Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Beberapa waktu lalu banjir menerjang wilayah Jabodetabek dan sekitarnya karena curah hujan yang tinggi pada malam hari baru, Selasa (31/12) hingga Rabu pagi (1/1). Mobil-mobil warga pun terkena dampaknya, ada yang hanya terendam, hingga hanyut terbawa arus banjir.
Kini, mobil-mobil yang terkena dampak banjir itu berpotensi meramaikan pasar mobil bekas. Lantas, pertimbangan seperti apa yang bisa dilakukan pemilik mobil yang ingin menjual kendaraannya setelah terendam banjir? Lebih baik langsung dijual atau diperbaiki dahulu?
Menurut Bayu Januar, Head of Operation Development Mobil88, perlakuan mobil bekas terendam banjir sama halnya dengan mobil bekas tabrakan. Jika ingin menjualnya, tentu sebaiknya diperbaiki dan dibersihkan dulu.
"Memang secara estetikanya mobil bekas terendam banjir tidak diperbaiki ketika calon pembeli melihat sudah berasa banget kotornya, apeknya, terus noda-noda yang tersisa karena genangan airnya. Jadi kalo abis terendam banjir terus mau dijual lebih baik diperbaiki dulu untuk kenyamanan calon pembeli juga kan," kata Bayu Januar saat dihubungi kumparan, Rabu (8/1).
Namun, menurut Bayu, tingginya biaya perbaikan seringkali membuat pemilik mobil memilih langsung menjual kendaraan roda empatnya.
Sementara untuk estimasi penurunan harga mobil yang pernah terendam banjir, angkanya bisa sampai setengah dari harga jual pasar bekasnya.
"Mungkin bisa sekitar 30-40 persen lebih. tergantung kerusakan juga, misalnya mesin juga terendam atau berapa lama waktunya ketika terendam banjir, jelas lebih besar (penurunannya)," ujar bayu.
Angka penurunan harga tentunya juga tergantung dari demand mobil tersebut. Jika mobil bekas banjir masih banyak diminati dan tinggi permintaannya bisa jadi penurunan harganya hanya sedikit.
Estimasi Perbaikan Mobil Terendam Banjir
Menurut Adjie, Kepala Diller Mobil88 Buaran, Jakarta Timur, minimal biaya perbaikan mobil yang terendam banjir biasanya berkisar Rp 20 juta.
"Rp 20 juta untuk ukuran Avanza. Ini untuk kondisi terendam banjir. Artinya semakin tinggi spek mobil pasti semakin besar biayanya," kata Adjie saat dihubungi kumparan, Rabu (8/1).
Untuk menyiasati tingginya biaya perbaikan, biasanya di-cover dari asuransi. Namun, jika tidak mendapatkan penggantian dari asuransi, jika pembelian skema kredit maka harus pertimbangkan lebih matang saat akan langsung menjual.
"Sebenarnya bisa dihitung kalau beli kredit tapi tidak di-cover asuransi banjir disarankan jika nilai utangnya masih tinggi sebaiknya diperbaiki dulu. Karena Kalau langsung dijual tidak akan dapat harga sesuai pasar," jelasnya.
Pembeli Mobil Bekas Harus Hati-hati
Khusus untuk calon pembeli yang ingin membeli mobil bekas yang terendam banjir harus hati-hati dan teliti. Sebab, sebenarnya mobil bekas yang pernah terendam banjir juga memiliki tanda-tanda meski sudah diperbaiki.
"Pertama, bau interiornya beda, cenderung apek. Lalu, pasti ada karat di bagian tertentu seperti baut, engsel pintu, lantai kabin," kata Adjie.
Bagian-bagian kecil yang seperti lekukan di rel jok juga harus dicek. Biasanya masih ada jejak lumpur di bagian tersebut jika tidak dibersihkan dengan teliti.
"Terus dilihat busa kursinya, biasanya apek dan kalo diduduki langsung ambles. Kalau mobil tahun baru terus joknya ambles kan tidak mungkin ya, kalo ambles bisa dicurigai bekas terendam banjir," pungkasnya.
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan pemilik mobil yang kendaraan terendam banjir dan ingin menjualnya.
1. Pertolongan Pertama
Usai banjir surut, sebaiknya segera pindahkan mobil ke lokasi aman dengan catatan tidak dengan dijalankan. Bisa diderek atau didorong. Lalu, putuskan kelistrikan mobil agar tidak terjadi korsleting.
2. Cek Asuransinya
Asuransi memiliki peran penting saat terjadi kerusakan pada mobil. Salah satunya ketika terendam banjir. "Kalau memang di-cover asuransi, serahkan ke asuransi, tapi kalo tidak, perbaikannya dibersihkan dulu di salon mobil, mesin dan elektrikal (ECU, pengapian, sensor-sensor), dan interior," katanya.
3. Bawa ke Bengkel Resmi
Bengkel-bengkel yang bisa memperbaiki mobil terendam banjir biasanya berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Namun bila biaya yang ditawarkan cukup tinggi, juga bisa mendatangi bengkel swasta yang sudah direkomendasikan.
"Kalo mau ke bengkel biasa, prioritasnya adalah dibersihin dulu mobilnya, dalam arti kata ke salon mobil. Lalu cek mesin dan elektrikal, baru terakhir interior," jelasnya.
Waktu perbaikan pun bisa sampai sebulan. Apalagi jika kerusakan komponen sudah menyasar pada bagian mesin dan elektrikal. Faktor ketersediaan suku cadang juga sangat mempengaruhi.
4. Cek Dokumen
Tak jarang pemilik mobil menaruh surat-surat kendaraannya di laci dasbor, seperti BPKB, policy asuransi, hingga faktur pembelian. Pastikan semuanya aman dari banjir dan lengkap.
5. Transparan dengan Calon Pembeli
Terakhir, sikap penjual dan pemilik mobil kepada calon pembeli juga menentukan. Sebaiknya transparansi kondisi mobil harus diutamakan agar terjadi kepercayaan antara penjual dan calon pembeli.
"Penjual juga harus transparan dengan calon pembelinya, sampaikan jika mobilnya bekas banjir dan jangan takut harganya turun. Sebab, banjir merupakan musibah dan tidak disengaja," tutupnya.