Bus Kekinian Banyak Pakai Sekat, Apa Fungsinya?

30 Maret 2022 9:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus baru PO Palala berbodi single glass. Foto:  Instagram Karoseri Laksana.
zoom-in-whitePerbesar
Bus baru PO Palala berbodi single glass. Foto: Instagram Karoseri Laksana.
ADVERTISEMENT
Beberapa bus antar kota antar provinsi (AKAP) menawarkan kenyamanan pada kabinnya. Salah satu yang menunjang kenyamanan tersebut adalah penggunaan sekat pembatas.
ADVERTISEMENT
Sekat ini biasanya terlihat ketika memasuki bus, terdapat pintu tambahan yang dilengkapi dengan kaca pada sisi kiri dan kanan yang membatasi bagian penumpang dengan pengemudi.
Lantas apa fungsi dari penggunaan sekat tersebut pada bus-bus AKAP kekinian di Indonesia?

Fungsi dari sekat pada bus

Menurut Export Manager Karoseri Laksana Werry Yulianto, terdapat beberapa fungsi dari penggunaan sekat pada beberapa bus di Indonesia.
“Jadi ada beberapa kegunaan sekat itu, salah satunya partisi untuk smoking area,” terangnya kepada kumparan, Senin (28/3).
Dengan adanya sekat tersebut dapat mengurangi asap rokok yang masuk ke bagian penumpang. Mengingat kabin penumpang menggunakan AC sementara bagian pengemudi terdapat jendela yang bisa dibuka.
Bus baru PO Palala berbodi single glass. Foto: Instagram Karoseri Laksana.
Keberadaan sekat yang membatasi area sopir dengan penumpang, ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah tindak kriminal pada sopir yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
“Betul, adanya sekat itu bisa jadi lebih aman untuk sopir juga,” ucap Werry.
Selain untuk area merokok serta mencegah tindak kriminal, sekat juga bertujuan untuk mengurangi benturan atau risiko cedera pada saat terjadi kecelakaan pada bus.

Ada kekurangannya

Kendati mampu menjadi salah satu bagian keselamatan, sekat juga memiliki kekurangan, terutama pada bagian pandangan penumpang terutama yang berada di bagian kursi panas atau paling depan.
Bus baru PO Palala berbodi single glass. Foto: Instagram Karoseri Laksana.
“Kekurangannya itu menghalangi pandangan penumpang ke arah depan,” lanjut Werry.
Werry juga membeberkan penggunaan sekat tersebut tidak terlalu populer pada bus-bus yang menggunakan sasis Laksana. Ia mengakui kalau ada sekitar 20 sampai 30 persen saja yang menggunakan sekat.
“Mungkin hanya ada 20 sampai 30 persen bus yang menggunakan sekat,” tutup Werry.
ADVERTISEMENT