Digempur Corona, Penjualan Toyota Rontok Hampir 70 persen

13 Mei 2020 14:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diler Toyota Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Diler Toyota Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Toyota Astra Motor (TAM) merilis data penjualan pada April 2020, yang mengalami penurunan hampir 70 persen, atau tepatnya di angka 68,27 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan jumlah, pada bulan keempat tahun ini, Agen Pemegang Merek (APM) terbesar di Indonesia tersebut hanya membukukan penjualan 8.443 unit saja.
Penjualan terbanyak model Toyota Avanza 1.897, Rush 1.549, Innova 1.336, Calya 1.304, kemudian diikuti Agya 756.
Sementara pada April tahun lalu, perolehannya bisa mencapai 26.611 unit. Artinya ada 18.168 unit yang kini tak berhasil terserap pasar.
Perbandingan penjualan Toyota Indonesia Januari-April 2019 dan 2020, saat pandemi COVID-19. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmy Suwandi tak menampik penurunan yang dalam tersebut. Apalagi dalam kondisi krisis COVID-19 seperti saat ini.
"Iya (penurunan jauh) karena memang justru di bulan-bulan seperti ini kan situasinya menjelang lebaran. Harusnya salah satu puncak penjualan kami. Jadi bila dibandingkan memang jadi cukup jauh perbedaannya," tuturnya, Selasa (12/5).
Penurunan sebenarnya sudah mulai terasa sejak bulan Maret 2020. TAM hanya berhasil melego 17.787 unit mobilnya, atau turun 35,57 persen dibanding periode sama 2019, yang mencapai 27.608 unit.
Mobil Toyota New Sienta pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Di dalam laporan penjualan per regional yang dirilis Toyota Motor Corporation (TMC) bulan Maret, penurunan penjualan di wilayah Asia salah satunya Indonesia lantaran konsumen yang berkunjung ke diler menyusut, juga operasional diler yang ditutup sementara, karena pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT

Problem COVID-19 sampai pembiayaan

Anton mengungkapkan, setidaknya ada tiga hal yang membuat market mengalami perubahan.
Pertama, faktor corona yang berimbas pada kondisi ekonominya. Jadi orang berhati hati melakukan pembelian. Ini tak cuma mobil, tapi semua produk di mana kini lebih selektif.
Ilustrasi pembelian mobil baru. Foto: dok. Auto
Kedua, meskipun ada yang ingin membeli mobil, leasing kini semakin ketat dan tebang pilih dari sebelumnya. Sehingga tak mudah mendapatkan approval.
Kemudian terakhir, salah satu penyebabnya adalah dibeberapa wilayah adanya pembatasan atau PSBB, yang membuat diler akhirnya banyak yang tutup. Jadi aktivitas orang pun terbatas.
"Ini saya bukan menyalahkan ya. kami tetap mendukung PSBB. Ini yang mengurangi kami untuk interaksi dengan konsumen. Meskipun mekanisme digital sudah banyak, tapi kan baru benar-benar kami kembangkan lebih dalam lagi sekarang," ucap Anton.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.