news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Catatan Kami Setelah Gas Tipis-tipis Yamaha WR 155 R di Hambalang

20 Agustus 2020 8:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tester dari kumparan sedang menjajal performa motor Yamaha WR 155 di Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
zoom-in-whitePerbesar
Tester dari kumparan sedang menjajal performa motor Yamaha WR 155 di Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
ADVERTISEMENT
Setelah merilis Yamaha WR 155 R pada Desember tahun lalu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengajak kumparan untuk menguji performa motor tersebut di habitat aslinya pada Senin 17 Agustus 2020 kemarin.
ADVERTISEMENT
Rute yang dipilih adalah Jakarta menuju trek off-road Sentul Hambalang Hills, Jawa Barat. Setidaknya ada 18 media termasuk kumparan yang terlibat dalam acara bertema Fun Adventure Touring Kemerdekaan WR 155 R tersebut.
"Tujuannya agar mereka yang belum tahu teknik berkendara, bisa lebih paham. Termasuk memilih kendaraan yang akan digunakan dalam kegiatan ini juga penting. Karena motor yang tepat akan memberikan kepuasan tersendiri dalam berkegiatan seperti ini," kata Manager Public Relation PT YIMM, Anton Widiantoro yang juga ikut langsung dalam kegiatan terabas kali ini.
Peserta touring melakukan upara kemerdekaan RI sebelum riding. Foto: YIMM
Kegiatan diawali dengan melakukan upacara bendera memperingati 75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia serta pemanasan singkat di Yamaha DDS Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kurang lebih jarak perjalanan dari Jakarta hingga ke kawasan Sentul, Jawa Barat berjarak 55 kilometer dengan total trek off-road lebih dari 22 kilometer.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana sensasi mengendarai motor ini di jalan on-road dan off-road? Berikut ini kumparan sajikan penjelasannya.

Desain dan tampilan

Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Pertama-tama kita bahas terlebih dahulu tampilan dan desain dari WR 155 R. Bagi Anda yang familiar dengan WR 250, maka WR 155 R ini hampir bisa dibilang identik. Perbedaan yang paling kentara terletak pada dimensi tubuh dan berat total kendaraan dan beberapa komponen.
Desainnya gahar ala motocross, kemudian untuk bentuk bodinya terlihat kompak. Nah, dari bentuk bodi yang ramping ini memudahkan pengendalian motor dan lebih rigid ketika dijepit oleh paha maupun kaki saat akselerasi.
Bicara tampilan depan, bentuk headlamp-nya minimalis dan masih mengandalkan lampu bohlam konvensional. Oh iya, modelnya lebih eye catchy dibanding WR 250. Sementara untuk bentuk penanda sein mengoval dengan mika warna bening.
Tampilan knalpot dan lampu stop Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Untuk tampilan belakang, desainnya juga terlihat ramping dengan stoplamp minimalis dan bentuk spakbor yang cukup menarik.
ADVERTISEMENT

Posisi berkendara

Posisi duduk di Yamaha WR 155 R Foto: YIMM
Saat pertama kali menduduki jok, impresi pertama kali adalah motor terasa tinggi. Musababnya, WR 155 R punya tinggi jok 880 mm dengan ground clearance 245 mm. Untuk pengendara dengan tinggi postur 160 cm haruslah bersabar, dipastikan telapak kaki tak akan menginjak tanah dengan sempurna.
Saya memiliki postur tinggi 172 cm pun tak bisa menapakkan kaki dengan sempurna. Namun dengan berat badan 75 kilogram membuat suspensi motor langsung turun atau amblas ketika dinaiki, nah ini membuat posisi WR 155 R jadi sedikit lebih rendah.
Tampilan speedometer Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sekarang kita bahas posisi tangan, jenis setangnya punya karakter melebar. Bentuk setang ini membuat saya rileks ketika dipakai berkendara di aspal mulus maupun trek bebatuan. Kenyamanan saat berkendara semakin terbantu berkat posisi footpegs yang sedikit lebih maju dari posisi duduk pengendara.
ADVERTISEMENT
Namun karena bentuk jok yang sedikit kecil dan keras membuat kenyamanan sedikit terganggu. Hal ini sebenarnya lumrah dan memang kerap terjadi di produk motor trail lainnya.

