Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Jaring Pelindung Kaca yang Jadi Penyelamat Bus-bus Sumatera
23 November 2023 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ada kesamaan umum yang paling jamak ditemui pada bus Sumatera . Ya, jaring besi yang kerap 'nemplok' pada setiap muka armada milik perusahaan otobus (PO) itu ternyata ada cerita asal usulnya.
ADVERTISEMENT
Cucu pendiri PO NPM Angga Vircansa Chairul menjelaskan, komponen tersebut dimaksud untuk melindungi kaca dari lemparan benda oleh orang tak dikenal di jalan raya.
“Adanya jaring pada kaca depan bus itu karena dulu sering ditemui bajing loncat atau kapak merah, ya. Diancam lempar pakai batu, kalau tidak nurut nanti dipecahkan kaca depannya, terus pengemudi pasti susah lihat jalan dan bus oleng, pada saat itu bus dijarah istilahnya," buka Angga ditemui kumparan di Bekasi belum lama ini.
Angga mengaku, komponen tersebut sangat berjasa menyelamatkan aset busnya. Terutama perihal mengganti kaca yang dinilainya tidak murah jika harus sering dilakukan.
“Jaring itu sudah menyelamatkan banyak kaca bus kita istilahnya, ya. Setahun itu kita pernah ganti kaca depan sebanyak 35 pieces dengan harga Rp 4,5 juta sekali pasang," bebernya.
ADVERTISEMENT
Mayoritas penggantian kaca bukan disebabkan karena faktor kecelakaan, melainkan karena insiden pelemparan benda dari oknum tertentu.
“Belum termasuk yang kaca samping juga, kalau pecah kita lakban atau pasang arklik. Karena kadang barang juga engga ready, kan tidak bisa sambil unitnya jalan kalau lem kaca itu belum kering," imbuh Angga.
Kini, menurut pengakuannya sebagian besar bus NPM tak lagi disematkan jaring pelindung tersebut. Keluhan pengemudinya sendiri menjadi salah satu alasannya.
"Tujuan utamanya kan untuk safety sebenarnya, cuma ada keluhan dari pengemudi. Setelah lama dipakai, pengemudi mengeluhkan adanya bayang jaring di kaca itu bahkan waktu pejamkan mata. Soalnya bisa berjam-jam di depan mata jaring besinya itu," tutur Angga.
Alhasil sejak dua tahun lalu, Angga memerintahkan untuk melepas perangkat tersebut dari seluruh armadanya. “Saya khawatirkan kesehatan pengemudi malah terganggu, malah jadi tidak efisien dan tidak aman juga mengemudi seperti itu, kan," katanya lagi.
ADVERTISEMENT
Keterangan pengemudi bus NPM ditemui di tempat yang sama, jaring tersebut juga menyulitkan pandangan ketika bus melewati hujan lebat. Adanya komponen itu juga membuat mata mereka cepat lelah.
"Selain faktor tadi, secara estetika kan kurang bagus ya terkesan seperti bus anti huru hara begitu, lah," terang Angga.
“Modus seperti itu sudah jarang ditemui, ya. Kalau ada pun kebanyakan hanya iseng lempar-lempar batu ke kaca depan, biasanya anak kecil. Misalnya sudah pernah diringkus sama polisi bikin surat pernyataan, tapi ya besok-besok ada aja lagi," pungkasnya.
***