Fatal Akibatnya Bila Jarang Ganti Busi

Ilustrasi Busi Foto: Dok. Istimewa

Busi jadi komponen penting pada kendaraan. Fungsinya memercikan api yang dibutuhkan dalam sistem pembakaran ruang mesin.

Percikan api tersebut muncul pada kutub elektroda pusat busi (ujung yang memiliki celah), yang berasal dari energi listrik yang dialiri dari koil dan aki. Namun seiring pemakaian, celah tersebut menjadi renggang.

Umumnya elektroda busi punya celah 0,8 mm dan membutuhkan tegangan 1 volt, maka seiring pemakaian, bisa lebih renggang hingga 1,0 mm dan efeknya butuh voltase yang semakin tinggi.

Ilustrasi Busi Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan

Karena butuh suplai listrik yang lebih besar ini lah, lama-lama menjalar pada kerusakan koil yang beban kerjanya makin berat. Maka dari itu, busi wajib rutin diganti demi menjaga performa dan keawetan sistem kelistrikan.

Apabila abai, terang Juki, penggawa bengkel spesialis motor matik R59 Matic Shop di Ciputat, Tangerang Selatan, bisa mengakibatkan motor susah dinyalakan, tarikan berat, dan konsumsi bensin makin boros.

Ilustrasi Busi Yang Sudah Tidak Layak Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan

"Karena kan pembakarannya enggak sempurna lagi, silinder bisa berkerak, asupan listrik dari aki juga makin gede, lama-lama bikin tekor," terang Juki kepada kumparan, Rabu (28/8).

"Paling sering aja nih, efeknya motor brebet, itu salah satu penyebabnya bisa dari busi yang enggak pernah diganti. Biasanya copot terus amplas kerak hitamnya kan, enggak lama muncul lagi itu (keraknya), malah nambah celah, mending ganti baru," tambahnya lagi.

Bila mengikuti petunjuk buku pedoman servis bawaan pabrikan, maka busi wajib diganti setiap 8.000 km dan harus diperiksa kondisinya setiap 4.000 km. Untuk harga sendiri, busi termasuk komponen fast moving yang terjangkau, normalnya dibanderol mulai dari Rp 13 ribuan tergantung kode dan jenis motor.

Buat penggantiannya pun bisa dilakukan sendiri di rumah, menggunakan kunci busi yang normalnya sudah disediakan berupa tool kit oleh pabrikan.