Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bos Hyundai Ogah Komentar Soal Praktik Nakal Oknum Sales di Inden IONIQ 5
14 April 2023 15:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Makmur tidak bisa berkomentar lebih banyak soal kejanggalan skema inden mobil listrik Hyundai IONIQ 5 yang dialami konsumen.
ADVERTISEMENT
“Kalau itu saya terus terang susah komentar karena memang kalau sampai ada sales yang melakukan itu kita mesti cek dulu kondisi di lapangan seperti apa, saya agak susah komentari ini,” buka Makmur.
Supaya mengerti konteksnya, kasus kejanggalan inden IONIQ 5 tersebut dialami oleh salah satu salah satu penggawa band Seringai, Sammy Bramantyo.
Pada akhir Maret lalu, lewat akun Instagram pribadinya (@sam_bram), pria berusia 40 tahun itu membagikan pengalaman tidak menyenangkan dengan pihak diler ketika harus menunggu IONIQ 5 pesanannya yang tak kunjung datang.
“Gue inden IONIQ 5 udah masuk bulan ke-10, yang janjinya cuma 6-bulan. Belum dapat-dapat sampai sekarang,” bunyi unggahan Instagram story Sammy dikutip Kamis (23/3).
Sammy dibuat tambah heran dengan ulah, yang disebutnya oknum sales Hyundai yang menjanjikan unitnya datang lebih cepat jika mau membayar mahar lebih.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau gue nambah Rp 50 juta, barangnya bisa langsung ada akhir bulan di showroom,” imbuhnya.
Singkat cerita, Sammy akhirnya membatalkan pesanan IONIQ 5 setelah berusaha meminta kembali uang muka (DP) yang sudah diberikan karena ketidakjelasan sistem inden dari Hyundai.
Menyoal penyelesaian kasus tersebut seperti apa yang dilakukan oleh Hyundai Indonesia, Makmur mengaku pihaknya hingga saat ini masih menelusuri terkait proses penanganannya.
Ia juga enggan berkomentar banyak soal praktik tersebut, masih menurut Makmur pihaknya hanya dapat menentukan harga retail yang disarankan atau manufacturer suggested retail price (MSRP) kepada diler.
“Begini, itu kesepakatan antara pembeli dan penjual jadi saya tidak bisa komentar banyak. Tapi yang jelas kita mengeluarkan MSRP (manufacturer's suggested retail price). Jadi menurut saya itu tergantung kesepakatan masing-masing,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
***