Cerita Riki Operasikan Truk Listrik Fuso eCanter: Nyaman, Gampang, dan Responsif

20 November 2024 7:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses loading muatan ke truk listrik Fuso eCanter milik PT Yusen Logistics Indonesia. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses loading muatan ke truk listrik Fuso eCanter milik PT Yusen Logistics Indonesia. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Siang bolong di langit Kota Tangerang pada Rabu lalu, tak menyurutkan semangat Riki Gunawan untuk mengantarkan orderan pengiriman barang dari Cengkareng menuju Cibitung, menggunakan truk listrik Fuso eCanter.
ADVERTISEMENT
Senyum Riki terpancar lebar kala berada di balik kemudi Fuso eCanter yang dikendarainya. Menurutnya mengemudikan truk listrik menawarkan sejumlah kelebihan yang tak didapatkan di truk konvensional.
"Yang utama nyaman, karena selalu pakai AC rasanya adem jadi enggak perlu lagi bawa handuk (untuk lap muka), karena transmisinya matik lebih gampang operasionalnya," ungkapnya yang telah mengabdi selama 8 tahun di Yusen Logistics Indonesia sebagai driver.
Riki Gunawan, pengemudi truk listrik Fuso eCanter yang dioperasionalkan oleh PT Yusen Logistics Indonesia. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sejumlah fitur yang dimiliki kendaraan niaga setrum itu juga memudahkan Riki dalam aktivitas mobilitas pengiriman barang. Dari hal kecil dulu, mulai power window untuk membuka kaca effortless saat bayar tol atau memberi surat jalan ke petugas.
Panel meter TFT dengan data yang informatif juga memudahkannya membaca informasi kondisi kendaraan yang dibawanya. Semua itu membawa pengalaman baru dalam mengoperasikan truk logistik.
Layar panel meter truk listrik Fuso eCanter saat memulai pengisian daya baterai. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Lebih membantu lagi kata Riki berkat adanya fitur keselamatan aktif di Fuso eCanter, berupa Lane Departure Warning System. Fitur ini biasa ditemukan di mobil untuk memberikan peringatan kepada pengemudi bahwa laju kendaraan telah keluar lajur atau marka.
ADVERTISEMENT
"Jadi misalnya lewat garis jalan tanpa nyalain sein akan bunyi dan ada indikator merah di monitor. Ini ngebantu banget misal pengemudi mungkin ngantuk atau kurang fokus," katanya.
Truk listrik Fuso eCanter. Foto: Trio Witjaksono/kumparan
"Tarikannya juga responsif, bawaannya selalu enteng sekalipun misalnya bawa muatan 2 ton atau lebih, pasti lebih gampang larinya, nyetir juga enggak gampang capek jadinya," tambah Riki.
Proses pengisian daya baterai armada yang dibawanya itu juga tidak merepotkan. Perusahaannya kini memiliki dua fasilitas charging station dedicated yang berada di cabang Cengkareng dan Cibitung.
Truk listrik Fuso eCanter. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kedua lokasi tersebut bisa dibilang point to point atau rute pasti operasional truk listrik mereka. Bila mengacu peta digital jaraknya sekitar 65 kilometer via kombinasi tol pelabuhan dan dalam kota, atau 80 kilometer melalui Jakarta Outer Ring Road atau JORR 2 ke arah Depok tembus Cibitung.
ADVERTISEMENT
Di atas kertas harusnya bisa pulang pergi tanpa isi daya lagi, karena daya tempuh Fuso eCanter yang dioperasikan Yusen Logistics mencapai 140 kilometer dengan muatan GVW (jumlah bobot kendaraan termasuk muatan dan penumpang) 6 ton. Kurang dari itu sudah barang tentu bisa lebih jauh lagi.
Truk listrik Fuso eCanter milik PT Yusen Logistics Indonesia. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Rute regulernya kata Riki memulai perjalanan dari Cengkareng, membawa barang impor untuk dikirim dulu ke pergudangan di Cibitung. Dari sana lanjut ambil barang lagi ke Cikarang untuk diekspor. Nah sebelum balik ke Cengkareng, truk listrik akan singgah ke Cibitung untuk isi daya bila secara jarak tak memenuhi daya tempuhnya.
"Setelah unloading barang di Cibitung itu bisa istirahat dulu, nah pas istirahat itu sambil ngecas. Enaknya di situ enggak perlu repot antre solar, sambil makan sambil ngopi bisa keisi baterainya," ujar Riki.
ADVERTISEMENT