Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Guna membuktikannya, kumparan tidak melewatkan kesempatan dari Mazda Indonesia untuk menjajal langsung SUV yang diboyong dari Jepang ini. Daerah Jawa Tengah menjadi arena untuk menguji kemampuan CX-60 yang sebenarnya.
Kami membagi dua etape dengan jarak tempuh lebih kurang 100 kilometer karena perbedaan karakteristik perjalanan dari Semarang pada hari pertama yang mayoritas di dalam perkotaan dan hari kedua yang lebih banyak melalui jalan tol menuju Jakarta.
Impresi berkendara dan performa Mazda CX-60
Sebelum membahas sensasi berkendaranya lebih jauh, pertama kami ingin memberi impresi awal soal posisi duduk CX-60 yang terbilang sangat fleksibel. Anda dapat mengatur tinggi rendah serta dekat jauh untuk kemudi dan tempat duduknya secara elektris.
Atau dapat memanfaatkan fitur Driver Personalization System yang menyesuaikan postur setiap pengemudi untuk posisi berkendara paling ideal secara otomatis pula. Pengaturannya bisa dilakukan melalui head unit 12,3-incinya.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapat posisi duduk yang mantap, langsung saja menyalakan mesin menggunakan push start-stop button keyless system untuk menyalakan mobilnya. Suara mesin tiga ribu liter seketika menyambut dan mari pindahkan tuas transmisi ke posisi D.
Rasanya? Tenaga jantung mekanis E-SkyActiv-G dengan turbo yang bertenaga 280 dk dan torsi 450 Nm terasa halus disalurkan keempat rodanya. Kami cukup suka karena gejala turbo lag termasuk minim pada CX-60 ini.
Begitu pula dengan bobot setir yang kami nilai pas ketika menyesuaikan kecepatan mobil dan akurasi yang membuat pengendalian CX-60, kendati berukuran besar, tetap bisa diajak gesit ketika melakukan selap-selip di jalanan yang cukup sempit.
Ada pilihan modus berkendara yakni Normal, Off-Road, dan Sport. Kami sangat suka dengan mode yang terakhir, begitu di-set tema tampilan layar panel instrumen digitalnya berubah menjadi rona merah. Lalu, sistem juga membuat putaran mesin menjadi tinggi.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, raungan mesin 6-silinder yang memiliki konfigurasi longitudinal alias lurus mulai memanjakan kuping yang ada di dalam kabin. Tentu saja, diikuti dengan responsivitas pedal gas dan tenaga yang lebih besar.
Efeknya, CX-60 sangat asyik diajak melahap jalan menanjak seperti saat kami ke daerah Boyolali. Belum lagi dukungan suspensi yang memiliki karakter agak keras dan fitur Kinematic Posture Control atau KPC agar mobil tetap bisa dikendalikan dengan mudah.
Konsumsi BBM
Konsumsi BBM mungkin bukan menjadi tolok ukur bagi calon atau pengguna SUV yang satu ini. Tapi tidak ada salahnya membuktikan kecanggihan mesin besutan merek asal Hiroshima ini.
Begitu kami tiba di daerah Magelang, setelah 100 kilometer dengan jalan menanjak dan berkelok-kelok serta jalan tol pada awal perjalanan, CX-60 mencatatkan angka konsumsi BBM rata-rata 9,4 km/liter.
ADVERTISEMENT
Lalu pada hari berikutnya menuju ke Jakarta, perjalanan mayoritas melalui rute tol Trans Jawa. Sama dengan hari sebelumnya, kami atur untuk 100 kilometer pertama. Hasilnya, pada layar informasi MID menunjukkan angka 12,3 km/liter.
Catatan kami soal Mazda CX-60
Setelah mencoba selama beberapa hari, rasanya boleh dibilang jika CX-60 benar-benar merepresentasikan filosofi Jinba-Ittai yang paling sempurna pada produk Mazda saat ini. Meski punya dimensi cukup besar, nyatanya mobil ini tetap asyik dikemudikan layaknya sedang membawa mobil ukuran yang lebih kecil.
Belum lagi, desain mewah dan penuh detail buah dari handcrafting para insinyur Mazda membangun CX-60 ini. Sebuah SUV yang dikemas dengan paduan tampilan, kualitas, dan performa premium. Cocok untuk setiap orang yang berada di balik kemudinya.
ADVERTISEMENT
***