Cerita Lahirnya Jalan Tol Pertama di Indonesia

6 November 2022 6:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tol Jagorawi yang dikelola Jasamarga Metropolitan Tollroad. Foto: Dok. Jasamarga
zoom-in-whitePerbesar
Tol Jagorawi yang dikelola Jasamarga Metropolitan Tollroad. Foto: Dok. Jasamarga
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengira Tol Jakarta Cikampek sebagai jalan tol pertama di Indonesia. Ini tak mengherankan sebab jalan berbayar ini memang menjadi tulang punggung transportasi jalur Pantura sejak dibuka secara resmi pada tahun 1988.
ADVERTISEMENT
Namun, anggapan ini ternyata keliru. Adalah Tol Jagorawi yang memegang predikat sebagai tol pertama dan tertua di Indonesia. Tol ini memulai konstruksinya di tahun 1974.
“Pada tahun 1966, Menteri Pekerjaan Umum Ir. Sutami memiliki rencana untuk membuat jalan bypass dari Jakarta ke Bogor. Saat itu, lalu lintas cukup padat karena tercatat ada sembilan ribu kendaraan per hari melintas dari Jakarta ke Bogor,” buka Ketua Divisi Edukasi dan Pemberdayaan Indonesia Toll Road Watch, Alexander Pratomo saat diwawancarai kumparan belum lama ini.
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (3/5/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Usulan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan membuat studi pembangunan jalan. Estimasi biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 7,6 miliar.
“Sejak orde baru, banyak investor asing yang masuk ke Indonesia terutama Amerika Serikat. Salah satunya adalah investor pabrik semen di Cibinong. Namanya, Kaiser Cement. Nah, dia membuat pabrik jauh dari perkotaan dan membutuhkan akses jalan yang cepat. Akhirnya, dia membantu Indonesia dengan melobi pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan bantuan dana untuk pembangunan jalan tol,” urainya.
ADVERTISEMENT
Lobi pun berhasil. Amerika Serikat memberikan pinjaman sebesar USD 28,6 juta atau sekitar Rp 5,5 miliar (kurs tahun 1974 dengan catatan 1 dollar AS= Rp 195) melalui USAID. Kemudian, Pemerintah Indonesia menambahkan Rp 2 miliar untuk menutup kekurangan dana.
“Itu sebenarnya ada selisih karena yang terpakai dari pinjaman hanya Rp 4,4 miliar. Namun, saya tidak mengetahui kemana selisih itu pergi. Maklum, itu zaman Soeharto,” kata Alexander.
Kendaraan melintas di ruas jalan Tol Jagorawi di Cibubur, Jakarta Timur, Senin (8/6). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Uang itu kemudian diserahkan ke kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai penyertaan modal. Pembangunan pun dimulai pada tahun 1974.
Setelah mendapatkan dana, pembangunan pun dimulai pada 1974. Pemerintah menunjuk kontraktor asing Hyundai Construction Co dari Korea Selatan dengan konsultan supervisi Ammann-Whitney dan Trans Asia Engineering Associates Inc dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Saat dibangun, awalnya itu sebagai jalan biasa. Kemudian, Ir. Sutami memberikan ide agar ini dibangun sebagai jalan berbayar pada tahun 1974. Soeharto pun menyepakati dan akhirnya jadilah jalan tol pertama di Indonesia,” imbuhnya.
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Pembangunannya pun bukan tanpa hambatan. Soeharto dikritik karena dianggap mengesampingkan peran anak bangsa dengan penunjukan kontraktor asing. Namun, Soeharto menegaskan, ada banyak orang Indonesia yang terlibat dalam pembangunannya.
“Saat itu, ada 89 Tenaga Pengendalian Bina Marga Kementerian PUTL (Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik). Kemudian ada 129 tenaga pengawas pekerjaan dan 2.711 pelaksana pekerja yang seluruhnya oleh orang Indonesia. Sisanya ada orang Amerika serikat sebanyak 7 petugas dan 172 dari Korea Selatan,” ucap Alexander.
Ruas pertama Jagorawi dari Jakarta (Cawang)- Cibinong diresmikan pada tahun 1978. Peresmiannya menjadi tonggak jalan tol pertama di Indonesia. Setahun kemudian, ruas Cibinong-Bogor dan Bogor-Ciawi diresmikan.
ADVERTISEMENT