Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Carscoops, Kementerian Perdagangan China bilang aksi “tindakan anti-dumping” sementara akan mulai berlaku pada Jumat (11/10). China akan menaikkan tarif impor sebesar 30,6 persen sampai 39 persen.
Menurut mereka, tindakan tersebut merupakan respons dari hasil investigasi yang dilakukan China bahwa industri brendi dalam negeri terancam mengalami kerugian besar imbas impor yang dilakukan Eropa.
Sebelumnya, 10 negara di Eropa, termasuk Prancis, Italia dan Polandia menyetujui kenaikan tarif pajak mobil listrik yang masuk ke Eropa. Sementara 12 negara lainnya memilih abstain dan lima negara yang dipimpin Jerman menolak putusan tersebut.
Tarif pajak mobil listrik China yang awalnya hanya 10 persen akan dinaikkan sampai lebih dari 35,5 persen pada 31 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
Selain Eropa, Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama, mereka khawatir produk mobil listrik murah asal China akan menghancurkan produsen mobil Eropa dan Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China merespons tindakan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa tersebut. “China dengan tegas menentang aksi proteksionis yang dilakukan UE karena tidak adil, tidak patuh dan tidak masuk akal,” tegasnya.
Tindakan tersebut, menurut China sebagai aksi melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia. Menurut mereka, tindakan UE dengan memberlakukan tarif tidak akan menyelesaikan masalah apa pun.
Juru bicara tersebut juga melontarkan ancaman bagi negara-negara Eropa. “China akan mengambil semua tindakan untuk melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan China dengan tegas,” ujarnya.
"China sedang mempelajari langkah-langkah seperti menaikkan tarif impor kendaraan berbahan bakar bensin dengan kapasitas besar. Langkah tersebut diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan industri dan perusahaan China,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut, nantinya akan berdampak pada produk-produk otomotif Jerman dan Italia yang dipasarkan di China.