Cerita Kami Jadi Penumpang hingga Sopir Fuso Canter Bus

4 Maret 2024 6:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ora Canter Ora Banter!
Review test drive kali ini agak berbeda, karena biasanya mencoba mobil penumpang biasa, sekarang kumparan akan menceritakan pengalaman sebagai penumpang dan sopir Fuso Canter Bus, sebuah kendaraan angkutan baru yang bermain di segmen small bus.
ADVERTISEMENT
Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor utama kendaraan niaga Fuso di Indonesia, merasa bahwa kendaraannya itu punya banyak keunggulan dibandingkan para kompetitornya. Sehingga cocok menjadi idola baru para pengusaha travel dan pariwisata khususnya.
Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Pertama saya ceritakan dulu impresi awal ketika menjadi penumpang. Bus yang menjadi rival Isuzu Elf Microbus itu punya panjang dimensi hingga 6,5 meter. Makanya kabinnya bisa diisi banyak kursi, hingga 20 orang termasuk pengemudi.
Oh iya sebelum mendetail, bus ini sudah dirancang secara default sedemikian rupa. Artinya apabila ada pesanan, maka akan mendapatkan desain dan bentuk serupa. Dalam hal ini KTB berkolaborasi bersama karoseri Trijaya Union untuk membuatnya.
Interior Fuso Canter Bus Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Total ada 5 pintu. Pada sisi kiri untuk akses penumpang, ada tiga pintu: satu di depan dan dua di tengah. Kursinya dibagi atas enam baris dengan konfigurasi 3-3-4-3-3-4 rata kanan, pada sisi kiri ada 'gangway' buat akses penumpang.
ADVERTISEMENT
Saya duduk di kursi baris ke-4 dekat jendela. Postur saya 171 cm dapat duduk dengan nyaman. Ruang kaki lega bisa selonjor karena kursi depan ada kolongnya, dan ini dapat dimanfaatkan untuk meletakkan tas.
Ruang kepala yang lega di Fuso Canter Bus. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Lebih lanjut ruang kepala, jaraknya sangat jauh ke atap karena menerapkan desain high roof. Sederhananya no issue untuk yang satu ini, selalu berasa lega dan lapang.
Jangan takut kehabisan baterai ponsel pintar, ada port USB yang tersedia di tiap baris pada sisi dinding bus. Beberapa bagian jendela juga punya ventilasi yang dapat dibuka-tutup. Namun relnya menurut saya sedikit mengganggu posisi tangan ketika menumpu di bingkai jendela.
Port USB di Fuso Canter Bus. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Yang bikin nyaman lagi adalah kursi yang bisa diatur secara reclining. Perjalanan jauh dengan sandaran punggung yang bisa direbahkan, akan membuatnya semakin paripurna.
Jok di Fuso Canter Bus dengan pengaturan reclining. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan

Pertama kali nyetir Fuso Canter Bus

Memang bukan dalam rangka membawa penumpang, saya mencobanya dalam sesi test drive singkat di area tertutup, jadi tak perlu dulu bikin SIM B1. Tapi saya cukup puas untuk menjajal pertama kali mengendarainya.
Posisi duduk di Fuso Caanter Bus yang tinggi. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Jok pengemudi dibuat tinggi, sehingga visibilitas ke depan sangat-sangat luas tanpa terhalang dashboard. Setirnya juga dibuat miring mendekati horizontal, sungguh vibes menyetir bus yang sangat kental.
ADVERTISEMENT
Jangan harap ada banyak panel dan indikator njelimet layaknya bus Eropa. Khusus yang satu ini tetap dibuat minimalis dan mengedepankan fungsionalitas dan mudah dipahami banyak orang.
Speedometer Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Tuas transmisi menempel di dashboard dan karena saya baru pertama kali mencobanya, memasukkan giginya terasa belum bisa halus. Butuh tenaga ekstra untuk memindahkannya. "Memang butuh jam terbang, Mas, dan harus terbiasa supaya adaptasi," terang Bambang, pengemudi yang menemani saya test drive.
Posisi gigi satunya ke bawah, beda dengan mobil pada umumnya. Sementara gigi mundur, diposisikan pada lokasi gigi satu mobil. Benar kata Bambang, bila tak terbiasa mungkin akan kagok saat hendak menaikkan gigi.
Yang namanya mobil diesel, sudah barang tentu 'napasnya' pendek-pendek. Pada gigi satu, bus ini bisa ngacir, tarikannya enteng, tapi tak lama, sehingga harus segera pindah ke gigi dua.
Transmisi Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sayangnya karena area terbatas, tak bisa deh merasakan 'kebanteran' Canter yang dielu-elukan para Canter Mania.
ADVERTISEMENT
Namun menariknya dengan trek yang sempit, saya jadi memahami betapa sulitnya memastikan kondisi sekitar hanya sekadar untuk berbalik U-turn. Dimensinya yang panjang, harus punya feeling yang kuat bahwa buritan bus tidak akan berbenturan saat maju-mundur.
Kamera mundur Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hanya saja sebagai 'pemandu' pengemudi, Fuso telah menyematkan kamera mundur yang terintegrasi dengan spion tengah. Cukuplah untuk memantau kondisi belakang. Sepertinya ditambah sensor parkir pada bagian depan dan belakang akan lebih membantu.
Dalam kondisi bawaan pabrik, pada bagian tengah dashboard telah disematkan head unit single din, dengan sambungan ke ponsel pintar. Sudah barang tentu mengemudikan Fuso Canter Bus sambil mendengarkan musik favorit akan lebih menyenangkan.
Head unit Fuso Canter Bus. dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Selebihnya mengenai kemampuan akomodasi bagasi, memanfaatkan ruang pada bagian belakang. Cukup untuk meletakkan kotak seukuran kardus air mineral beberapa tumpuk dan juga tas ransel.
ADVERTISEMENT
Namun menariknya bila masih kurang dan orang yang menumpang tidak full, jok paling belakang bisa dilipat untuk memberikan ekstra ruang. "Dan ini salah satu keunggulan yang kami miliki, kompetitor tidak memilikinya," terang Trainer 3S Training Department PT KTB M. Fata Zulfiqhi.
Ruang bagasi Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Masih kurang? Tenang, ada ruang bagasi tambahan yang lokasinya di sisi kanan buritan bus.
Ruang bagasi Fuso Canter Bus. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Secara spesifikasi, Fuso Canter Bus mengemas mesin diesel common rail Euro 4 dan berkapasitas 3.907 cc. Di atas kertas menjanjikan tenaga 105 dk di 2.500 rpm dan torsi 304 Nm yang didapat pada 1.000-2.500 rpm, serta didistribusi melalui transmisi manual 5-percepatan.