Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Driver Ojol soal PSBB: 70 Persen Pendapatan Berkurang, Harus Ada Insentif Harian
7 April 2020 15:45 WIB

ADVERTISEMENT
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB resmi berlaku di Jakarta untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 atau virus corona, Selasa (7/4). Segala kegiatan sosial pun otomatis akan dibatasi, termasuk transportasi ojek online (ojol).
ADVERTISEMENT
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, aktivitas ojol selama PSBB masih diperbolehkan. Namun hanya boleh untuk mengangkut barang, bukan penumpang.
Ketua Presidium Gabungan Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono, mengatakan peraturan tersebut berdampak pada berkurangnya penghasilan harian ojol . Untuk itu, pihaknya menyarankan agar ada insentif harian untuk pengemudi ojol.
"Di pasal 15 kan ojol dilarang bawa penumpang sekarang, artinya saat ini satu penghasilan kami hilang dari fitur membawa penumpang. Jadi kami menginginkan ada kompensasi harian dari pemerintah," kata Igun saat dihubungi kumparan, Selasa (7/4).
Kompensasi harian itu, kata Igun, bisa diberikan pemerintah dalam bentuk bantuan langsung tunai kepada pengemudi ojol. Ini penting karena menurut Igun, sekitar 70 persen penghasilan harian ojol berasal dari layanan penumpang.
ADVERTISEMENT
"Kita hitung saja nilainya sehari bisa rata-rata dapat Rp 200-300 ribu dari mengangkut penumpang, ya kita menginginkan adanya kompensasi sebesar Rp 100 ribu per hari untuk teman-teman ojol," ujarnya.
Insentif dari perusahaan aplikasi
Tidak hanya dari pemerintah, Igun juga menyarankan perusahaan aplikasi seperti Gojek dan Grab memperkecil nilai bagi hasil harian dengan mitranya. Hal ini untuk mengurangi beban harian pengemudi karena penghasilan sudah berkurang.
"Sekarang nilai bagi hasil kami dengan perusahaan aplikasi masih dipotong 20 persen. Untuk saat ini kita minta maksimal 10 persen saja. karena nilai tersebut kalau dilihat pendapatan kami semakin kecil," paparnya.
Lebih lanjut. tandas Igun, perusahaan aplikasi juga harus segera menonaktifkan fitur penumpang di aplikasi. Walaupun PSBB diterapkan, pasti masih ada penumpang yang menggunakan fitur tersebut.
"Penumpang pun masih menggunakan fitur tersebut. kalau tidak diambil, mitra pengemudi yang kena sanksi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk protokol kesehatan pengemudi ojol, Igun mengaku sudah menerbitkannya sejak awal pandemi virus corona merebak. Berikut 15 poin protokol kesehatan untuk pengemudi ojol:
1. Gunakan masker kesehatan atau bedah atau masker seri N-95.
2. Upayakan menggunakan helm SNI berpenutup wajah.
3. Gunakan sarung tangan bersih higienis.
4. Gunakan atribut lengkap tertutup.
5. Tutupi bagian leher dengan buff atau syal.
6. Gunakan sepatu tertutup dan kaos kaki.
7. Upayakan membawa hand sanitizer dan sabun cair mengandung antiseptik.
8. Lindungi keluarga di rumah dengan menyiapkan desinfektan untuk mencuci atribut dan perlengkapan lain.
9. Atribut ojol jangan langsung masuk ke dalam rumah, cuci dengan disinfektan.
10 Upayakan rajin minum vitamin tambahan untuk menambah imunitas.
ADVERTISEMENT
11. Jaga kebersihan makanan dan minuman yang sehat.
12. Rajin cuci tangan dengan sabun cair mengandung antiseptik.
13. Hindari kontak dengan terduga COVID-19.
14. Siapkan plastik atau kantong khusus untuk simpan uang kertas atau logam.
15. Cek kesehatan jika mengalami gejala flu dan batuk.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!