Cara Isuzu Cegah Praktik Truk ODOL dan Kejadian Rem Blong

19 Juni 2021 12:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
zoom-in-whitePerbesar
Truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus berupaya memerangi praktik truk ODOL atau Over Dimention Over Load. Puncaknya pada 1 Januari 2023 dan seterusnya, tidak akan ada lagi truk berlebihan muatan dan dimensi, sehingga tercipta Zero ODOL.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, truk ODOL berkontribusi sebanyak 81,7 persen terhadap total pelanggaran penyelenggaraan angkutan, yang terjaring Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/UPPKB).
Permasalahan truk ODOL bahkan merugikan negara hingga Rp 43 triliun dalam satu tahun. Sebab banyak infrastruktur jalan yang rusak akibat dilalui truk yang beratnya berlebih, sehingga negara harus mengucurkan uang untuk perbaikan.
Maka dari itu sampai benar-benar mencapai Zero ODOL, Kemenhub beserta otoritas terkait telah melarang truk ODOL melintas di tol sampai memaksimalkan operasional UPPKB di jalan nasional.
Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) sebagai salah satu agen pemegang merek yang menjual berbagai kendaraan niaga termasuk truk ringan hingga berat, mendukung berbagai upaya tersebut.
Truk Isuzu Giga. Foto: dok. IAMI
Beberapa cara telah dilakukan pabrikan agar mencegah terjadinya ODOL. Pertama merancang produknya mengikuti aturan yang ada, kemudian selalu menjalankan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT), untuk semua kendaraan barunya.
ADVERTISEMENT
"Karena kami mau menciptakan lingkungan yang mendukung ODOL. Kami ciptakan ekosistem dari hulu ke hilir," terang Technical Warranty Department Head PT IAMI, Reiner Tandiono dalam diskusi virtual, Kamis (17/6).
Langkah selanjutnya adalah sertifikasi pada 41 karoseri partner IAMI, untuk memastikan kustomisasi kendaraan yang dilakukan taat aturan pemerintah, dengan mengurus Surat Keterangan Rancang Bangun (SKRB).
Ditambah memberikan pelatihan kepada tenaga penjual Isuzu, agar tidak hanya mengenalkan produk, tapi juga menjelaskan secara rinci larangan praktik truk ODOL.
Yang dampaknya apabila terlibat kecelakaan menambah beban pengeluaran perusahaan, kehilangan nama baik, hingga kehilangan kontrak dengan klien.
Truk Isuzu Giga. Foto: dok. IAMI
Adapun kerugiannya bagi korban, termasuk pengemudi truk maupun awaknya, bisa meninggal dunia, cedera, kehilangan penghasilan, pengeluaran ekstra, trauma psikologis, dan beban bagi keluarga.
ADVERTISEMENT

Isuzu juga ikut berupaya cegah truk rem blong

IAMI juga berkomitmen menumpas kejadian truk yang mengalami rem blong, yang belakang menjadi sorotan.
Jelas Reiner, selain karena unsur kelaikan kendaraan, kemampuan pengendara, sikap mental, pemahaman dan kebiasaan pengemudi juga harus berpengaruh besar untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan dan rem blong.
Caranya dengan mengintensifkan pelatihan kepada pengemudi cara pengereman yang baik dan benar. Sebab kerja pengereman pada truk tak semuanya sama.
"Misalnya full air brake, jika sistemnya melakukan kebocoran, udaranya berkurang maka akan otomatis mengunci remnya sehingga lebih aman. Secara kekuatan sangat kuat karena tidak tergantung kekuatan tekanan kaki," lanjutnya.
Truk alami rem blong di gerbang tol. Foto: Dok. Istimewa
Kemudian membiasakan diri melakukan standar operasional pengecekan kondisi truk sebelum dan sesudah perjalanan. Sampai penerapan mengemudi yang benar di jalan.
ADVERTISEMENT
"Ternyata banyak yang salah menghidupkan mesin tanpa duduk di kursi pengemudi, yang benar adalah duduk di kursi, posisi netral, rem tangan aktif, injak kopling, baru start mesin. Lalu dibarengi cek tekanan udara normal dan kondisi lampu hingga wiper," terangnya.