Bos Mitsubishi Australia Ketar-ketir dengan Gempuran Mobil Listrik China

23 Oktober 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Mitsubishi Motors. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Mitsubishi Motors. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Australia dihadapkan isu kekhawatiran terkait risiko menjadi 'ladang pembuangan' bagi mobil-mobil listrik asal China. Hal itu disampaikan oleh Chief Executive Officer (COO) Mitsubishi Australia, Shaun Westscott.
ADVERTISEMENT
Dikutip Drive, Westscott merasa pemerintah Australia perlu mempertimbangkan menaikkan tarif untuk mobil listrik China selayaknya yang dilakukan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Menurutnya, sesuatu yang disebut 'gelagat membuang produk' ke Australia atau dumping bisa saja akan terjadi bila negara Kangguru tersebut tidak mengambil tindakan serupa.
"Pasar akan semakin sesak pada beberapa tahun mendatang dengan munculnya berbagai macam produk, ada sejumlah negara yang waspada terhadap hal ini dan mulai mengkaji pembatasan impor dan tarif karena potensi dumping bisa sangat terjadi," ujar Westcott.
Chery Omoda E5 adalah salah satu mobil listrik yang masuk pasar Australia. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Awal bulan Oktober, beberapa negara Eropa sudah menyetujui untuk mengenakan tarif tinggi kepada mobil listrik impor asal China guna melindungi industri otomotif dalam negeri dari produk-produk yang dijual dengan harga relatif murah.
ADVERTISEMENT
Kini, mobil-mobil listrik impor asal China yang dijual di sejumlah negara Eropa dikenakan tarif sebesar 45 persen dari yang sebelumnya 10 persen untuk periode lima tahun ke depan. Sementara AS, menggandakan tarif menjadi 100 persen dari sebelumnya 25 persen.
Namun, tak semua pabrikan mobil setuju dengan pendapat bos Mitsubishi Australia itu. CEO Mercedes-Benz Ola Källenius mengatakan, pengenaan tarif tinggi untuk mobil listrik China terbilang sadis dan cenderung memunculkan situasi 'lose-lose'.
Hingga saat ini, Australia tidak memberlakukan tarif tinggi untuk mobil listrik impor China. Sebab, kedua negara telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas (FTA) di Beijing pada tahun 2015 lalu.
All new Mitsubishi Triton 2023. Foto: Mitsubishi Motors
Australia adalah salah satu negara yang turut kebanjiran merek mobil baru asal China. Selang selama beberapa bulan dan setahun terakhir, setidaknya puluhan jenama sudah injak kaki di Negara Benua itu. Seperti Zeekr, Jaecoo, Xpeng, dan belum termasuk yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Westscott bilang, produksi mobil listrik di negara dengan pasar otomotif terbesar ke-2 di dunia seperti China tidak mudah. Harga produk harus terus disesuaikan atau dikorting, memastikannya benar-benar sampai ke tangan konsumen.
"Jika terjadi kelebihan kapasitas dan kelebihan produksi di beberapa negara, banyak dari kendaraan tersebut akan dibuang di Australia. Itulah yang perlu kita waspadai, situasi itu membuat mereka (pabrikan) mulai memberi diskon dan ini akan menjadi pemandangan umum ke depannya," jelasnya.
Pada Agustus lalu, Komite Tetap Dewan Perwakilan Rakyat Federal untuk Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air Australia sudah mendengar bahwa perang diskon besar-besaran akan terjadi setidaknya selama satu tahun ke depan karena semakin banyaknya pesaing.
"Apa yang kami pikir akan terjadi dalam 10 hingga 12 bulan ke depan adalah akan ada diskon di seluruh pasar, akan ada pengecualian untuk itu, tetapi itu akan membawa lebih banyak tekanan," timpal CEO Asosiasi Perdagangan Kendaraan Bermotor Australia (MTAA), Matt Hobbs.
ADVERTISEMENT
Westscott berharap fenomena pemangkasan harga tersebut tidak terjadi secara agresif, terutama untuk mobil listrik dan segera melambat serta mulai kembali normal demi kebaikan semua pihak.

Mitsubishi Australia pede andalkan nilai jual brand

Logo Mitsubishi. Foto: dok. Reuters/Pierre Albouy
Westscott bilang, Mitsubishi tidak ingin terlibat dalam skema perang harga yang disebutnya sebagai 'lingkaran kematian' dan masuk ke ranah permainan persepsi masyarakat untuk sebuah produk yang tidak lagi dianggap murah.
“Kami sudah ada di Australia selama 45 tahun, kami tidak datang kemarin, kami sudah lama di sini. Kami telah membangun merek yang solid dan stabil dengan keahlian Jepang berkualitas tinggi – produk bagus yang tidak akan kami diskon besar-besaran," tegasnya.
“Merek [lain] dapat melakukan apa yang mereka suka. Kami tidak ingin berpartisipasi dalam spiral kematian, ini adalah perlombaan menuju kehancuran. Saya rasa kami tidak boleh bermain dalam permainan itu," kata Westscott.
ADVERTISEMENT
Westscott ingin Mitsubishi dikenal sebagai merek acuan dan merek yang dapat diandalkan. Pihaknya akan terus menawarkan nilai yang luar biasa, sesuatu yang tidak bisa dianggap murahan. "Kami akan terus melanjutkan perjalanan kami dari merek yang bernilai uang menjadi merek yang bernilai," pungkasnya.
***