Cerita Kejayaan Bus Tingkat Perum PPD dan DAMRI di Jalanan Indonesia

29 April 2023 8:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus tingkat Leyland di jalanan Jakarta. Foto: dok. Perum PPD
zoom-in-whitePerbesar
Bus tingkat Leyland di jalanan Jakarta. Foto: dok. Perum PPD
ADVERTISEMENT
Bus tingkat atau dikenal double decker umum ditemui di jalanan Indonesia. Baik digunakan sebagai perjalanan dalam kota, maupun jarak jauh antar perkotaan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, bus tingkat pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1960-an. Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) membawanya sebagai jawaban atas permasalahan transportasi umum di Jakarta.
“Bus tingkat yang pertama kali datang adalah Leyland Titan PD3-11. Ini secara utuh datang dari Inggris, sebagai purwarupa bus tingkat di Jakarta tahun 1968. Ini merupakan satu-satunya tipe yang dipreservasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),” buka penggawa Busway Fans Club, Anas Ramadhan saat dihubungi kumparan belum lama ini.
Bus tingkat Leyland di jalanan Jakarta. Foto: dok. TMII
Dikemas dengan mesin berkubikasi 9.784 cc, tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 125 dk. Itu dikombinasikan dengan transmisi manual. Operasionalnya di rute Blok M-Salemba-Pasar Senen dari 1968 hingga 1982.
Tampilannya memang ala bus tingkat di negeri big ben. Secara dimensi, bus ini punya panjang 9 meter hingga lebar 2,5 meter. Bahan yang digunakan adalah fiberglass sehingga bobotnya terbilang ringan, cuma 13 ton.
ADVERTISEMENT
“315 unit Leyland Atlantean AN68, dengan body Duple Metsec buatan Inggris, didatangkan secara bertahap mulai tahun 1980. Ini merupakan bus tingkat kedua yang beroperasi di Jakarta,” terangnya.
Bus tingkat Leyland di jalanan Jakarta. Foto: dok. Perum PPD
Sebanyak 10 unit batch awal merupakan bantuan dari Pemerintah Inggris. Oiya, beberapa unitnya juga ada yang dirakit secara lokal oleh PT Amalgam. Berbeda dengan Leyland, mesinnya sudah ditempatkan di bagian belakang.
Menggunakan mesin berkode O68O Diesel dengan 6 silinder, tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 150 dk. Bus ini punya panjang 10,2 meter dan mampu menampung 106 penumpang. Power steering sudah disematkan untuk memudahkan manuver di jalan.
“Bus ini pernah dilakukan rekondisi oleh PT Senawangi Wisamarta Utama untuk memperpanjang umurnya, dengan donor suku cadang dari Leyland Atlantean dengan tipe yang sama, yang sudah tidak beroperasi di Singapura,” katanya.
Bus tingkat Leyland di jalanan Jakarta. Foto: dok. Perum PPD
Bus ini tak hanya beroperasi di Jakarta. Damri mengoperasikannya di Kota Semarang dan Surabaya sebagai angkutan transportasi perkotaan.
ADVERTISEMENT
Volvo Ailsa B55 dengan 2 axle, berbalut bodi Walter Alexander AV-type ala Skotlandia, menjadi yang ketiga beroperasi di Jakarta. Ini didatangkan secara bertahap mulai tahun 1981 dan dirakit oleh PT Indonesia Swedish Manufacturing Company (ISMAC) di Ancol.
“Bus ini datang sebanyak 320 unit. Oleh karena itu, Indonesia berkontribusi terhadap sepertiga produksi Ailsa di seluruh dunia. Selain dimiliki PPD, bus ini juga dialokasikan untuk Damri seperti Solo, Makassar dan Medan,” urainya.
Bus tingkat Volvo Ailsa B55. Foto: dok. DAMRI
Bermesin diesel TD 70H dengan 6 silinder segaris, berkubikasi 6.730 cc, tenaga yang dihasilkan mencapai 178 dk pada 2.800 rpm. Torsi maksimal 637 Nm di 1.600 rpm. Berkapasitas 109 penumpang, bus ini dilengkapi dua pintu di bagian depan dan tengah.
ADVERTISEMENT
“Ada pula satu unit Volvo Ailsa B55 dengan tiga axle. Bodinya menggunakan Walter Alexander AV-type ala Skotlandia. Ini didatangkan tahun 1982 dan menjadi satu-satunya unit dengan panjang 12 meter,” jelasnya.
Bus tingkat Volvo Ailsa B55. Foto: dok. Istimewa
Karena ukurannya yang besar, bus ini dikenal dengan “Bus Jumbo”. Kapasitas angkutnya juga tak main-main, mencapai 200 orang. Awalnya, Kementerian Perhubungan berencana mendatangkannya sebanyak 200 unit.
Bus ini cukup unik karena merupakan satu dari tiga unit yang diproduksi di dunia. Dua unit lainnya berada di Hongkong,” ucap pria yang akrab dipanggil Anas ini. Mesinnya sama seperti model yang single axle. Hanya berbeda pada ukuran sasisnya saja.
Sayangnya, eksistensi bus tingkat mulai mengalami kemunduran pada tahun 1990-an. Suku cadangnya yang mahal dan jalanan yang semakin padat, makin menyulitkan bus untuk beroperasi.
ADVERTISEMENT