Catat, Ini Risiko Hyundai Palisade Tenggak Solar Murah

6 Agustus 2022 11:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hyundai Palisade facelift. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai Palisade facelift. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Hyundai Palisade facelift yang meluncur beberapa waktu lalu masih pakai dapur pacu lawas. Pabrikan tetap mengandalkan mesin turbo diesel R CRDi 4-silinder dengan e-VGT berkapasitas 2.200 cc.
ADVERTISEMENT
Meski punya kapasitas mesin yang sedikit lebih kecil ketimbang dengan SUV diesel lainnya seperti Toyota Fortuner 2.4 maupun Mitsubishi Pajero Sport 2.4, tetapi di atas kertas tenaga yang mampu dihasilkan lebih besar.
Mesin Palisade mampu menghasilkan tenaga 198 dk pada 3.800 rpm dan torsi puncak 440 Nm pada 1.750-2.750 rpm. Sedangkan Fortuner 2.4 menghasilkan tenaga 147,5 dk pada 3.400 rpm dan torsi 400 Nm di 1.600-2.000 rpm, sementara Pajero Sport 178,5 dk pada 3.500 rpm dan torsi 430 Nm di 2.500 rpm.
Supaya mampu menggelontorkan tenaga yang besar, maka para pemilik mobil berdarah Korea Selatan ini harus memperhatikan kualitas bahan bakarnya, demikian ungkap Techincal Manager Before Service Department Hyundai Motor Indonesia (HMID), Sugiartono.
Mesin diesel Hyundai Palisade facelift. Foto: Sena Pratama/kumparan
“Diesel itu tinggi (rasio kompresi) kalau tidak salah sampai 7+ atau 22 karena dia ada VGT itu yang bisa buat kompresinya naik, belum lagi standar emisi Euro yang semakin tinggi berarti semakin besar angka (rasio kompresi) seperti Euro 4 misalnya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/8).
ADVERTISEMENT
Karena memiliki profil rasio kompresi mesin yang sangat tinggi, mesin diesel Hyundai Palisade diharuskan menenggak solar series dengan angka cetane di atas 51 dan kandungan sulfur di bawah 50 ppm menurut buku pedoman pemilik.
“Kami rekomendasikan seperti itu sesuai mengacu pada buku servisnya. Jadi penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai atau lebih buruk itu jelas akan lebih cepat berdampak merusak mesin,” imbuh Sugiartono.
Kualitas BBM dengn kategori tersebut masih minim di Indonesia. Misalnya Dexlite, cetane number-nya 51 namun kandungan sulfurnya masih tinggi hingga 1200 ppm. Adapun Pertamina Dex, cetane number sudah lebih tinggi di 53, namun kandungan sulfurnya di 300 ppm.
Hyundai Palisade facelift. Foto: Sena Pratama/kumparan
Bila mengikuti rekomendasi dari pabrikan, maka jenis BBM yang cocok adalah solar yang dijual operator asing yakni Shell V-Power Diesel, yang bahkan sudah berstandar Euro 5. cetane number produk ini 51, dan kandungan sulfurnya maksimal 10 ppm.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti yang umum diketahui, ketersediaan solar berkualitas tinggi belum merata di semua daerah. Lalu bagaimana dengan konsumen Palisade yang tinggal atau mungkin berencana melakukan perjalanan jauh ke luar daerah atau wilayah-wilayah pelosok.?
“Jelas pertama kali kami rekomendasikan pakai bahan bakar yang sesuai. Tetapi, kalau memang tidak sesuai, di buku servis juga sudah disebutkan bahwa akan ada perawatan ekstra. Jadi nanti akan ada filter yang diganti lebih cepat, itu semua sudah ada,” terang Sugiartono.
Hyundai Palisade facelift. Foto: Sena Pratama/kumparan
Jika menggunakan bahan bakar sesuai yang direkomendasikan, Sugiartono menambahkan, maka interval penggantian filter solar untuk Palisade biasanya pada periode satu tahun atau setiap 15.000 kilometer.
“Namun, jika menggunakan bahan bakar yang tidak dianjurkan, maka periode penggantian jadi lebih pendek yakni setiap 6 bulan sekali atau kelipatan 5.000-7.000 kilometer,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Selain membuat performa mesin tidak optimal dan menurun, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai anjuran pabrikan dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan komponen pada mesin.
Kerusakan komponen yang diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai tersebut, Sugiartono menyebut tidak akan ditanggung oleh garansi.
***