Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BMW Indonesia Bicara Peluang Rakit Mobil Listrik di Tanah Air
31 Januari 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Demikian seperti yang disampaikan Direktur Komunikasi BMW Group Indonesia Jodie O’tania saat sela acara peresmian BMW Studio AML di AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta (28/1).
“Kita akan menghadirkan 15 kendaraan BMW terbaru, dari 15 kendaraan tersebut akan ada kendaraan full listrik yaitu (BMW) i4 dan iX. Jadi memang tahun ini kita bilang bahwa ini adalah tahunnya kendaraan listrik,” ujar Jodie.
Sayangnya, Jodie belum bisa memastikan kapan peluncuran dua mobil listrik BMW tersebut dilakukan. Menariknya, meski belum diluncurkan tetapi dua model mobil listrik BMW, yakni iX dan i4 terlihat sudah mejeng di laman resmi BMW Indonesia.
Potensi dirakit dalam negeri
Dengan menjadikan tahun 2022 sebagai tahunnya kendaraan listrik, juga turut menimbulkan pertanyaan terkait peluang merakit lokal model-model mobil listrik BMW di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kalau untuk produksi kendaraan full listrik itu belum ada rencananya tahun ini, tapi ke depannya kan kita nggak pernah tau, tapi untuk yang diluncurkan nanti itu bukan rakitan lokal, itu CBU dan jumlahnya sangat terbatas,” terang Jodie.
Meski begitu, Jodie tak menampik bahwa pihaknya sudah melakukan studi soal perakitan mobil listrik BMW di Tanah Air.
“Kalau studi sudah, riset sudah itu pasti tapi yang pasti itu kita lihat dari riset yang kita lakukan, yang sangat diperlukan oleh Indonesia itu adalah untuk mengkomunikasikan secara mass untuk meningkatkan awareness dan benefit kendaraan listrik,” jelasnya.
Menurut Jodie, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum nantinya benar-benar akan memproduksi lokal kendaraan listrik dari BMW, salah satu contohnya seperti edukasi kendaraan elektrifikasi kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah berkoordinasi juga dengan beberapa stakeholders jadi memang yang kita fokuskan adalah memberikan awareness seputar benefit-nya dan manfaatnya, kemudahan-kemudahan yang bisa didapatkan, aftersales untuk kendaraan listrik,” imbuhnya.
Alasan BMW Group Indonesia memilih 2022 sebagai tahunnya kendaraan listrik, tentu bukan tanpa alasan. Menurut Jodie, kini masyarakat Indonesia perlahan sudah mulai siap menerima kehadiran kendaraan listrik. Apalagi, kini infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga terus bertambah di berbagai lokasi.
“Sebenarnya Indonesia itu sudah siap untuk kendaraan listrik, tapi masih ragu dalam hal untuk jarak tempuhnya dan waktu charger-nya dan benefit-benefit lainnya belum terlalu besar awareness-nya,” imbuhnya.
Sinyal dari Kemenperin
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, memang pernah mengatakan dua pabrikan asal Jerman, Mercedes-Benz dan BMW akan meningkatkan investasi di Indonesia terkait perakitan mobil listrik. Adapun produk-produk yang dirakit di Indonesia bukan hanya untuk memenuhi pasar domestik tetapi juga ekspor.
ADVERTISEMENT
“BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercedes-Benz juga bersedia bekerja sama dan sedang mengeksplorasi peluang ekspor kendaraan ke Australia dan ASEAN, rencananya mereka akan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi,” ucap Agus Gumiwang melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Hadirnya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, serta berlakunya kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia juga jadi daya tarik utama bagi kedua merek premium itu untuk meningkatkan investasinya di Tanah Air.
Adanya penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Juli 2020 lalu, juga membuat pajak kendaraan CBU yang diekspor dari Indonesia ke Australia menjadi 0 persen.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020,” tambah Agus.
Saat ini kedua merek tersebut sedang mempelajari terkait rantai pasok, biaya manufaktur, biaya logistik, teknologi, regulasi, tarif pajak, dan lainnya. “Namun, intinya mereka support dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” jelas Agus.