Cerita Bos PO Sumber Alam Beli Bus Jepang dari Universitas Advent Indonesia

21 Mei 2024 6:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus bekas Hino eks armada antar jemput Univesitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung milik PO Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
zoom-in-whitePerbesar
Bus bekas Hino eks armada antar jemput Univesitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung milik PO Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
ADVERTISEMENT
Bos PO (perusahaan otobus) Sumber Alam, Anthony Steven Hambali baru-baru ini membeli unit bus bekas dari Jepang. Bukan untuk dijadikan armada operasionalnya, melainkan sebagai tambahan koleksi perusahaan bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah itu.
ADVERTISEMENT
"Jadi waktu itu ada iklannya, netizen pada tag saya untuk beli bus itu. Setelah tahu dari media sosial, awalnya sebenarnya tidak berminat karena saya sudah punya beberapa (koleksi bus) restorasi dan sebagainya," buka Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali dihubungi kumparan akhir pekan lalu.
Bus yang dimaksud adalah eks armada milik Universitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung. Tak butuh lama bagi bus tersebut untuk memikat hati Anthony ketika memutuskan melihat langsung di markasnya kala itu.
"Kemudian kebetulan ada acara di Bandung, sekalian tak lihat. Ternyata kok cukup unik, historinya juga bagus. Jadi ya sudahlah buat tambah armada (koleksi)," imbuhnya.
Bus bekas Hino eks armada antar jemput Univesitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung milik PO Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
Anthony bercerita, bus yang menggunakan basis Hino Blue Ribbon buatan tahun 1984 itu sudah melakukan masa baktinya mengantar mahasiswa UNAI dalam kurun 20 tahun terakhir. Sebelum akhirnya ia beli dan sempat mejeng di pameran Buswolrd Southeast Asia 2024 di Jakarta beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Jadi dulu dosen UNAI itu ada teman dari luar negeri sesama dosen, kemudian butuh transportasi minta bantuan ke luar. Kurang tahu dari mana, mereka akhirnya dapat bus bekas angkutan pasukan militer Amerika Serikat selama tugas di Jepang," terangnya.
Diakuinya, kendati sudah lebih dari dua dekade di Indonesia atau telah berusia 40 tahun sejak dilahirkan, bus tersebut dalam kondisi cukup baik dan masih laik jalan. Pihaknya tidak memiliki rencana untuk merombaknya secara total demi menjaga nilai orisinilnya.
"Jadi itu sebenarnya itu bus militer, datang ke Indonesia tahun 2001-an. Untuk busnya sendiri buatan tahun 1984, masuk sini kemudian diurus untuk dijadikan angkutan antar jemput mahasiswa sampai terakhir dibeli," kata Anthony.
Bus bekas Hino eks armada antar jemput Univesitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung milik PO Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
Bus Hino Blue Ribbon sendiri lebih dikenal sebagai armada penumpang atau angkutan umum di Jepang, kebanyakan model ini ditawarkan versi low deck atau lantai rendah karena peruntukannya untuk mobilitas di dalam perkotaan.
ADVERTISEMENT
Namun, khusus bus Hino bekas tersebut, Anthony bilang ada sedikit perbedaan dibanding versi regularnya. Apalagi kalau bukan karena riwayatnya pada masa awal yang bertugas sebagai armada tentara AS di Jepang.
"Kemarin saya juga bertemu dengan (pihak) PO Agra Mas dan ternyata sama. Cuma yang membedakan dari desain joknya, komentar warganet kan bilang itu tempat duduknya tegak seperti tiang bendera. Bukan didesain untuk penumpang, melainkan untuk pasukan," paparnya.
Selain berencana merapikan unitnya, pihaknya juga bakal menjadikan bus klasik itu untuk keperluan lain. Seperti, armada transportasi di lingkungan wisata tertutup atau kebutuhan properti syuting pembuatan filem dan sebagainya.
Bus bekas Hino eks armada antar jemput Univesitas Advent Indonesia (UNAI) Bandung milik PO Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
"Bersih, tertata, dan konstruksinya sangat rapi. Jadi nanti saya mau ajak karoseri untuk lihat untuk dipelajari dari bus itu. Harganya ya seperti yang ditawarkan di media sosial, ya Rp 220 (juta), kita ambil dua unit," sebut Anthony.
ADVERTISEMENT
Sekilas melihat visualnya yang diabadikan dalam bentuk foto, bus tersebut memang terbilang apik dan terawat untuk kadar usianya. Mulai dari lampu-lampu, kaca, wiper, pintu-pintu, bahkan hingga pernak-pernik seperti logo Hino, reflektor, dan papan informasi.
***