Display Mode, Fitur untuk Cegah Kecelakaan Mobil Listrik di Booth Pameran

3 Oktober 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil MG ZS EV di GIIAS 2023 di ICE BSD. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil MG ZS EV di GIIAS 2023 di ICE BSD. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang tahun ini, setidaknya sudah ada dua insiden melibatkan pengunjung yang tidak sengaja mengoperasikan mobil listrik ketika sedang dipajang. Muncul pertanyaan, apakah kendaraan elektrik tidak aman sebagai barang display pameran?
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih dalam, coba lihat kasus pertama yang terjadi pada pertengahan Maret lalu. Kala itu, sebuah mobil listrik Chery Omoda E5 yang sedang dipajang di Mall of Indonesia Jakarta menabrak salah satu toko yang ada di depannya.
Diketahui, seorang anak disebut tidak sengaja mengoperasikan mobil listrik itu. Tidak ada korban luka dan jiwa dari peristiwa tersebut, PT Chery Sales Indonesia (CSI) sudah menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan.
Kemudian peristiwa kedua terjadi baru-baru ini, tepatnya saat pameran otomotif GIIAS 2024 Bandung yang melibatkan pengunjung di booth MG Motor Indonesia. Mobil listrik MG ZS EV berkelir putih itu mundur dengan cepat dan merusak properti yang ada di lokasi.
Mobil listrik MG ZS EV berwarna putih menabrak booth MG Motor Indonesia di GIIAS 2024 Bandung. Foto: Dok. Derry Arliendo Gunawan
Tidak hanya di Indonesia, kasus serupa juga pernah terjadi di negara lainnya. Di China misalnya, pada helatan Nanjing International New Energy Automobile Exhibition 2024 Maret lalu, seorang pengunjung tertabrak mobil listrik yang sedang dipajang di sana.
ADVERTISEMENT
Pasca investigasi akhirnya diketahui, bahwa mobil listrik yang dipajang tersebut ternyata tidak dalam posisi 'display mode' atau modus pajang. Sebuah fitur yang memang didesain dan dibuat khusus untuk mobil listrik yang akan dipajang atau dipamerkan.
Menurut Pengamat Otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu insiden tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi. Kejadian itu, disebutnya kebanyakan karena masalah human error.
"Ini menunjukkan pentingnya pelatihan yang memadai bagi teknisi dan penjaga booth, agar mereka memahami cara mengaktifkan dan mengoperasikan modus pajang dengan benar pada setiap model mobil listrik yang dipamerkan," kata Yannes kepada kumparan.
Yannes menambahkan, adanya fitur display mode dimaksudkan agar pengalaman konsumen untuk merasakan atau mencoba fitur-fitur mobil listrik yang dipajang bisa tetap dilakukan. Namun, tetap aman karena fungsi pengoperasian kendaraan untuk bergerak dibatasi.
ADVERTISEMENT
"Fitur ini memang dirancang khusus untuk keperluan pameran atau showroom. Idealnya, mobil listrik yang dipamerkan harus diaktifkan dalam mode ini untuk mencegah kecelakaan seperti yang terjadi di GIIAS Bandung," jelasnya.
kumparan pernah menjajal fitur serupa pada salah mobil listrik yang sudah dijual di Indonesia. Pada menu 'display mode', biasanya sistem akan meminta untuk menambahkan password atau kata sandi baru sebelum fitur tersebut bisa digunakan.
Tujuannya saat fitur modus pajang itu tengah aktif, tidak ada seorang pun yang bisa mengubah pengaturan tersebut sebelum memasukkan kata sandi dengan tepat. Setelahnya, fitur-fitur dasar kendaraan di dalam kabin seperti audio atau AC tetap bisa dinyalakan.
Namun ketika dicoba untuk dioperasikan seperti memindahkan tuas transmisi ke posisi D (drive) atau mencoba memadamkan fungsi rem parkir elektrik, mobil tidak merespons dan tetap terkunci di tempatnya.
ADVERTISEMENT
***