Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Memiliki motor dengan performa tinggi dan bisa melaju cepat jadi impian pengendara roda dua. Tidak sedikit yang berasumsi bahwa penggunaan busi racing pada motor harian akan meningkatkan performa lebih pada kendaraan.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa jadinya jika keadaan mesin masih bawaan pabrik alias standar?
Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Oktaviano menganjurkan bahwa penggantian busi pada sepeda motor harian haruslah sesuai standar dan tidak menggunakan busi yang dirancang untuk balap.
“Enggak layak malahan jadi mubazir, soalnya spek racing jelas punya heat range yang tinggi untuk bisa keluar performa terbaiknya,” kata Diko saat dihubungi kumparan
Motor yang diperuntukan kebutuhan racing dan digunakan lintasan balap memiliki busi khusus. Busi ini dirancang untuk digunakan pada kondisi berat dan beroperasi dengan kompresi yang tinggi dengan suhu mesin, pembakaran, dan getaran yang sangat jauh berbeda dengan mesin motor standar.
Adapun, menggunakan busi racing pada motor harian pun punya efek samping. Di mana, busi mudah berkerak dan otomatis akan mempengaruhi kinerja dari mesin itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Diko menyarankan pemotor untuk rutin mengecek kondisi busi. Idealnya, komponen ini diganti tiap 6.000 km atau bisa dilihat dari bentuk elektroda busi tersebut.
Diko menjelaskan, kondisi busi yang sudah kurang optimal juga memberikan sejumlah dampak dari yang ringan hingga berat. Dampak ringan menggunakan busi yang kurang optimal membuat motor brebet, tidak langsam, kurang responsif dan jika di abaikan resiko paling berat adalah motor mati mendadak dan tidak bisa dihidupkan.