrid, dan listrik murni.
Lewat skema ini, Jepang bakal menentukan ambang batas produksi karbon dari aktivitas produksi pabrikan. Bila kedapatan melebihi standar, pabrikan harus membeli kredit karbon dari perusahaan yang masih memiliki kuota.

Perhitungannya berdasarkan perbandingan mobil listrik yang diproduksi dengan mobil konvensional. Dengan demikian, pabrikan terdorong untuk memproduksi mobil berbasis listrik lebih banyak ketimbang mobil bermesin konvensional.