Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Lewat Kedux Garage, Komang Gede Sentana Putra membuktikan ketelitian dan kerja keras tak akan membohongi hasil. Builder asal Pulau Dewata ini menyabet The Best Kustom Bike Show di gelaran tahunan Kustomfest 2019.
ADVERTISEMENT
Motor yang diturunkan di main class 250 cc American Chopper & Bobber memang tampil ciamik dengan leburan casting aluminium yang mendominasi. Secara total, motor hasil garapannya ini lebih mengarah ke aliran Bobber.
“Tahun ini sarat kualitas karya di Kustomfest. Semua mengamini, media yang datang mengamini, builder-builder yang ikut kompetisi juga mengamini, karya tahun ini sangat tinggi dibandingkan dengan tahun kemarin. Mulai dari detailing, finishing dan itu sebuah lompatan,” kata Lulut Wahyudi, Direktur Kustomfest saat ditemui kumparan, di Yogyakarta, Minggu (6/10).
Builder yang karib disapa Kedux ini menyebut karyanya terinspirasi dari Shinya Kimura - Chabott Engineering. Tampilannya punya nuansa klasik namun punya karakter yang gahar.
“Awal alirannya memang ingin punya style Shinya Kimura. Sebenarnya ini bukan style saya, jadi saya harus masuk ke dunianya Shinya Kimura, bagaimana caranya agar ketemu feeling lalu bagaimana caranya saya matching-in mesin dengan aksesori. Saya berusaha untuk aksesori tampil berbeda tetapi looks komposisi ingin semirip-miripnya,” Jelas Kedux di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk lama penggarapan, Kedux menyebut butuh waktu delapan bulan untuk proses finishing. Sementara untuk desain sketsa gambarnya, sudah dirancang sejak 2017.
“Ini memang sudah lama idenya, tapi saya harus mempelajari bagaimana ambil sudutnya dan paling penting bagaimana cara saya masuk ke dunianya Shinya Kimura,” paparnya.
“Motor Shinya Kimura memang saya lihat motornya itu lebih rendah dan sudut rake-nya punya derajat yang lebih keras . Umumnya 30 derajat, dia punya punya 38 sampai 40 derajat. Itu yang membuat karakternya langsung keluar,” Kudex menambahkan.
Dalam proses penggarapannya, motor tersebut dikerjakan sendiri oleh Kedux. Hanya saja, untuk beberapa komponen, ia turut berpartisipasi dengan beberapa pihak.
“Handmade 80 persen, hampir semua handmade. Hanya jok digarap oleh teman pengrajin kulit di Bali, lalu untuk casting aksesori dibantu sama David dari Jogja. Aksesori semua pembuatannya manual,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Secara sekilas, motornya memang punya tampilan yang begitu mengintimidasi ketika dipakai berkendara. Meskipun, Kedux menampiknya dan mengklaim bahwa hasil garapannya masih nyaman untuk ditunggangi.
“Awalnya saya mengira pinggang, tangan akan pegal, tapi setelah dipakai ternyata nyaman. Kasat mata memang ekstrem banget tapi setelah dinaiki nyaman sekali. Kalau enggak percaya silakan coba,” guraunya.
Berikut detail spesifikasi kustom dan fotonya:
ADVERTISEMENT