Performa

Menjajal Yamaha WR 155 R di perkotaan. Foto: YIMM
Untuk bagian ini, saya jawab secara detail. Setidaknya saya mendapat kesempatan menjajal langsung WR 155 R di dalam kota dan juga trek off road.
Untuk dapur pacu, Yamaha WR 155 R menggendong mesin SOHC 4-tak dengan 4 klep, berkubikasi 155 cc, pendingin cairan dan pengabut injeksi.
Layout mesin Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Dari data teknis dia punya perbandingan kompresi 11,6:1 dengan tenaga maksimal 16,4 dk pada 10 ribu rpm dan torsi 14,7 Nm pada 6.500 rpm.
Dari klaim Yamaha, selain motor ini punya kemampuan mumpuni di trek off road, WR 155 R juga diklaim nyaman digunakan di jalan perkotaan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tadi sudah dijelaskan, setidaknya saya diberi kesempatan menggeber motor ini di jalur aspal dengan karakter stop and go.
Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Umumnya, motor trail punya napas mesin yang pendek dan bergetar jika sudah di posisi gigi paling atas. Namun, di motor ini hal itu tak terjadi. Rasanya mirip-mirip dengan menaiki Yamaha V-Ixion dan MT15 saja.
Untuk melewati tantangan dalam kondisi perkotaan, jujur WR 155 R cukup nyaman untuk sebuah motor trail. Hal itu dukung pula dengan sistem transmisi 6-percepatan dan sistem pendinginan radiator yang membuat motor ini berbeda dengan kompetitornya.
Namun karena ukuran rasio gigi sudah diubah, motor memang lebih unggul pada putaran awal. Sehingga saat digunakan di jalan yang cukup ekstrem, torsi dari motor ini cepat memuncak. Untuk digunakan dalam kota motor ini menyajikan kenyamanan dan handling yang mirip dengan motor on-road.
Tester dari kumparan sedang menjajal performa motor Yamaha WR 155 di Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Nah, ketika motor dipakai di trek sesungguhnya, respons mesin yang cepat membuat saya semakin asyik menggeber motor ini hingga full throttle. Membuka gas dalam-dalam tak jarang membuat roda belakang ‘slide’ di bebatuan dan jalan berpasir.
ADVERTISEMENT
Melibas tanjakan terjal pun rasanya mudah saja, bahkan sesekali dalam posisi gigi 3 motor ini masih sanggup menanjak.Tenaganya bisa dibilang mengisi sejak putaran bawah hingga tengah. Nah untuk trek off-road, karakter mesin seperti ini yang memang lebih dibutuhkan.
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Perpindahan gigi dari tinggi ke rendah pun terasa smooth. Menurut saya ini jadi kelebihan lain WR 155 R. Karena ketika motor trail diajak ke habitat aslinya dengan trek cukup ekstrem perpindahan gigi yang cepat sangat dibutuhkan untuk memasok tenaga.
Secara performa, Yamaha WR155 cukup bisa diandalkan baik dalam kondisi on road dan tentunya juga off road.

Handling dan suspensi

Menjajal Yamaha WR 155 R di perkotaan. Foto: YIMM
Pertama kita bahas dahulu untuk pemakaian di perkotaan. Ketika motor melaju di jalanan lurus, handling-nya stabil dan ‘nurut’ baik dalam kondisi jalan lancar maupun bermanuver di jalan padat pada kecepatan rendah.
ADVERTISEMENT
Ketika di jalanan aspal, motor ini mampu meredam hentakan karena jalan bergelombang, berlubang, polisi tidur maupun speed trap. Karakter main dan rebound kedua suspensinya diluar ekspektasi saya, ya karakter suspensi depan dan belakangnya terasa empuk, nyaman dan tak liar.
Untuk suspensi WR 155R mengandalkan jenis teleskopik 41 mm pada bagian depan. Sementara untuk suspensi belakang menggunakan jenis monoshock link mono-cross dengan gas, oil dan settingan preload adjuster.
Suspensi depannya terbilang besar dengan travel jarak main hingga 899,1 mm. Nah untuk sensasi handlingnya terasa stabil.
Tester dari kumparan sedang mencoba performa Yamaha WR 155. Foto: YIMM
Meskipun tak menggunakan jenis upsidedown, nyatanya suspensi depan memberikan sensasi yang mengasyikkan. Pun dengan suspensi belakang, ketika melibas trek bebatuan dengan kecepatan tinggi redaman kedua suspensinya bekerja maksimal.
ADVERTISEMENT
Gejala limbung memang terasa ketika menggeber di trek bebatuan, tapi rasanya motor dengan cepat membalikkan posisinya ke awal. Handling yang cukup memuaskan itu dibantu juga oleh sasis semi double cradle yang tak hanya kokoh, namun turut meningkatkan kestabilan berkendara.
Sensasi kaki-kaki yang rigid didukung juga dengan penggunaan velg ukuran belang berbahan alumunium 21 inci pada bagian depan dan 18 inci di bagian belakang. Untuk handling dan suspensi redaman dari motor ini tergolong mengasyikkan. Jujur saja diluar ekspektasi saya.

