Eksklusif Bos Hankook Indonesia: Prospek Industri Ban Mobil Listrik

28 November 2022 9:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia (HTSI), Yoon Soo Shin di kantor HTSI, Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia (HTSI), Yoon Soo Shin di kantor HTSI, Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia (HTSI), Yoon Soo Shin mengatakan bahwa industri ban mobil listrik memiliki prospek yang cerah. Sesuai dengan perkembangan tren elektrifikasi, industri ini juga mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Sebab Shin mengatakan, kendaraan listrik tidak begitu ideal menggunakan ban konvensional, atau ban yang digunakan pada mobil yang masih menggendong mesin. Ini karena menyangkut komposisi dan bentuk alur ban.
Ban mobil listrik diformulasikan khusus untuk bisa menjangkau jarak tempuh yang jauh. Selain itu, dinding ban juga didesain lebih kuat, lantaran bobot kendaraan listrik lebih berat karena baterai.
Ilustrasi PT Hankook Tire Sales Indonesia (HTSI). Foto: Sena Pratama/kumparan
Sederhananya apabila memaksakan pakai ban konvensional, yang ada benefit efisien pakai kendaraan setrum jadi tidak maksimal. Boros daya, sudah begitu jarak tempuhnya pendek disebabkan hambatan gulir yang besar.
Lalu, berangkat dari tren penggunaan mobil listrik di Indonesia yang perlahan tapi pasti mulai mengalami peningkatan, bagaimana Shin melihat kansnya? Berikut wawancara kumparan dengan Shin.
ADVERTISEMENT

Sebelum bicara lebih jauh soal mobil listrik, bagaimana bisnis Hankook selama pandemi kemarin?

Ini tentu menjadi suatu tantangan tersendiri karena menurunnya permintaan dan banyak perusahaan yang berjuang. Terima kasih kepada kustomer, penjualan kami tidak menurun seiring menurunnya market.
Kami banyak melakukan effort agar penjualan tidak menurun. Ini memberikan pelajaran bagi kami untuk mengevaluasi kinerja penjualan dan servis. Kami mencari jalan untuk bertahan ketika pandemi, hasilnya penurunan tidak begitu banyak di 2020.
Kami punya pabrik di Indonesia, kustomer juga mulai menyadari performa ban kami. Ada segmen yang tumbuh dengan cepat, kami mencoba riset jalur distribusi agar lebih baik

Jadi, bagaimana pandangan Anda soal perkembangan mobil listrik?

EV adalah hal yang baru di masa depan. Datang lebih cepat dari ekspektasi, tidak ada yang ekspektasi bahwa mobil listrik menjadi pemimpin, ini menjadi perhatian kita.
Ilustrasi ban Hankook. Foto: Shutterstock

Di Indonesia khususnya, bagaimana?

Mobil listrik di Indonesia masih lambat tetapi kami percaya di masa depan pasti akan ada. Kami juga mulai akan meluncurkan di masa depan untuk ban mobil listrik. Sekarang, penjualan terbesar di segmen ini di Indonesia adalah model Wuling Air ev yang menggunakan ukuran ban kecil.
ADVERTISEMENT
Ukurannya tidak umum. Apabila ada permintaan market, pasti kami akan pertimbangkan. Mari lihat dulu, segmennya bila tumbuh kami pertimbangkan. Sangat mengejutkan, kami akan memikirkan bagaimana menghadap ini. Tetapi untuk saat ini kami telah menjual ban untuk model Hyundai Ioniq.

Apa bedanya ban mobil listrik dengan model konvensional?

Mobil listrik punya karakteristik yang beda. Full power di awal, tidak ada bunyi dan baterai lebih berat. Tiga karakteristik ini harus dipenuhi oleh mobil. Grip-nya harus bagus, hambatan gulirnya juga harus baik karena kapasitas baterai, bila tidak terpenuhi, akan memengaruhi penggunaan daya di mobil.
Baterai yang berat membutuhkan ban yang kuat. Kami mendesain ban yang gripnya kuat, stiffnes baik, dan didesain khusus untuk meminimalisir suara. Kami juga melakukan instalasi material spesial untuk menyerap suara.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya tidak ada yang peduli dengan suara ban, tapi kami membuatnya karena karakteristik ini. Durabilitas juga jadi perhatian.
Ban mobil listrik Hankook iON. Foto: dok. Hankook

Dengan kata lain, mobil listrik tidak bisa pakai ban konvensional ya?

Akan ada biaya lebih memang dari ban konvensional karena ini menyangkut daya tempuh dan tingkat kekedapan. Apabila menggunakan ban biasa tentu kenyamanannya akan berkurang. Akan lebih nyaman menyetir mobil dengan ban yang lebih baik sesuai spesifikasi kendaraan. Untuk memaksimalkan, paling baik menggunakan ban khusus.
Jadi sangat berbeda karena menggunakan material yang baru.

Bagaimana dengan ban mobil hybrid?

Hybrid juga beda. Setiap segmen akan punya karakteristik yang berbeda, tetap hybrid lebih mirip dengan mobil konvensional.

Hankook saat ini menjual model ban mobil listrik?

Portofolio untuk model mobil listrik terus berevolusi sekarang ini namanya iON, sebelumnya kami pakai Ventus Evo dan Evo EV, jadi tidak ada Ventus lagi.
ADVERTISEMENT
Kami akan menjadi sponsor Formula E tahun depan. Dari sana kami juga akan memulai percobaan yang komprehensif. Saya yakin, 20 tahun kemudian kendaraan listrik akan mendominasi, tinggal bagaimana kita agresif di sektor ini.
Ban mobil listrik Hankook iON. Foto: dok. Hankook

Oke, kalau begitu termasuk juga membuat ban mobil listrik di Indonesia?

Kami punya pabrik di Indonesia, itu untuk ban mobil penumpang. Produksi ban mobil listrik di Hungaria, untuk penjualan memang ada rencana di Indonesia, produksi ke depannya tentu ada kemungkinannya karena pemerintah ingin membuat mobil listrik di sini, ada peluangnya untuk itu.
Ketika ada pasar, permintaan bisa masuk maka Hankook bisa investasi di Indonesia, membagi teknologi. Produksi ban konvensional akan berbeda, karena secara karakteristik menggunakan ban yang tingkat ketahanannya alami.
Ban Hankook Dynapro AT2 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan

Bagaimana dengan produksi ban Hankook di Indonesia?

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pabrik di Indonesia merupakan salah satu basis produksi untuk ekspor. Hanya 9 persen dari total produksi untuk domestik, sisanya ekspor secara global ke Asia Pasifik, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa.
Indonesia merupakan pabrik terbesar ke-4 Hankook di dunia. Pertama Hungaria, Korea Selatan, dan China. Kapasitas produksi kami 9,3 hingga 9,5 juta ban per tahun, produksinya untuk ban kendaraan penumpang dan niaga ringan.
***