Cara DVCI Seleksi Karoseri Demi Kualitas Truk dan Bus Mercedes-Benz di Indonesia

17 September 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) berpartisipasi di gelaran Mining Indonesia 2024 di Jakarta International Expo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) berpartisipasi di gelaran Mining Indonesia 2024 di Jakarta International Expo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) selaku distributor tunggal, dan perakitan bus dan truk Mercedes-Benz di Indonesia, punya standardisasi yang ketat dalam menyeleksi karoseri.
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh DCVI dalam memilih karoseri agar menjadi truk yang punya kualitas dan standardisasi yang terjaga.
Truck Body Builder Advisor PT DCVI Hendro Sembodo mengatakan, dalam pemilihan karoseri termasuk ketat untuk seleksinya.
“Pada prinsipnya evaluasi kami menganut sistem manajemen mutu terhadap karoseri. Jadi kami mengevaluasi, ini karoseri punya sistem manajemen mutu atau enggak, atau ketika dia punya itu seberapa apakah high, medium, atau low. Umumnya kami menganut versi itu, dan itu kayak kami mengaudit ISO,” kata Hendro saat ditemui wartawan di sela-sela pameran Mining Indonesia di Kemayoran.
Hendro menegaskan, DCVI pun ketat dalam pengecekan administrasi, desain hingga gambarnya. Lalu untuk seleksi kualitasnya ada tiga tahapan yaitu input, proses, dan output.
ADVERTISEMENT
“Nah posisi quality, kita melihat karoseri ini seperti apa, jadi kalau misalnya kita lihat secara simpel karoseri adalah perusahaan yang mungkin lebih tinggi dari bengkel, tapi di bawahnya atau adiknya manufaktur,” katanya
PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) berpartisipasi di gelaran Mining Indonesia 2024 di Jakarta International Expo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
“Jadi ada di situ grade-nya seperti bengkel, berantakan banget, ya enggak juga. Tapi kalau serapih manufaktur, itu ya belum ke sana. Karena kalau serapih seperti manufaktur, tentu man power, dokumen dan sebagainya, cukup komplit, ya. Sehingga operasional untuk itu akan jadi mahal, jadi adiknya manufaktur,” lanjutnya.
Dari cara DCVI menyeleksi karoseri, kata Hendro ujung akhirnya adalah produk yang sampai end-user itu berkualitas. Sehingga ketika sudah lengkap dan diterima oleh pembeli, kualitasnya terjaga.
DCVI juga selalu mengarahkan konsumennya dalam memilih karoseri yang sesuai dengan keinginan konsumen agar hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
“Sehingga kami supervising produknya, nanti output-nya terakhir adalah kualitas terjaga. Jadi kalau klien memilih karoseri lain, kami support by project menyebutnya,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Hendro memaparkan DCVI punya kriteria yang harus dimiliki oleh setiap karoseri rekanannya.
“Jadi ada kriterianya, misalnya kami datang, kami cek punya sertifikat ISO atau tidak. Kemudian lihat organisasinya seperti apa, dia ada one man show, apa organisasi sudah melebar. Kemudian dokumentasinya bagaimana, sistem kualitasnya seperti apa,” tegasnya.
“Kemudian ada recording atau tracing terkait dengan equipment atau maintenance-nya yang ada. Itu itemnya banyak juga penilaian, sehingga nilai akhir itu yang kami simpulkan, oh ini karoseri manajemennya bagus atau tidak,” imbuh Hendro.