Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Eksplorasi Sulawesi Utara dengan Daihatsu Sirion Baru, Ini Plus Minusnya
4 Juli 2022 7:00 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Demi menjawab penasaran akan kemampuan Daihatsu Sirion terbaru yang belum lama diperkenalkan kepada publik tanah air, saya tidak melewatkan kesempatan menjajal city car ini di Manado, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Menawarkan tujuan berbagai destinasi menarik di Minahasa Utara, Tomohon, hingga kota Manado selama tiga hari. Ternyata, new Daihatsu Sirion memberi pengalaman baru untuk sebuah kendaraan ‘anak kota’ ini. Seperti apa?
Begitu tiba di bandara Sam Ratulangi, Manado, saya langsung mendapat kesempatan untuk duduk di belakang kemudi. Bersama dengan tiga awak media lainnya, plus sejumlah barang bawaan yang cukup menyesaki ruang bagasi.
Sebelum jalan, mari ulas dahulu soal posisi mengemudi yang menurut saya menjadi salah satu nilai jualnya. Pertama dari posisi duduk, kursinya selain dapat reclining dan maju mundur, ia juga bisa diatur ketinggiannya.
Pun posisi titik sabuk pengaman yang bisa diatur ketinggiannya menyesuaikan postur pengemudi. Kemudinya, sayangnya hanya bisa melakukan pengaturan tilt. Tetapi, menurut saya ini sudah cukup untuk mengakomodir berbagai postur tubuh orang Indonesia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kontur jok pengemudi dan penumpang depan ini membuatnya enak diduduki dan tidak membuat cepat lelah selama di perjalanan. Oh iya, pengemudi juga kini disapa dengan panel instrumen yang memiliki desain baru serta layar MID berwarna ukuran 4,2-inci.
Sebelum jalan, menyalakan mesin 1.300 cc-nya cukup dengan menekan tombol yang berada di konsol tengah. Mesin berderu halus, injak pedal rem kemudian pindahkan tuas ke D dan saatnya memulai perjalanan menyusuri jalanan di Manado. Jarum kecepatan melewati angka 20 km/jam, kunci pintu otomatis aktif, salah satu fitur baru mobil ini.
Mesin berkode 1NR-VE yang dapat menghasilkan tenaga 94 dk pada 6.000 rpm dan torsi 121 Nm di 4.200 rpm dipadukan dengan transmisi otomatik terbaru berjenis CVT dengan halus melahap berbagai kontur jalan kota Manado yang mayoritas beraspal serta minim kelokan, tetapi tidak sedikit kontur jalan menanjak atau menurun. Garis besarnya, tidak ada kendala pada situasi ini.
ADVERTISEMENT
Tapi ada hal yang cukup membuat saya kagok saat pertama kali memandu Sirion ini yaitu soal remnya. Terasa agak mengganjal, bukannya tidak pakem, tetapi rasanya tidak seperti produk Daihatsu lain pada umumnya. Toh, pada akhirnya saya terbiasa juga.
Kemudinya, selain nyaman digenggam berkat balutan kulit, ia juga cukup responsif dan sigap ketika diajak bermanuver atau selap-selip di tengah situasi jalan padat maupun saat melewati jalan yang memiliki banyak tikungan cukup tajam.
Impresi berkendara
Menyoal pengendaliannya, Sirion termasuk yang minim mengalami gejala limbung. Ini berkat suspensinya yang stiff. Pada kabin belakang gejala limbung sedikit terasa, sandaran bangkunya pun rata jadi kurang nyaman saat situasi seperti itu. Tetapi nilai plusnya, ruang kakinya termasuk lega, nih.
ADVERTISEMENT
Daihatsu mengajak saya beserta para awak media lainnya menuju destinasi wisata seperti Danau Linow, Bukit Tetetana, dan Kebun Aren Tu’ur Masering. Ketiganya menyuguhkan pemandangan indah dan menakjubkan.
Namun, menuju ketiga tempat tersebut bukannya tanpa rintangan, khususnya bagi Sirion yang notabene merupakan mobil city car. Soalnya, jalan yang dilewati tidak seperti saat kami berada di kota Manado.
Selain jalanan beraspal yang banyak kelokan, Sirion juga ‘diajak’ untuk melewati kontur semi offroad seperti jalan bebatuan dan berpasir. Meski punya karakter suspensi yang keras, saya cukup terkesan bagaimana Sirion mampu melewati jalan tersebut tanpa membuat penumpang merasa tidak nyaman. Tidak ada goncangan berarti, tetapi tidak bisa dibilang empuk juga.
