CEO Citroen Thierry Koskas Akui Tengah Studi Mobil Murah di Indonesia

22 Oktober 2024 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Citroen Thierry Koskas. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO Citroen Thierry Koskas. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO Citroen Thierry Koskas menyampaikan strategi ekspansi pasar dan pendekatan produknya supaya diterima di pasar Indonesia. Kuncinya adalah penyesuaian desain dan lokalisasi supaya harganya bisa terjangkau bagi konsumen luas.
ADVERTISEMENT
Ini juga merupakan bagian dari komitmen Citroen untuk menghadirkan solusi mobilitas yang bisa dijangkau semua orang. Dengan model yang berani, unik, dan menjunjung konsep keberlanjutan.
Diler Citroen TB Simatupang, Jakarta Selatan. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Menurut Koskas, mobil Citroen yang dijual untuk pasar Eropa dan Asia, khususnya Indonesia harus memiliki perbedaan dari segi tampilan maupun kelengkapan fitur. Sebab selera pasarnya amat berbeda.
"Kami perlu membuat mobil dan disesuaikan di wilayah tempat kami menjualnya. Karena tentu, misalnya kami mengimpor mobil dari Eropa untuk dijual di Indonesia, kami tahu itu akan menjadi penjualan dengan volume terbatas," terang Koskas saat ditemui di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.
CEO Citroen Thierry Koskas di Paris Motor Show 2024. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Strategi ini telah direalisasi dengan memasarkan Citroen C3 series, baik dalam format mesin konvensional maupun EV. Modelnya di Eropa dan Asia, termasuk Amerika Latin memiliki perbedaan desain maupun fitur.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ini lucu karena terkadang berkebalikan. Misalnya separuh C3 yang kami jual di Eropa tidak memiliki layar sentuh di tengah, karena pelanggan Eropa tidak terlalu tertarik dengan hal itu," ungkapnya.
Citroen C3 versi Eropa. Foto: dok. Stellantis
Menurutnya, menjadi hal penting untuk merancang dan membuat produk yang disesuaikan dengan pasar lokal. Lebih lanjut bukan karena konsumen di Eropa lebih baik dari Asia atau apa pun, namun lebih kepada adaptasi selera.
"Ketika saya mengatakan hal itu kepada jurnalis Brasil, mereka kagum karena tidak pernah terpikirkan untuk menjual mobil tanpa layar tengah, pelanggan mungkin tidak ingin memilikinya," pungkasnya.

Indonesia pasar yang menantang, akui tengah studi mobil murah

Indonesia kata Koskas bukan pasar yang mudah untuk ditaklukkan. Kendati potensi pertumbuhannya besar, pemainnya juga terus berdatangan menawarkan beragam diferensiasi.
Mobil listrik mungil Citroen Ami. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Maka dari itu, sejak comeback ke Indonesia pada akhir 2022, pabrikan memilih untuk realistis supaya brand-nya terlebih dulu dikenal masyarakat luas. Sebagai produk debutan, ada Citroen C3 dan C3 Aircross yang menyasar segmen B dan diklaim sesuai pasar domestik.
ADVERTISEMENT
"Saat memulai penjualan, kami tahu ini sangat menantang, pasarnya sangat kompetitif. Kami tidak memikirkan untuk mencapai penjualan yang besar saat mulai, kami harus bertahan. Kami di Indonesia untuk waktu yang lama, dan terus bersama Indomobil, akan mengembangkan penjualan dan tumbuh secara progresif," terangnya.
Citroen C3 Aircross. Foto: dok. Stellantis
Koskas memahami konsumen Indonesia sensitif terhadap harga. Mobil berbanderol terjangkau jadi salah satu faktor keputusan pembelian. Inilah yang tengah distudi oleh Citroen kata Koskas, menyasar segmen yang lebih luas dengan produk affordable.
"Ya bicara harga tentu sangat menantang. Pertanyaannya adalah bagaimana meng-cover pasar yang ada di bawah. Jadi kami memahami itu. Saya tahu ada permintaan di segmen itu, yang bisa saya katakan itu dalam studi kami," tuntasnya.
ADVERTISEMENT