Sistem pengereman

Tester dari kumparan sedang mencoba performa Yamaha WR 155. Foto: YIMM
Untuk mengimbangi karakter mesinnya, Yamaha WR 155 R dibekali pengereman cakram tunggal pada bagian roda depan maupun belakang. Untuk sistem pengereman depan dibekali dengan kaliper dua piston, sementara untuk bagian belakang menggunakan satu piston dengan ulir cakram bergelombang.
ADVERTISEMENT
Performa remnya saya kategorikan cukup baik. Namun sensasinya tak bisa disamakan dengan motor umum lainnya. Ketika menekan tuas rem dalam-dalam responsnya cepat, tapi karena karakter suspensi yang empuk membuat proses penghentian motor menjadi sedikit lama.
Secara garis besar, dengan motor keadaan standar performa remnya sudah jempolan.

Fitur

Tampilan speedometer Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Untuk yang mencari motor dengan segudang fitur, WR 155 R tak terlalu bisa memanjakan. Namun Yamaha tak tinggal diam, guna mengikuti pasar beberapa fitur pun disematkan, khususnya pada bagian panel instrumen.
Panel instrumennya sudah mengadopsi teknologi digital dengan menyediakan beberapa informasi yang cukup lengkap antara lain, odometer, trip A, trip B, keterangan jam, indikator bahan bakar, dan menariknya ada indikator posisi gigi dan tachometer
ADVERTISEMENT
Pada bagian saklar kanan sudah dibekali dengan fitur engine cut off dan juga tombol hazard pada bagian saklar kiri. Selebihnya adalah teknologi VVA (Variable Valve Actuation).
Teknologi VVA inilah yang bikin tenaga mesin bisa terasa terus mengisi di setiap putaran mesin, dan bisa buat konsumsi BBM lebih irit.

Kesimpulan

Deretan motor test ride Yamaha WR 155 R. Foto: YIMM
Yamaha WR 155 R masih bisa dibilang layak untuk digunakan sebagai motor harian. Bobotnya yang berkisar 134 kilogram dan dimensinya yang tak terlalu mengintimidasi sepertinya cocok bagi Anda yang ingin mencoba motor garuk tanah.
Mengingat transmisinya hingga 6-percepatan tak perlu takut kehilangan 'napas' mesin ketika di jalan raya.
Apalagi untuk tangki BBM terbilang besar bisa menampung 8 liter BBM dalam sekali pengisian penuh.
Yamaha WR 155R meluncur Senin (2/12). Foto: Bangkit Jaya Putra
Kelebihan lainnya adalah penggunaan sistem pendinginan radiator. Ketika dipakai di kondisi macet, suhu dari motor terbilang stabil. Ketika radiator berbunyi pun, suara yang dihasilkan tidaklah berlebihan.
ADVERTISEMENT
Kekurangannya adalah jok yang menurut saya terlalu keras. Saran saya untuk menambahkan busa pada bagian jok sebagai solusi mengurangi rasa pegal ketika motor dipakai dalam durasi yang lama.
Kemudian posisi standar samping yang sulit diturunkan karena penempatan posisi yang terlalu masuk ke dalam. Meskipun sepele, ketika tubuh dalam posisi lelah karena melakukan terabas tentu hal ini menjengkelkan.

Galeri Foto:

Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
tester dari kumparan sedang bersiap menaiki motor. Foto: YIMM
Beberapa awak media sedang melakua test ride Yamaha WR 155R di Hambalang Hills, Jawa Barat, Foto: dok. YIMM
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Peserta sedang menjajal performa motor Yamaha WR 155 di Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Peserta touring sedang mencoba performa Yamaha WR 155. Foto: YIMM
Peserta touring sedang mencoba performa Yamaha WR 155. Foto: YIMM
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Tester dari kumparan sedang menjajal performa motor Yamaha WR 155 di Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Tester dari kumparan sedang mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Para perserta touring sedang beristirahat. Foto: YIMM
Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT