Catatan dan Tantangan Toyota Indonesia di Masa Pandemi

16 Juni 2020 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diler Auto2000 di Menara Astra Jalan Sudirman. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diler Auto2000 di Menara Astra Jalan Sudirman. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
ADVERTISEMENT
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di beberapa daerah di Indonesia pada Mei 2020, jadi masa-masa sulit terutama buat bisnis otomotif, salah satunya Toyota Astra Motor (TAM).
ADVERTISEMENT
"Toyota achievement bulan mei tahun ini, memang sangat berbeda dibandingkan tahun lalu, selama belakangan ini jadi pelajaran buat kami," tutur Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmy, Senin (15/6).
Nah berikut beberapa catatan-catatan kondisi Toyota Indonesia, menghadapi masa sulit saat pandemi COVID-19 di Mei 2020 kemarin.

Jualan retail merosot dalam

Toyota membukukan penjualan retail Mei 6.727 unit saja. Artinya ada penurunan sampai 78,89 persen, dibanding periode sama tahun lalu, yang bisa mencapai 31.871 unit.
Penjualan retail Toyota Januari-Mei 2020. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri
Begitu juga bila dikomparasi dengan bulan sebelumnya April yang masih berhasil terjual 8.443 unit.
"Kenapa terjadi, selain PSBB sudah menyebar di seluruh indonesia dan di Jakarta sebulan penuh, bulan Mei juga hari kerja lebih sedikit, banyak libur. Jadi situasinya beda dengan April," ucapnya.
ADVERTISEMENT

Takhta merek terlaris

Meski turun dalam, Toyota masih mempertahankan takhta merek terlaris dengan market share di angka 39,37 persen. Total market retail sales pada Mei sendiri di angka 17.083 unit.
Toyota Avanza di GIIAS 2019. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
"Dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan, karena April 8.700-an unit. Namun kami bersyukur meski market berat bisa bertahan di nomor satu," kata Anton.

Jual stok unit yang ada

Penerapan PSBB memaksa pabrikan untuk menyetop produksi sementara, termasuk Toyota dan juga Daihatsu. Sehingga pasokan untuk pasar domestik khususnya menjadi berkurang.
Di bulan kelima, berdasarkan data yang diterima kumparan, distribusi dari pabrik Toyota ke diler hanya berkisar 695 unit saja. Dan pasokan minim juga tampaknya masih terjadi di Juni.
"Buat suplai sendiri di bulan ini belum begitu banyak, karena stok masih mencukupi dari jumlah secara total, dari prediksi penjualan tahun ini," tuturnya.
Toyota Rush 1.5 TRD Sportivo Foto: Aditya Pratama Niagara

Tren SUV menanjak

Ada yang menarik, Anton mengatakan, beberapa model di SUV mengalami peningkatan dari sisi market share, seperti Rush. Meski volumenya menurun, kontribusi jualan Rush di Mei berada di posisi 2 secara total Toyota.
ADVERTISEMENT
"Kami lihat tren SUV sangat baik, khususnya 7-seater, market share-nya 50 persen. padahal kompetisi di SUV meningkat. Ada juga Fortuner yang posisinya cukup baik, di atas 63 persen," ujar Anton.
Bila dahulu Toyota kental dengan nuansa MPV, tapi kini sudah mulai meningkat di SUV. Sehingga bisa memberikan sumbangan untuk memperkuat posisi Toyota di indonesia.
Peluncuran Auto2000 Digiroom, beli mobil cukup #dirumahaja. Foto: dok. Auto2000

SPK dan konsumen prospek media digital naik

Anton mengungkap fakta lainnya, di mana konsumen prospek yang mengakses situs resmi TAM naik, dari sebelum COVID-19 hanya 3.000 calon pembeli, menjadi 12.000 prospek.
"Ada peningkatan cukup tinggi. Bahkan di diler Auto2000 sudah ada yang SPK lewat Digiroom 37 orang. Saya rasa ini akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lalu lewat chatbot TARA, ada peningkatan dari 30.000-an, menjadi 50.000.
New Toyota Calya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Pembeli pertama menurun

Kemudian, data yang berhasil dirangkum pada saat masa pandemi khususnya saat PSBB, pembeli mobil pertama menurun 2 persen sampai 3 persen --kontribusi saat normal di angka 50-55 persen.
Sementara segmen yang masih bertahan yaitu additional buyer, di mana masih punya kekuatan uang. Selain itu ada juga segmen replacement, karena mereka sudah punya modal untuk tukar tambah.
"Jadi memang banyak pembeli di segmen mobil pertama, seperti Toyota Calya, Avanza, juga Agya. Harga Rp 250 juta ke bawah itu pembeli mobil pertama ini mengalami koreksi," ujar Anton.
+++
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
===
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT