Durasi Maksimal Mengemudi di Jalan Tol Idealnya 3 Jam

8 September 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan melintas di jalan Tol Trans Sumatera, Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (6/5/2022). Foto: Ardiansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan melintas di jalan Tol Trans Sumatera, Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (6/5/2022). Foto: Ardiansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kecelakaan mobil travel dengan sebuah truk di jalan tol KM 375 + 300 Tol Batang-Semarang, Desa Sawangan, Jawa Tengah membuat tujuh orang meninggal dunia. Insiden ini diduga karena sopir yang mengantuk.
ADVERTISEMENT
"Sesampainya di TKP diduga pengemudi Toyota Hiace mengantuk kemudian berjalan oleng ke kiri menabrak body belakang samping kanan truk trailer bernopol L 8835 US yang berjalan searah di depannya di lajur kiri," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudussy, dikutip dari kumparanNEWS.
Hingga kini, polisi masih melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab pasti insiden maut itu. Termasuk dugaan sopir mengantuk atau membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, mengantuk menjadi salah satu penyebab umum kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
Kondisi mobil Toyota Hiace usai tabrak truk trailer di Tol Batang-Semarang, Senin (5/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
“Anggap penyebabnya memang karena ngantuk. Mengantuk saat berkendara disebabkan oleh beberapa faktor, bisa karena kurang tidur, lelah berlebihan, atau karena terlalu lama duduk saat mengemudi,” buka Sony ketika dihubungi kumparan (6/9/2022).
ADVERTISEMENT
Duduk terlalu lama menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar di dalam tubuh, kemudian faktor kebosanan terutama saat melewati jalan tol yang memiliki pandangan yang monoton, sehingga berpotensi terkena highway hypnosis.
“Faktor usia dan penyakit bawaan juga bisa jadi penyebab. Tidak terbiasa membawa kendaraan jarak jauh,” imbuh Sony.
Dirinya menyebut, mengantuk tidak terjadi secara tiba-tiba. Sebagai yang paling paham dengan keadaan diri sendiri, kita diharuskan mengenali gejala-gejala mengantuk ketika sedang berkendara.
Ilustrasi rest area Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Pasti ada gejala atau tanda-tandanya, entah pegal-pegal, ada nyeri, kemudian persepsi jarak mulai kacau, pandangan mata menjadi buram, sampai kecepatan kendaraan melambat dan tidak menentu arahnya,” jelas Sony.
Jika sudah mulai merasakan gejala di atas, Sony mengimbau segera mencari tempat istirahat terdekat.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya agar terangsang indera penglihatan dan penciumannya, kemudian lakukan stretching ringan agar aliran darah dan oksigen lancar selama tiga menit saja,” paparnya.
Sony menilai, idealnya waktu berkendara paling lama adalah tiga jam, terutama di jalan tol. Ia juga melihat, sudah banyak orang melakukan istirahat dengan baik, tetapi belum tentu semuanya dilakukan dengan tepat.
“Misalnya seperti berhenti, ngopi, dan merokok, dianggap sudah istirahat. Istirahat harus maksimal, itu 15 menit, stretching leher, pinggul, tangan, kaki lima menit aja. Kedua syaraf yang perlu dirangsang seperti melihat suasana atau mencium bau tajam dan menyengat,” pungkasnya.
Terakhir, ia mengimbau sebagai penumpang pentingnya untuk mengawasi pengemudi yang membawa kendaraan yang ditumpangi. Apabila ada gerak-gerik yang terlihat tidak beres, segera untuk menegur atau meminta pengemudi tersebut beristirahat terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak boleh percaya 100 persen terhadap pengemudi tersebut. Jadi bagaimana? Paling tidak posisikan duduk yang dapat melihat perilaku pengemudi, seperti dapat melihat kaca yang memperlihatkan mata pengemudi,” tutur Sony.
***