Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Toyota Astra Motor (TAM) merilis data penjualan pada April 2020, yang mengalami penurunan hampir 70 persen, atau tepatnya di angka 68,27 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan jumlah, pada bulan keempat tahun ini, Agen Pemegang Merek (APM) terbesar di Indonesia tersebut hanya membukukan penjualan 8.443 unit saja.
Penjualan terbanyak model Toyota Avanza 1.897, Rush 1.549, Innova 1.336, Calya 1.304, kemudian diikuti Agya 756.
Sementara pada April tahun lalu, perolehannya bisa mencapai 26.611 unit. Artinya ada 18.168 unit yang kini tak berhasil terserap pasar.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmy Suwandi tak menampik penurunan yang dalam tersebut. Apalagi dalam kondisi krisis COVID-19 seperti saat ini.
"Iya (penurunan jauh) karena memang justru di bulan-bulan seperti ini kan situasinya menjelang lebaran. Harusnya salah satu puncak penjualan kami. Jadi bila dibandingkan memang jadi cukup jauh perbedaannya," tuturnya, Selasa (12/5).
Penurunan sebenarnya sudah mulai terasa sejak bulan Maret 2020. TAM hanya berhasil melego 17.787 unit mobilnya, atau turun 35,57 persen dibanding periode sama 2019, yang mencapai 27.608 unit.
Di dalam laporan penjualan per regional yang dirilis Toyota Motor Corporation (TMC) bulan Maret, penurunan penjualan di wilayah Asia salah satunya Indonesia lantaran konsumen yang berkunjung ke diler menyusut, juga operasional diler yang ditutup sementara, karena pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Problem COVID-19 sampai pembiayaan
Anton mengungkapkan, setidaknya ada tiga hal yang membuat market mengalami perubahan.
Pertama, faktor corona yang berimbas pada kondisi ekonominya. Jadi orang berhati hati melakukan pembelian. Ini tak cuma mobil, tapi semua produk di mana kini lebih selektif.
Kedua, meskipun ada yang ingin membeli mobil, leasing kini semakin ketat dan tebang pilih dari sebelumnya. Sehingga tak mudah mendapatkan approval.
Kemudian terakhir, salah satu penyebabnya adalah dibeberapa wilayah adanya pembatasan atau PSBB, yang membuat diler akhirnya banyak yang tutup. Jadi aktivitas orang pun terbatas.
"Ini saya bukan menyalahkan ya. kami tetap mendukung PSBB . Ini yang mengurangi kami untuk interaksi dengan konsumen. Meskipun mekanisme digital sudah banyak, tapi kan baru benar-benar kami kembangkan lebih dalam lagi sekarang," ucap Anton.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.