Daimler Akan PHK 10.000 Pekerja, Mercedes-Benz Indonesia Terdampak?

11 Desember 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Mercedes Benz  Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Logo Mercedes Benz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Daimler AG, induk perusahaan otomotif asal Jerman yang juga pemegang merek Mercedes-Benz mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10.000 pekerjanya di seluruh dunia. Langkah tersebut diambil sebagai upaya meningkatkan investasi untuk masuk ke pengembangan mobil berbasis listrik.
ADVERTISEMENT
Saat ini Daimler memang memiliki tenaga kerja secara global hampir 300.000 orang dan fasilitas pabrik di 17 negara. Perusahaan itu dianggap kalah bersaing mengembangkan mobil self-driving dan mobil listrik dengan saingannnya, Audi.
"Pengembangan menuju kendaraan bebas CO2 membutuhkan investasi besar, itulah sebabnya Daimler mengumumkan pada pertengahan November bahwa perusahaan akan meluncurkan program untuk meningkatkan daya saing, inovasi, dan kekuatan investasi," kata pihak Daimler Jerman dilansir dari BBC, Minggu (1/12).
Untuk itu, Daimler berencana mengurangi biaya staf sekitar 1,4 miliar euro pada akhir tahun 2022 dan mengurangi jumlah posisi manajemen di seluruh dunia sebesar 10 persen.
Aktivitas produksi di pabrik Mercedes-Benz Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. Foto: Bagas Putra Riyadhana/kumparan
Menanggapi isu ini, Mercedes-Benz Indonesia mengonfirmasi efek PHK secara global tidak akan terdampak pada tenaga kerjanya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah tidak ada mas, kan kita mau ekspansi, produknya makin banyak tapi masa orangnya dikurangi," kata Hari Arifianto, Deputy Director Marketing Communication PT Marcedes-Benz Distribution Indonesia kepada kumparan, Selasa (11/12).
Soal efisiensi tenaga kerja karena akan masuk ke pengembangan mobil listrik, Hari mengatakan hal tersebut tidak ada kaitannya dengan pengurangan tenaga kerja. Mobil listrik hanya untuk menambah portofolio kendaraan sehingga menambah pilihan lebih banyak pada market.
"Jadi memang mungkin restrukturisasi saja, karena Daimler kan pecah jadi beberapa perusahaan, tadinya hanya Daimler AG, kalau sekarang ada Mercedes-Benz yang fokus passenger car, kemudian di-split lagi ada distribusi dan produksi," ujar Hari.
Ekspansi Mercedes-Benz Indonesia
Aktivitas perakitan di pabrik Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Mercedes-Benz saat ini memang sedang fokus melakukan ekspansi market di Indonesia, khususnya di segmen SUV premium. Terbaru, jenama asal Jerman itu membuka lini perakitan dua SUV, GLC 200 Facelift dan GLE 450 terbaru, di fasilitas pabrik Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Selasa (11/12).
ADVERTISEMENT
Pasar SUV menyumbang kontribusi 27 persen dari total penjualan Mercedes-Benz Indonesia selama Januari hingga November 2019. Sementara Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operation and Product Management PT Mercedes Benz Distribution Indonesia, mengklaim Mercedes-Benz menguasai 45 persen total penjualan SUV premium nasional.
Peluncuran lini perakitan lokal Mercedes-Benz GLC Facelift dan GLE Terbaru di pabrik Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. Foto: Bagas Putra Riyadhana
"Dengan punya fasilitas CKD (completely knocked down), jika ada demand yang lebih dari market kami ada waktu untuk catch up secara produksi agar tidak kehilangan potensi market SUV," kata Kariyanto, Selasa (11/12).
Selain merakit GLC dan GLE, fasilitas pabrik di Bogor tersebut juga merakit komponen CKD untuk model Mercedes-Benz C-Class, E-Class, dan S-Class,. Dalam sehari, pabrik tersebut sedikitnya bisa memproduksi hingga 40 mobil untuk lima varian tersebut.
ADVERTISEMENT