Cermati Tanda-tanda Bus Bermasalah Alami Rem Blong

11 Januari 2025 11:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangkai bus pariwisata bernopol DK 7942 GB ringsek usai terlibat kecelakaan beruntun di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai bus pariwisata bernopol DK 7942 GB ringsek usai terlibat kecelakaan beruntun di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
ADVERTISEMENT
Dampak kecelakaan bus pariwisata Sakhindra Trans dengan pelat nomor DK 7949 GB yang alami rem blong di Kota Baru, Jawa Timur tak hanya menimbulkan kerusakan materil, tetapi juga sampai menelan korban dengan total 14 orang yang mana 4 di antaranya tewas.
ADVERTISEMENT
Bus yang mengangkut rombongan siswa SMK asal Bali itu menabrak 6 mobil dan 10 sepeda motor sepanjang perjalanan 2,3 kilometer dari mulai alami rem blong hingga kendaraan benar-benar berhenti total. Polisi merangkum ada 7 titik lokasi berbeda tabrakan terjadi.
Certified Safety Ride Driving Instructor, Gerry Nasution turut prihatin atas insiden tersebut. Sekaligus mengingatkan bahwa kendaraan besar seperti bus atau truk di Indonesia tidak bisa sepenuhnya dijamin keamanannya.
Gerry bilang, kalau sudah seperti itu pengguna jalan lain harusnya memasang sikap lebih waspada sebelum menjadi korban. Belajar dari kasus tersebut, ia membeberkan kiat ciri-ciri kendaraan yang tengah mengalami masalah teknis seperti rem blong.
Bus pariwisata alami rem blong dan menabrak sejumlah kendaraan di Jalan Diponegoro, Kota Batu, Rabu (8/1/2025). Foto: Dok. Istimewa
"Hal yang bisa diperhatikan adalah kondisi fisik kendaraan. Misalnya, lampu rem sudah menyala terus, tetapi tidak ada tanda kendaraan itu bereaksi melambat atau berhenti. Kemudian dari perilaku berkendara yang janggal," buka Gerry kepada kumparan, Jumat (10/1).
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan kendaraan yang kebetulan ada di depannya? Dirinya menekankan pentingnya melihat sekitar dan penggunaan kaca spion, terutama saat di tengah arus lalu lintas padat hingga kawasan dengan jalanan menurun.
"Penting menggunakan indera penglihatan, pendengaran, bahkan penciuman. Misalnya saat lalu lintas tenang, tiba-tiba ada suara gemuruh di belakang seperti besi beradu dan ada kendaraan melaju cepat serta ugal, itu harusnya sudah bisa menjadi tanda," katanya.
Dengan memeriksa kondisi lingkungan di belakang kendaraan, pengemudi disebutnya akan lebih siap dengan mitigasi penanganannya dan dapat terhindar menjadi korban atau mengurangi risiko dampak kecelakaan dari kendaraan lainnya.
Bangkai bus pariwisata bernopol DK 7942 GB ringsek usai terlibat kecelakaan beruntun di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
"Kalau seperti bus rem blong itu harusnya sopir memberikan tanda bisa dengan klakson atau lampu. Pengendara yang siap akan dengan cepat menangkap tanda-tanda ini dan punya kesempatan lebih banyak untuk menghindari tabrakan," jelas Gerry.
ADVERTISEMENT
Gerry menilai dari rekaman CCTV kecelakaan bus pariwisata maut itu terlihat cukup banyak pengendara lain yang tak sigap menghindar. Ini menurutnya, diakibatkan dari persepsi kebanyakan masyarakat dari kebiasaan gaya berkendara yang tak tertib.
"Mungkin ini ada kaitannya dengan perilaku berkendara, terutama bus ya yang kita sering lihat ngebut atau zig-zag. Jadi terbentuk pandangan kalau hal itu lumrah dan ketika memang terjadi kondisi darurat, masyarakat jadi sukar membedakan," pungkasnya.
***