Karena destinasi tersebut berada di dataran tinggi, jalanan menanjak dan menurun sudah pasti menjadi makanan selama perjalanan. Rasanya kurang ideal menjajal Sirion pada kondisi jalan seperti ini, tetapi tidak ada salahnya jika mencoba kemampuan lainnya dari mobil ini.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi muatan penuh, secara umum Sirion sebenarnya tidak menemui kendala berarti ketika harus melewati jalan menanjak. Hanya saja, menurut saya karena mesin yang digendong tidak terlalu besar secara kapasitas, membuatnya agak kedodoran ketika ingin melahap tanjakan secara cepat.
Pedal gas lebih banyak nongkrong pada bukaan menengah, ini diikuti oleh putaran mesin yang cukup tinggi, sering bermain di atas 2.000 rpm. Ada beberapa momen mobil ini terasa kurang bertenaga ketika sedang menanjak. Makanya saya mencoba memindahkan tuas pada posisi S.
Modus S ini membuat tarikannya menjadi lebih menggigit, mobil pun terasa lebih sigap dan cepat untuk merangkak naik. Ya, meski itu tidak membuat putaran mesinnya jadi lebih rendah dan tenang. Sampai titik ini, Sirion saya anggap mampu melibas jalanan pegunungan dengan muatan penuh dengan sangat baik.
Enaknya, Sirion juga sudah memiliki fitur Hill Start Assist (HSA). Alhasil, ketika terjadi kemacetan antar rombongan di tanjakan, saya sangat terbantu dengan fitur ini karena tidak perlu khawatir mobil akan langsung mundur ketika kaki hendak pindah ke pedal gas dari pedal rem.
ADVERTISEMENT
Pun saat melewati jalan menurun, utamanya yang memiliki sudut turunan yang cukup tajam. Kombinasi rem dan engine brake sebenarnya sudah cukup memadai. Namun, karena mobil ini sedang dalam muatan yang cukup berat, tak jarang saya memindahkan tuas ke posisi B atau ‘Brake’.
Tak lupa, saya juga turun mencoba beberapa fitur baru yang ada di Sirion ini, seperti konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay yang memanfaatkan dermaga USB tambahan di balik laci penyimpanan depan kemudian dihubungkan ke gawai menggunakan kabel.
Fitur ini jelas sangat membantu dan berguna, terutama untuk anak muda yang dikenal sudah lekat dengan gawai pribadinya. Karena selain dapat memutar musik favorit, keduanya juga dapat menampilkan peta digital dan proyeksi aplikasi pada gawai itu sendiri dengan seamless.
ADVERTISEMENT
Ada juga fitur auto headlamp yang ternyata cukup sensitif, situasi sedikit lebih gelap seperti di bawah pohon rindang atau terowongan, fitur ini akan sigap aktif dan menerangi jalan di depannya. Apalagi saat di tengah hujan lebat, sangat membantu agar tangan tidak selamanya sibuk hanya untuk mengoperasikan tuas lampu.
Catatan
Berlimpah fitur, desain oke, harga sangat kompetitif tidak serta membuat Daihatsu Sirion ini bebas dari hal-hal yang mengganjal.
Pertama yakni soal keputusan Daihatsu yang tidak menyematkan lampu foglamp pada Sirion terbaru ini, padahal model sebelumnya telah memilikinya. Memang, Perodua Myvi yang merupakan kembaran di Malaysia juga sama-sama tidak memiliki foglamp.
Tetapi, paling tidak, Myvi telah dilengkapi dengan lampu DRL LED. Selain meningkatkan tampilan, tentunya juga menambah aspek safety pada siang hari. Sementara Sirion tidak.
ADVERTISEMENT
Banyaknya fitur keselamatan seperti empat airbags, seatbelt 3 titik untuk semua penumpang, ABS+EBD, serta ISOFIX untuk kursi anak, harus sedikit disayangkan karena penumpang tengah baris kedua tidak dapat ‘jatah’ headrest untuk menopang kepala.
Dan yang terakhir tidak adanya fitur keselamatan aktif dari Daihatsu yakni Advanced Safety Assist (ASA) seperti pada Rocky atau pun Xenia, yang tentu saja bisa memberi nilai lebih tidak hanya soal aspek keselamatan, tetapi nilai jual lebih Daihatsu Sirion itu sendiri di kelasnya.
***